Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyalurkan lebih dari 15 juta eksemplar buku bacaan bermutu pada tahun lalu kepada PAUD dan SD dalam rangka meningkatkan literasi anak Indonesia.
“Literasi menjadi salah satu episode dalam Merdeka Belajar yang diluncurkan pada bulan Februari lalu, yaitu Merdeka Belajar Episode ke-23: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia,” kata Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim di Jakarta, Jumat.
Penyaluran buku tersebut masuk dalam program Merdeka Belajar Episode ke-23 yang bertajuk Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia. Program tersebut berfokus pada pengiriman buku bacaan bermutu untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD).
Selain penyaluran buku, Kemendikbudristek juga melakukan pelatihan dan pendampingan untuk lebih dari 20 ribu PAUD dan SD yang paling membutuhkan di Indonesia. Nadiem menuturkan dari buku-buku bacaan bermutu tersebut saat ini pemanfaatannya telah dirasakan di beberapa daerah seperti dari SD Tefila Rote-Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan SDN 7 Kesiman, Denpasar.
“Anak-anak SD Tefila Rote-Ndao memanfaatkan buku untuk kegiatan membaca mandiri. SDN 7 Kesiman memanfaatkan proyektor dan platform digital untuk menggantikan big book,” ujarnya.
Upaya meningkatkan literasi melalui pendistribusian buku ini pun diapresiasi oleh Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian yang menilai ketersediaan buku-buku berkualitas merupakan langkah tepat yang ditunggu masyarakat. “Saya sempat mengecek website, mudah diakses. Bukunya keren-keren, visualisasinya menarik anak-anak, temanya juga menarik termasuk di dalamnya sudah ada isu kesehatan dan kebencanaan. Saya salut dengan kebijakan literasi ini,” jelas Hetifah.
Baca juga: Pupuk Indonesia luncurkan buku wastra nusantara
Baca juga: Nutricia hadirkan buku resep khusus untuk anak
Hal senada disampaikan oleh Anggota Komisi X DPR RI Zainuddin Maliki yakni perubahan literasi akan lebih efektif jika disertai dengan buku bacaan bermutu. “Kemampuan membaca dan mendengar anak-anak akan lebih efektif jika disertai buku bacaan bermutu. Semoga kebijakan ini dapat dinikmati oleh para pegiat literasi,” kata Zainuddin.
Tak hanya Hetifah dan Zainuddin, Anggota Komisi X DPR RI Eva Stevanny Rataba turut mengapresiasi upaya Kemendikbudristek mengeluarkan kebijakan Merdeka Belajar Episode ke-23. Terlebih lagi, Kemendikbudristek juga memulai program ini dengan melakukan kajian kesenjangan literasi di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) sekaligus intervensi khusus dalam Asesmen Nasional (AN) untuk pemilihan buku yang sesuai minat siswa. “Kami sangat apresiasi upaya Kemendikbudristek terkait buku bacaan dalam program literasi,” tegas Eva
“Literasi menjadi salah satu episode dalam Merdeka Belajar yang diluncurkan pada bulan Februari lalu, yaitu Merdeka Belajar Episode ke-23: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia,” kata Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim di Jakarta, Jumat.
Penyaluran buku tersebut masuk dalam program Merdeka Belajar Episode ke-23 yang bertajuk Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia. Program tersebut berfokus pada pengiriman buku bacaan bermutu untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD).
Selain penyaluran buku, Kemendikbudristek juga melakukan pelatihan dan pendampingan untuk lebih dari 20 ribu PAUD dan SD yang paling membutuhkan di Indonesia. Nadiem menuturkan dari buku-buku bacaan bermutu tersebut saat ini pemanfaatannya telah dirasakan di beberapa daerah seperti dari SD Tefila Rote-Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan SDN 7 Kesiman, Denpasar.
“Anak-anak SD Tefila Rote-Ndao memanfaatkan buku untuk kegiatan membaca mandiri. SDN 7 Kesiman memanfaatkan proyektor dan platform digital untuk menggantikan big book,” ujarnya.
Upaya meningkatkan literasi melalui pendistribusian buku ini pun diapresiasi oleh Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian yang menilai ketersediaan buku-buku berkualitas merupakan langkah tepat yang ditunggu masyarakat. “Saya sempat mengecek website, mudah diakses. Bukunya keren-keren, visualisasinya menarik anak-anak, temanya juga menarik termasuk di dalamnya sudah ada isu kesehatan dan kebencanaan. Saya salut dengan kebijakan literasi ini,” jelas Hetifah.
Baca juga: Pupuk Indonesia luncurkan buku wastra nusantara
Baca juga: Nutricia hadirkan buku resep khusus untuk anak
Hal senada disampaikan oleh Anggota Komisi X DPR RI Zainuddin Maliki yakni perubahan literasi akan lebih efektif jika disertai dengan buku bacaan bermutu. “Kemampuan membaca dan mendengar anak-anak akan lebih efektif jika disertai buku bacaan bermutu. Semoga kebijakan ini dapat dinikmati oleh para pegiat literasi,” kata Zainuddin.
Tak hanya Hetifah dan Zainuddin, Anggota Komisi X DPR RI Eva Stevanny Rataba turut mengapresiasi upaya Kemendikbudristek mengeluarkan kebijakan Merdeka Belajar Episode ke-23. Terlebih lagi, Kemendikbudristek juga memulai program ini dengan melakukan kajian kesenjangan literasi di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) sekaligus intervensi khusus dalam Asesmen Nasional (AN) untuk pemilihan buku yang sesuai minat siswa. “Kami sangat apresiasi upaya Kemendikbudristek terkait buku bacaan dalam program literasi,” tegas Eva