Mataram, NTB (ANTARA) - Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mendukung percepatan proyek revitalisasi infrastruktur saluran irigasi dari Bendungan Meninting ke bagian selatan Pulau Lombok, NTB.
"Saat ini, kami masih melobi pemerintah pusat, karena untuk membangun ini membutuhkan anggaran yang tidak sedikit, sekitar Rp2 triliun," ujarnya di Mataram, NTB, Sabtu.
Ia mengatakan jika proyek irigasi dari bagian Bendungan Meninting ini bisa berjalan, maka nantinya tidak hanya berfungsi sebagai saluran irigasi, namun juga bisa menjadi destinasi wisata, karena proyek saluran ini akan dibarengi dengan lintasan sepeda dan trotoar untuk pejalan kaki yang dimulai dari sisi utara hingga selatan Pulau Lombok.
"Nanti mulainya dari Sungai Meninting, lalu ke timur Narmada hingga ke Kawasan Ekonomi Mandalika," ujar legislator dari Daerah Pemilihan (Dapil) NTB 2 Pulau Lombok, NTB, tersebut.
Suryadi mengatakan karena menyangkut biaya besar, maka dibutuhkan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) atau penyediaan dan pembiayaan infrastruktur yang berdasarkan pada kerja sama antara pemerintah dan badan usaha swasta.
"Ini sedang difinalisasi, desainnya sudah ada dan sedang dievaluasi oleh Kementerian Keuangan," ujarnya.
Ia menyatakan jika proyek ini bisa terwujud, maka akan menjadi proyek yang ikonik buat NTB.
"Kita ini memiliki sisi keunikan baik dari sisi hideorologi, salah satunya keberadaan Danau Segara Anak di Gunung Rinjani, yang menjadi sumber mata air di Pulau Lombok," terang Suryadi.
Selain di Pulau Lombok, Suryadi mengatakan dirinya bersama Komisi V DPR RI sedang memperjuangkan pembangunan Jembatan Lewa Mori di Bima dan infrastruktur Pelabuhan Kilo, Dompu.
"Kalau ini bisa terbangun, harapannya tentu NTB bisa mengejar ketertinggalan dari daerah lain," katanya.
Bendungan Meninting merupakan bendungan yang baru dimulai pengerjaannya pada 2019 dan termasuk dalam pembangunan proyek strategis nasional (PSN) dalam rangka mendukung ketahanan pangan dan air, khususnya di Kawasan Timur Indonesia.
Konstruksi Bendungan Meninting dibangun dengan tinggi spillway 79 meter dan panjang pelimpah 16 meter serta memiliki areal genangan seluas 52,78 hektare dan daya tampung maksimal 12,18 juta meter kubik.
Kehadiran Bendungan Meninting berpotensi memberikan manfaat untuk mengairi daerah irigasi seluas 1,55 juta hektare, memenuhi kebutuhan air baku untuk Kabupaten Lombok Barat bagian utara sebesar 150 liter per detik, menyediakan energi listrik sebesar 2x0,4 MW, dan juga sebagai destinasi wisata yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
Bendungan Meninting yang berada di wilayah dengan potensi ketersediaan air besar di Lombok Barat akan mendukung suplai air ke daerah lain, terutama ke daerah Lombok Selatan yang memiliki potensi lahan untuk areal pertanian lebih besar.
Tambahan tampungan air Bendungan Meninting juga akan membatu pemerintah daerah dalam mitigasi persoalan kekeringan di Pulau Lombok.
"Saat ini, kami masih melobi pemerintah pusat, karena untuk membangun ini membutuhkan anggaran yang tidak sedikit, sekitar Rp2 triliun," ujarnya di Mataram, NTB, Sabtu.
Ia mengatakan jika proyek irigasi dari bagian Bendungan Meninting ini bisa berjalan, maka nantinya tidak hanya berfungsi sebagai saluran irigasi, namun juga bisa menjadi destinasi wisata, karena proyek saluran ini akan dibarengi dengan lintasan sepeda dan trotoar untuk pejalan kaki yang dimulai dari sisi utara hingga selatan Pulau Lombok.
"Nanti mulainya dari Sungai Meninting, lalu ke timur Narmada hingga ke Kawasan Ekonomi Mandalika," ujar legislator dari Daerah Pemilihan (Dapil) NTB 2 Pulau Lombok, NTB, tersebut.
Suryadi mengatakan karena menyangkut biaya besar, maka dibutuhkan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) atau penyediaan dan pembiayaan infrastruktur yang berdasarkan pada kerja sama antara pemerintah dan badan usaha swasta.
"Ini sedang difinalisasi, desainnya sudah ada dan sedang dievaluasi oleh Kementerian Keuangan," ujarnya.
Ia menyatakan jika proyek ini bisa terwujud, maka akan menjadi proyek yang ikonik buat NTB.
"Kita ini memiliki sisi keunikan baik dari sisi hideorologi, salah satunya keberadaan Danau Segara Anak di Gunung Rinjani, yang menjadi sumber mata air di Pulau Lombok," terang Suryadi.
Selain di Pulau Lombok, Suryadi mengatakan dirinya bersama Komisi V DPR RI sedang memperjuangkan pembangunan Jembatan Lewa Mori di Bima dan infrastruktur Pelabuhan Kilo, Dompu.
"Kalau ini bisa terbangun, harapannya tentu NTB bisa mengejar ketertinggalan dari daerah lain," katanya.
Bendungan Meninting merupakan bendungan yang baru dimulai pengerjaannya pada 2019 dan termasuk dalam pembangunan proyek strategis nasional (PSN) dalam rangka mendukung ketahanan pangan dan air, khususnya di Kawasan Timur Indonesia.
Konstruksi Bendungan Meninting dibangun dengan tinggi spillway 79 meter dan panjang pelimpah 16 meter serta memiliki areal genangan seluas 52,78 hektare dan daya tampung maksimal 12,18 juta meter kubik.
Kehadiran Bendungan Meninting berpotensi memberikan manfaat untuk mengairi daerah irigasi seluas 1,55 juta hektare, memenuhi kebutuhan air baku untuk Kabupaten Lombok Barat bagian utara sebesar 150 liter per detik, menyediakan energi listrik sebesar 2x0,4 MW, dan juga sebagai destinasi wisata yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
Bendungan Meninting yang berada di wilayah dengan potensi ketersediaan air besar di Lombok Barat akan mendukung suplai air ke daerah lain, terutama ke daerah Lombok Selatan yang memiliki potensi lahan untuk areal pertanian lebih besar.
Tambahan tampungan air Bendungan Meninting juga akan membatu pemerintah daerah dalam mitigasi persoalan kekeringan di Pulau Lombok.