Mataram (ANTARA) - Kepolisian Resor Kota (Polresta) Mataram, Nusa Tenggara Barat menyiapkan strategi keamanan masyarakat dalam agenda perayaan "Lebaran Topat" yang akan berlangsung, Sabtu (29/4).
Kepala Polresta (Kapolresta) Mataram Kombes Pol. Mustofa di Mataram, Rabu, mengatakan bahwa dalam perayaan tradisi masyarakat suku Sasak yang berlangsung sepekan setelah Hari Raya Idul Fitri tersebut, pihak kepolisian mengantisipasi segala bentuk gangguan keamanan.
"Mulai dari aksi pencurian, kemacetan kendaraan, maupun korban tenggelam di laut," ucap Mustofa.
Baca juga: "Lebaran Topat" di Lombok pada 29 April: ini asal usulnya
Dia pun menyampaikan gangguan keamanan tersebut berpotensi terjadi di kawasan wisata yang kerap menjadi tujuan masyarakat Suku Sasak dalam merayakan "Lebaran Topat".
"Jadi, biasanya, selesai ziarah makam, masyarakat langsung berbondong-bondong ke tempat wisata. Seperti di Makam Loang Baloq yang dekat dengan Pantai Gading dan Pantai Mapak," ujarnya.
Dengan memetakan tujuan pelesir masyarakat pada momentum "Lebaran Topat", Mustofa mulai hari ini mengerahkan personel dari Satuan Pembinaan Masyarakat (Satbinmas) Polresta Mataram untuk menyambangi kawasan wisata.
Dia pun memberikan amanah kepada personel untuk mengingatkan masyarakat secara intensif, baik pengunjung maupun pengelola objek wisata untuk saling menjaga agar situasi keamanan tetap kondusif.
"Seperti pengaturan lahan parkir kendaraan, lokasinya harus diatur dengan baik, jangan sampai mengganggu arus lalu lintas yang berada di jalan raya," ucapnya.
Begitu juga masyarakat pengunjung terhadap barang bawaan. Mustofa berharap hal itu menjadi perhatian masyarakat yang berpelesir.
"Perhatian juga kami harapkan kepada orang tua yang membawa anak kecil agar bisa lebih waspada memantau aktivitas mereka, terlebih ketika mandi di laut dan bermain di pesisir pantai," kata dia.
Dalam hal berkendara, Mustofa tidak lupa mengingatkan kendaraan roda empat jenis pikap dengan bak terbuka tidak boleh digunakan untuk mengangkut orang.
"Jadi, mari kita patuhi dan ikuti aturan lalu lintas di jalan raya, agar kita terhindar dari ancaman kecelakaan," ujarnya.
Kepala Polresta (Kapolresta) Mataram Kombes Pol. Mustofa di Mataram, Rabu, mengatakan bahwa dalam perayaan tradisi masyarakat suku Sasak yang berlangsung sepekan setelah Hari Raya Idul Fitri tersebut, pihak kepolisian mengantisipasi segala bentuk gangguan keamanan.
"Mulai dari aksi pencurian, kemacetan kendaraan, maupun korban tenggelam di laut," ucap Mustofa.
Baca juga: "Lebaran Topat" di Lombok pada 29 April: ini asal usulnya
Dia pun menyampaikan gangguan keamanan tersebut berpotensi terjadi di kawasan wisata yang kerap menjadi tujuan masyarakat Suku Sasak dalam merayakan "Lebaran Topat".
"Jadi, biasanya, selesai ziarah makam, masyarakat langsung berbondong-bondong ke tempat wisata. Seperti di Makam Loang Baloq yang dekat dengan Pantai Gading dan Pantai Mapak," ujarnya.
Dengan memetakan tujuan pelesir masyarakat pada momentum "Lebaran Topat", Mustofa mulai hari ini mengerahkan personel dari Satuan Pembinaan Masyarakat (Satbinmas) Polresta Mataram untuk menyambangi kawasan wisata.
Dia pun memberikan amanah kepada personel untuk mengingatkan masyarakat secara intensif, baik pengunjung maupun pengelola objek wisata untuk saling menjaga agar situasi keamanan tetap kondusif.
"Seperti pengaturan lahan parkir kendaraan, lokasinya harus diatur dengan baik, jangan sampai mengganggu arus lalu lintas yang berada di jalan raya," ucapnya.
Begitu juga masyarakat pengunjung terhadap barang bawaan. Mustofa berharap hal itu menjadi perhatian masyarakat yang berpelesir.
"Perhatian juga kami harapkan kepada orang tua yang membawa anak kecil agar bisa lebih waspada memantau aktivitas mereka, terlebih ketika mandi di laut dan bermain di pesisir pantai," kata dia.
Dalam hal berkendara, Mustofa tidak lupa mengingatkan kendaraan roda empat jenis pikap dengan bak terbuka tidak boleh digunakan untuk mengangkut orang.
"Jadi, mari kita patuhi dan ikuti aturan lalu lintas di jalan raya, agar kita terhindar dari ancaman kecelakaan," ujarnya.