Mataram (ANTARA) - Kantor Kementerian Agama Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyarankan kepada 650 orang calon haji yang akan diberangkatkan musim haji 2023, agar segera melakukan pemeriksaan kesehatan.

Kepala Seksi (Kasi) Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Mataram H Kasmi di Mataram, Senin, mengatakan, pemeriksaan kesehatan calon haji lebih cepat, semakin bagus.

"Pemeriksaan kesehatan lebih dini, sebagai langkah antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan yang bisa menyebabkan gagal berangkat," katanya.

Karena itu, lanjutnya, dengan melakukan pemeriksaan kesehatan lebih awal, jemaah lebih dini tahu kondisi kesehatan secara medis. Jika ada penyakit yang dinilai darurat bisa segera dilakukan pengobatan.

Selain itu, jemaah juga bisa mendapatkan informasi terkait dengan menjaga kesehatan dengan menerapkan pola makan dan hidup yang sehat.

"Oleh karena itu, kita harapkan jemaah calon haji yang sudah mendapatkan nomor porsi keberangkatan tahun 2023 agar segera melakukan pemeriksaan kesehatan," katanya lagi.

Data Kemenag Kota Mataram menyebutkan, dari 650 calon haji Kota Mataram tahun 2023 yang akan berangkat sebanyak 329 orang diantaranya merupakan jemaah yang sudah melunasi biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) tahun 2020 tapi gagal berangkat karena COVID-19 dan sisanya 321 orang calon haji pada nomor porsi selanjutnya.

"Untuk nama-nama jemaah yang akan diberangkatkan musim haji tahun ini, sudah kami informasikan melalui Kantor Urusan Agama (KUA) masing-masing kecamatan," katanya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr H Usman Hadi sebelumnya, mengatakan, pemeriksaan layanan kesehatan bagi jemaah calon haji dapat dilakukan di 11 Puskesmas se-Kota Mataram secara gratis.

"Pemeriksaan kesehatan jemaah kita dilakukan sebelum berangkat hingga kembali pulang," katanya.

Karenanya, kesehatan jemaah sebelum berangkat akan terus dipantau melalui 11 Puskesmas yang ada di wilayah masing-masing, terutama jemaah dari kalangan lanjut usia (lansia) dan jemaah risiko tinggi.

"Di Puskesmas kita ada tim yang akan melayani calon haji agar bisa beribadah di Tanah Suci secara maksimal. Setelah pulang, kita juga tetap pantau selama 14 hari untuk memastikan jemaah benar-benar sehat," katanya.

 

Pewarta : Nirkomala
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024