Pontianak (ANTARA) - Masyarakat adat Dayak dari tiga kabupaten yang ada di Kalimantan Barat yakni Mempawah, Landak dan Kubu Raya terus melestarikan tradisi Naik Dango dengan menggelar berbagai ritual dan permainan rakyat Dayak.
"Naik Dango merupakan pesta syukur panen padi dari suku Dayak Kanayatn yang berada di tiga Kabupaten yakni Kabupaten Landak, Mempawah dan Kubu Raya," kata tokoh pemuda Dayak, Kabupaten Landak, dr. Karolin Margret Natasa, saat menghadiri ritual Naik Dango di Rumah Radakng Aya', Kabupaten Landak, Kamis.
Karolin mengatakan bahwa Naik Dango menjadi salah satu tradisi, adat istiadat dan kebudayaan yang ada di Dayak Kanayatn, sehingga harus dilestarikan dan dipertahankan dari generasi ke generasi.
"Ini merupakan tradisi nenek moyang kita dan harus dijaga, dipelihara serta diteruskan dari generasi ke generasi. Untuk itu generasi muda harus melestarikan naik dango ini agar budaya kita tidak hilang," tuturnya.
Mantan Bupati Landak periode 2017-2022 ini mengingatkan agar tradisi Naik Dango tidak dibarengi dengan kegiatan yang dapat mengurangi nilai-nilai tradisi maupun adat istiadat yang ada.
"Naik Dango ini merupakan kegiatan kebudayaan dan adat istiadat bagi masyarakat Dayak Kanayatn. Untuk itu kegiatan naik dango ini harus diisi dengan berbagai kebiasaan atau pun permainan rakyat dari Dayak Kanayatn serta melestarikan ritual-ritual adat istiadat kita," kata Karolin.
Lebih lanjut Karolin sangat mengapresiasi kegiatan Naik Dango ke-38 tersebut banyak diikuti oleh anak-anak muda yang mau ikut serta melestarikan kebudayaannya.
"Kita bersyukur generasi muda sudah mulai mau melestarikan adat istiadat ini, dan ini bisa lihat dari keikutsertaan anak-anak muda pasca acara naik dango ini. Melalui mereka inilah kelestarian adat istiadat Dayak Kanayatn ini akan tetap ada dan terjaga.
Baca juga: KBRI Moskow fasilitasi pameran seni budaya di Torzhok
"Naik Dango merupakan pesta syukur panen padi dari suku Dayak Kanayatn yang berada di tiga Kabupaten yakni Kabupaten Landak, Mempawah dan Kubu Raya," kata tokoh pemuda Dayak, Kabupaten Landak, dr. Karolin Margret Natasa, saat menghadiri ritual Naik Dango di Rumah Radakng Aya', Kabupaten Landak, Kamis.
Karolin mengatakan bahwa Naik Dango menjadi salah satu tradisi, adat istiadat dan kebudayaan yang ada di Dayak Kanayatn, sehingga harus dilestarikan dan dipertahankan dari generasi ke generasi.
"Ini merupakan tradisi nenek moyang kita dan harus dijaga, dipelihara serta diteruskan dari generasi ke generasi. Untuk itu generasi muda harus melestarikan naik dango ini agar budaya kita tidak hilang," tuturnya.
Mantan Bupati Landak periode 2017-2022 ini mengingatkan agar tradisi Naik Dango tidak dibarengi dengan kegiatan yang dapat mengurangi nilai-nilai tradisi maupun adat istiadat yang ada.
"Naik Dango ini merupakan kegiatan kebudayaan dan adat istiadat bagi masyarakat Dayak Kanayatn. Untuk itu kegiatan naik dango ini harus diisi dengan berbagai kebiasaan atau pun permainan rakyat dari Dayak Kanayatn serta melestarikan ritual-ritual adat istiadat kita," kata Karolin.
Lebih lanjut Karolin sangat mengapresiasi kegiatan Naik Dango ke-38 tersebut banyak diikuti oleh anak-anak muda yang mau ikut serta melestarikan kebudayaannya.
"Kita bersyukur generasi muda sudah mulai mau melestarikan adat istiadat ini, dan ini bisa lihat dari keikutsertaan anak-anak muda pasca acara naik dango ini. Melalui mereka inilah kelestarian adat istiadat Dayak Kanayatn ini akan tetap ada dan terjaga.
Baca juga: KBRI Moskow fasilitasi pameran seni budaya di Torzhok
Baca juga: Kaltim persiapan tuan rumah Kegiatan Budaya OKI
Acara naik Dango ke 38 tahun 2023 yang diikuti 18 kontingen, bertempat di rumah Radakng Aya', Kabupaten Landak, Kamis (27/04/23).
Acara naik Dango ke 38 tahun 2023 yang diikuti 18 kontingen, bertempat di rumah Radakng Aya', Kabupaten Landak, Kamis (27/04/23).