Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat menggelar kegiatan perayaan Lebaran Topat di Masjid Agung Praya, dalam rangka melestarikan tradisi masyarakat yang biasa digelar enam hari setelah Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah.
Bupati Lombok Tengah Lalu Pathul Bahri di Praya, Sabtu mengatakan, tradisi Lebaran Topat adalah salah satu cara menyulam rajutan silaturahim dengan saudara, keluarga, tetangga dan sanak famili setelah merayakan hari raya Idul Fitri.
"Tradisi ini dari waktu ke waktu kita jaga, lestarikan dan kita kelola dengan lebih baik," katanya pada kegiatan Lebaran Topat yang dihadiri semua Kepala OPD, ASN, Tokoh Agama, Camat dan Kepala Desa.
Ia mengatakan, lebaran topat juga menjadi momentum merayakan kebahagiaan dalam lingkup yang lebih luas. Merawat silaturahim adalah sebuah keharusan, terlebih di saat-saat ini begitu mudah tali persaudaraan yang telah lama dibina, terpecah oleh hal-hal yang remeh temeh dan duniawi.
"Kecepatan informasi tanpa diimbangi oleh validasi, cenderung membuat kita terprovokasi yang akhirnya berujung pada putusnya tali silaturahim," katanya.
Apalagi saat ini memasuki tahun politik, acap kali perbedaan pilihan politik, perbedaan pilihan presiden di antaranya, adalah hal yang dapat menggerus solidaritas dan kebersamaan masyarakat.
"Maka sangat rugilah jika kita termasuk salah satu di antara mereka. Memutus silaturahim adalah sebuah kekeliruan,'' katanya.
Jika semua sudah mulai merasakan adanya keretakan hubungan silaturahim di antara semua pihak, maka segeralah rekatkan kembali, jangan biarkan terserak dan tercerai-berai.
"Momentum Idul Fitri kemudian lebaran topat ini, kita jadikan sebagai momentum untuk kembali mengokohkan silaturahim di antara kita," katanya.
Salah satu dosa yang paling sering dilakukan oleh manusia adalah kesalahan terhadap sesama nya. Seorang manusia dapat memiliki rasa permusuhan, pertikaian dan saling menyakiti.
"Idul Fitri merupakan momen penting untuk saling memaafkan baik secara individu maupun kelompok," katanya.
Menurut Bupati Lombok Tengah, budaya saling memaafkan ini lebih populer disebut halal bi halal. Kegiatan yang terus dilaksanakan oleh umat islam di tanah air pasca dilaksanakannya hari raya Idul Fitri, ini adalah refleksi ajaran islam yang menekankan sikap persaudaraan, persatuan dan saling memberi kasih sayang.
"Saya atas nama pribadi dan segenap elemen pemerintah Kabupaten Lombok Tengah mengucapkan selamat Idul Fitri 1444 Hijriah mohon maaf lahir dan batin," katanya.
Bupati Lombok Tengah Lalu Pathul Bahri di Praya, Sabtu mengatakan, tradisi Lebaran Topat adalah salah satu cara menyulam rajutan silaturahim dengan saudara, keluarga, tetangga dan sanak famili setelah merayakan hari raya Idul Fitri.
"Tradisi ini dari waktu ke waktu kita jaga, lestarikan dan kita kelola dengan lebih baik," katanya pada kegiatan Lebaran Topat yang dihadiri semua Kepala OPD, ASN, Tokoh Agama, Camat dan Kepala Desa.
Ia mengatakan, lebaran topat juga menjadi momentum merayakan kebahagiaan dalam lingkup yang lebih luas. Merawat silaturahim adalah sebuah keharusan, terlebih di saat-saat ini begitu mudah tali persaudaraan yang telah lama dibina, terpecah oleh hal-hal yang remeh temeh dan duniawi.
"Kecepatan informasi tanpa diimbangi oleh validasi, cenderung membuat kita terprovokasi yang akhirnya berujung pada putusnya tali silaturahim," katanya.
Apalagi saat ini memasuki tahun politik, acap kali perbedaan pilihan politik, perbedaan pilihan presiden di antaranya, adalah hal yang dapat menggerus solidaritas dan kebersamaan masyarakat.
"Maka sangat rugilah jika kita termasuk salah satu di antara mereka. Memutus silaturahim adalah sebuah kekeliruan,'' katanya.
Jika semua sudah mulai merasakan adanya keretakan hubungan silaturahim di antara semua pihak, maka segeralah rekatkan kembali, jangan biarkan terserak dan tercerai-berai.
"Momentum Idul Fitri kemudian lebaran topat ini, kita jadikan sebagai momentum untuk kembali mengokohkan silaturahim di antara kita," katanya.
Salah satu dosa yang paling sering dilakukan oleh manusia adalah kesalahan terhadap sesama nya. Seorang manusia dapat memiliki rasa permusuhan, pertikaian dan saling menyakiti.
"Idul Fitri merupakan momen penting untuk saling memaafkan baik secara individu maupun kelompok," katanya.
Menurut Bupati Lombok Tengah, budaya saling memaafkan ini lebih populer disebut halal bi halal. Kegiatan yang terus dilaksanakan oleh umat islam di tanah air pasca dilaksanakannya hari raya Idul Fitri, ini adalah refleksi ajaran islam yang menekankan sikap persaudaraan, persatuan dan saling memberi kasih sayang.
"Saya atas nama pribadi dan segenap elemen pemerintah Kabupaten Lombok Tengah mengucapkan selamat Idul Fitri 1444 Hijriah mohon maaf lahir dan batin," katanya.