Denpasar (ANTARA) - Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Bali Made Muliawan Arya menggaungkan pentingnya semangat toleransi dan kerukunan antar-umat beragama di tengah berbagai isu yang berpotensi memecah-belah persatuan bangsa.
"Apalagi saat ini banyak isu-isu yang bisa memecah-belah bangsa. Makanya kita selaku tokoh masyarakat tetap menjalankan silaturahmi, saling menghormati dan menghargai," kata pria yang akrab disapa De Gadjah itu di Kuta, Badung, Jumat (31/3) malam.
De Gadjah dalam acara bertajuk Buka Bersama dan Silaturahmi Relawan De Gadjah Muslim itu menyampaikan salah satu upaya menjalin silahturahmi dengan acara buka puasa bersama tersebut.
Kegiatan serupa, ujar dia, akan dilakukan secara berkala selama Bulan Suci Ramadhan. "Kami akan lakukan beberapa kali, karena relawan kita banyak ada ribuan, biar dapat semua, semua kebagian," ucap pria yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar ini.
De Gadjah pun menceritakan pengalaman masa kecilnya di Denpasar, di Ibu Kota Provinsi Bali itu, yang hidup dalam lingkungan heterogen, bersama warga dari berbagai suku dan agama. "Kita diajari oleh orang tua dan guru di sekolah untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Dari kecil kita biasa hidup di lingkungan yang heterogen," ujarnya.
Selain itu juga biasa bermain ke sawah, memancing, hingga bermain layang-layang bersama-sama teman Muslim, Kristen, Hindu, Suku Jawa, Bali, dan suku lainnya. "Karena dididik secara natural sejak kecil, sikap toleransi itu dilakukannya hingga saat ini," kata De Gadjah.
Agung Afif, salah satu peserta acara mengatakan menyambut baik kegiatan buka puasa bersama yang diikuti oleh umat Muslim dan non-Muslim di salah satu restoran di kawasan wisata Kuta itu.
"Kegiatan Relawan De Gadjah ini merangkul umat Muslim di Bali khususnya di wilayah Kuta. Saya sendiri sebagai umat Muslim merasa aman dan nyaman. Saya berasal dari Sumatera Barat berbisnis di sini, merasakan Bali merupakan tempat yang aman untuk beribadah, tidak ada yang mengganggu," ujarnya.
Baca juga: Prabowo-Surya Paloh sepakat saling hormati arah politik
Baca juga: Ketum Gerindra : Putusan PN Jakpus soal tunda Pemilu tak masuk akal
Bali, menurut dia, merupakan jendela dunia dan jantung pariwisata Indonesia. Oleh karena itu, kerukunan antar-umat beragama harus selalu dijaga agar Bali tetap menjadi destinasi wisata yang aman dan nyaman. "Semoga dengan terjaga-nya kerukunan antar-umat beragama, Bali bisa menjadi lebih maju lagi pariwisata nya," kata Agung berharap.
"Apalagi saat ini banyak isu-isu yang bisa memecah-belah bangsa. Makanya kita selaku tokoh masyarakat tetap menjalankan silaturahmi, saling menghormati dan menghargai," kata pria yang akrab disapa De Gadjah itu di Kuta, Badung, Jumat (31/3) malam.
De Gadjah dalam acara bertajuk Buka Bersama dan Silaturahmi Relawan De Gadjah Muslim itu menyampaikan salah satu upaya menjalin silahturahmi dengan acara buka puasa bersama tersebut.
Kegiatan serupa, ujar dia, akan dilakukan secara berkala selama Bulan Suci Ramadhan. "Kami akan lakukan beberapa kali, karena relawan kita banyak ada ribuan, biar dapat semua, semua kebagian," ucap pria yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar ini.
De Gadjah pun menceritakan pengalaman masa kecilnya di Denpasar, di Ibu Kota Provinsi Bali itu, yang hidup dalam lingkungan heterogen, bersama warga dari berbagai suku dan agama. "Kita diajari oleh orang tua dan guru di sekolah untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Dari kecil kita biasa hidup di lingkungan yang heterogen," ujarnya.
Selain itu juga biasa bermain ke sawah, memancing, hingga bermain layang-layang bersama-sama teman Muslim, Kristen, Hindu, Suku Jawa, Bali, dan suku lainnya. "Karena dididik secara natural sejak kecil, sikap toleransi itu dilakukannya hingga saat ini," kata De Gadjah.
Agung Afif, salah satu peserta acara mengatakan menyambut baik kegiatan buka puasa bersama yang diikuti oleh umat Muslim dan non-Muslim di salah satu restoran di kawasan wisata Kuta itu.
"Kegiatan Relawan De Gadjah ini merangkul umat Muslim di Bali khususnya di wilayah Kuta. Saya sendiri sebagai umat Muslim merasa aman dan nyaman. Saya berasal dari Sumatera Barat berbisnis di sini, merasakan Bali merupakan tempat yang aman untuk beribadah, tidak ada yang mengganggu," ujarnya.
Baca juga: Prabowo-Surya Paloh sepakat saling hormati arah politik
Baca juga: Ketum Gerindra : Putusan PN Jakpus soal tunda Pemilu tak masuk akal
Bali, menurut dia, merupakan jendela dunia dan jantung pariwisata Indonesia. Oleh karena itu, kerukunan antar-umat beragama harus selalu dijaga agar Bali tetap menjadi destinasi wisata yang aman dan nyaman. "Semoga dengan terjaga-nya kerukunan antar-umat beragama, Bali bisa menjadi lebih maju lagi pariwisata nya," kata Agung berharap.