Moskow (ANTARA) - Kasus varian baru virus corona yang disebut Arcturus muncul di Rusia, menurut pengawas sanitasi Rusia Rospotrebnadzor pada Selasa (18/4).
Menurutnya, penyakit yang disebabkan varian tersebut biasanya memiliki gejala ringan.
"(Otoritas) daerah telah diberitahu tentang subvarian virus corona XBB 1.16 (Arcturus). Urutan genetik awal yang dikaitkan dengan subvarian ini, yang terdeteksi di India, telah dimasukkan ke dalam basis data VGARus," katanya.
Menurut data awal, Arcturus mungkin lebih menular tetapi tidak terlalu patogen, yang artinya penyakit tersebut bergejala ringan, katanya seraya menambahkan bahwa tidak ada pembatasan epidemiologis yang diperlukan.
Menurut Rospotrebnadzor, insidensi kasus COVID-19 turun 14 persen dari pekan lalu dan berjumlah 49.500 kasus. "Varian Omicron masih dominan," katanya.
Baca juga: Surveilans genomik digencarkan hingga kabupaten dan kota
Insidensi kasus flu dan penyakit virus pernapasan akut di Rusia turun 1,3 persen pada pekan ke-15 tahun ini dibanding dengan tujuh hari sebelumnya, dengan 643.000 kasus lebih dilaporkan.
"Influenza menyumbang 30 persen kasus," katanya.
Sumber: TASS
Menurutnya, penyakit yang disebabkan varian tersebut biasanya memiliki gejala ringan.
"(Otoritas) daerah telah diberitahu tentang subvarian virus corona XBB 1.16 (Arcturus). Urutan genetik awal yang dikaitkan dengan subvarian ini, yang terdeteksi di India, telah dimasukkan ke dalam basis data VGARus," katanya.
Menurut data awal, Arcturus mungkin lebih menular tetapi tidak terlalu patogen, yang artinya penyakit tersebut bergejala ringan, katanya seraya menambahkan bahwa tidak ada pembatasan epidemiologis yang diperlukan.
Menurut Rospotrebnadzor, insidensi kasus COVID-19 turun 14 persen dari pekan lalu dan berjumlah 49.500 kasus. "Varian Omicron masih dominan," katanya.
Baca juga: Surveilans genomik digencarkan hingga kabupaten dan kota
Insidensi kasus flu dan penyakit virus pernapasan akut di Rusia turun 1,3 persen pada pekan ke-15 tahun ini dibanding dengan tujuh hari sebelumnya, dengan 643.000 kasus lebih dilaporkan.
"Influenza menyumbang 30 persen kasus," katanya.
Sumber: TASS