Badung (ANTARA) - Basarnas Bali mulai menyiagakan personel di titik rawan kecelakaan dan bencana selama 20 hari khusus untuk menyambut musim Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah.
Kepala Basarnas Bali Gede Darmada saat apel siaga khusus Lebaran di Kabupaten Badung, Kamis, menyampaikan arahannya agar para personel mewaspadai salah satunya titik simpul kemacetan lalu lintas, sebagai upaya mendeteksi apabila terjadi kedaruratan luar biasa yang menimpa pemudik.
"Tempatkan kapal atau alat air di lokasi-lokasi strategis di pelabuhan-pelabuhan penyeberangan, dan bekerja sama aktif dengan otoritas pelabuhan mensosialisasikan dan memonitor keselamatan penumpang kapal," kata dia.
Titik rawan lainnya, sambungnya, adalah lokasi pariwisata dan keramaian, terutama wisata bahari atau air, sehingga Darmada meminta untuk rutin dilakukan patroli dan pemantauan di sana. Adapun jumlah tim Basarnas Bali yang bersiaga selama rangkaian Idul Fitri itu adalah 135 orang, di mana Darmada minta seluruhnya untuk menjaga profesionalisme dan sinergi yang baik dengan seluruh Potensi SAR dalam melaksanakan siaga SAR khusus, serta mengutamakan kesehatan dan keselamatan.
Tim SAR yang dibentuk khusus Lebaran ini akan beroperasi dari 13 April-3 Mei 2023, hal yang melatarbelakangi pembentukan giat ini adalah prediksi adanya peningkatan aktivitas masyarakat terutama perjalanan mudik.
"Pada tahun ini diperkirakan terdapat 123,8 juta warga masyarakat yang akan melaksanakan perjalanan mudik ke kampung halaman dengan moda transportasi darat, laut, dan udara. Jumlah pemudik ini meningkat sebesar 44,79 persen dibanding lebaran pada tahun sebelumnya," ujar Darmada.
Baca juga: Basarnas mencari tiga korban kebakaran kapal BBM Pertamina di laut Lombok
Baca juga: Satu warga Buton Utara meninggal diduga diterkam buaya
Untuk puncak arus mudik diprediksi akan terjadi pada 19-21 April 2023, dan puncak arus balik tahap pertama diperkirakan pada 24–25 April 2023, dan tahap kedua pada 30 April–1 Mei 2023. Selain itu, prakiraan BMKG juga menunjukkan masih terjadinya curah hujan dan gelombang tinggi di sejumlah wilayah Indonesia. Kondisi ini dapat memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor dan angin kencang di sepanjang rute mudik.
Dengan adanya faktor-faktor yang berpotensi membahayakan jiwa ini, maka selama rangkaian lebaran Basarnas Bali menempatkan personel dan alut di lokasi rawan dengan tetap bekerja sama dengan instansi terkait.
Kepala Basarnas Bali Gede Darmada saat apel siaga khusus Lebaran di Kabupaten Badung, Kamis, menyampaikan arahannya agar para personel mewaspadai salah satunya titik simpul kemacetan lalu lintas, sebagai upaya mendeteksi apabila terjadi kedaruratan luar biasa yang menimpa pemudik.
"Tempatkan kapal atau alat air di lokasi-lokasi strategis di pelabuhan-pelabuhan penyeberangan, dan bekerja sama aktif dengan otoritas pelabuhan mensosialisasikan dan memonitor keselamatan penumpang kapal," kata dia.
Titik rawan lainnya, sambungnya, adalah lokasi pariwisata dan keramaian, terutama wisata bahari atau air, sehingga Darmada meminta untuk rutin dilakukan patroli dan pemantauan di sana. Adapun jumlah tim Basarnas Bali yang bersiaga selama rangkaian Idul Fitri itu adalah 135 orang, di mana Darmada minta seluruhnya untuk menjaga profesionalisme dan sinergi yang baik dengan seluruh Potensi SAR dalam melaksanakan siaga SAR khusus, serta mengutamakan kesehatan dan keselamatan.
Tim SAR yang dibentuk khusus Lebaran ini akan beroperasi dari 13 April-3 Mei 2023, hal yang melatarbelakangi pembentukan giat ini adalah prediksi adanya peningkatan aktivitas masyarakat terutama perjalanan mudik.
"Pada tahun ini diperkirakan terdapat 123,8 juta warga masyarakat yang akan melaksanakan perjalanan mudik ke kampung halaman dengan moda transportasi darat, laut, dan udara. Jumlah pemudik ini meningkat sebesar 44,79 persen dibanding lebaran pada tahun sebelumnya," ujar Darmada.
Baca juga: Basarnas mencari tiga korban kebakaran kapal BBM Pertamina di laut Lombok
Baca juga: Satu warga Buton Utara meninggal diduga diterkam buaya
Untuk puncak arus mudik diprediksi akan terjadi pada 19-21 April 2023, dan puncak arus balik tahap pertama diperkirakan pada 24–25 April 2023, dan tahap kedua pada 30 April–1 Mei 2023. Selain itu, prakiraan BMKG juga menunjukkan masih terjadinya curah hujan dan gelombang tinggi di sejumlah wilayah Indonesia. Kondisi ini dapat memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor dan angin kencang di sepanjang rute mudik.
Dengan adanya faktor-faktor yang berpotensi membahayakan jiwa ini, maka selama rangkaian lebaran Basarnas Bali menempatkan personel dan alut di lokasi rawan dengan tetap bekerja sama dengan instansi terkait.