Mataram (ANTARA) -
Bupati Dompu Kader Jaelani menyebutkan jumlah uang beredar di wilayahnya dari hasil produksi petani jagung dan padi selama musim panen raya pada Maret-April 2023 mencapai Rp2,7 triliun.
Menurut dia, jumlah uang beredar yang mencapai triliunan rupiah tersebut menjadi kebahagiaan tersendiri bagi masyarakat khususnya para petani di Kabupaten Dompu.
"Dari kedua komoditas itu, bila dikalkulasikan dihasilkan lebih kurang uang sebesar Rp2,7 triliun dan angka ini menjadi kisaran jumlah total uang beredar di masyarakat," katanya dalam keterangan resmi di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis.
Menurut dia, jumlah uang beredar yang mencapai triliunan rupiah tersebut menjadi kebahagiaan tersendiri bagi masyarakat khususnya para petani di Kabupaten Dompu.
Peredaran uang yang relatif tinggi tentu berdampak positif bagi perputaran perekonomian di sektor lainnya, di mana dengan tingginya peredaran uang membuat geliat perekonomian masyarakat ikut bergerak.
"Banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat secara signifikan disumbang oleh komoditi jagung dan padi yang diupayakan para petani," ujarnya.
Bupati yang akrab disapa AKJ ini mengatakan dengan mengacu pada data per 17 April 2023, dari program menanam jagung saja jumlah uang beredar diestimasi sebesar Rp1,83 triliun.
Uang tersebut merupakan hasil dari para petani menjual jagung sebanyak 435.961,5 ton dari total luas lahan tanam mencapai 67.071 hektare.
Sementara padi menyumbang peredaran uang sebesar Rp912,54 miliar dari produksi padi sebanyak 194.169 ton dari luas lahan tanam mencapai 34.673 hektare.
"Harga padi sesuai harga pembelian pemerintah (HPP), yakni Rp4.700 per kilogram untuk gabah kering panen (GKP). Jagung juga dibeli berdasarkan HPP," ucapnya.
Meskipun jagung dan padi telah berdampak baik dengan memberikan sumbangan bagi peredaran uang di Bumi Nggahi Rawi Pahu, Kader tetap mengingatkan masyarakatnya agar tidak lagi merusak atau merambah hutan.
"Beberapa waktu terakhir daerah ini sering diingatkan dengan terjadinya bencana alam berupa banjir dan tanah longsor. Oleh karena itu, sudah saatnya untuk kembali ke alam guna menjaga, melindungi dan melestarikan dari kerusakan dengan menanami pohon pelindung serta tidak lagi merambah hutan," katanya.