Lombok Barat (ANTARA) - Sebuah tradisi Begawe yang dilakukan Pemerintah Desa Meninting di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, menjadi stimulus untuk membangkitkan kembali aktivitas pariwisata yang vakum di daerah tersebut.
"Kami berharap kegiatan itu dapat menggaet wisatawan untuk berkunjung," kata Kepala Desa Meninting Mahnan Harianto dalam keterangan di Mataram, Senin.
Tradisi Begawe yang mengusung tema merawat alam dan menjaga tradisi digelar di Pantai Kongok yang berada di Desa Meninting, Kecamatan Batulayar, Lombok Barat, pada 18 Agustus 2024.
Tradisi itu diinisiasi oleh Komunitas Masyarakat Peduli Sungai (KMPS) dengan disemarakkan berbagai perlombaan, seperti lomba perahu dayung, lomba bakar ikan, dan Lomba dulang sampah.
"Semoga acara itu membawa dampak positif dan menjadi ajang tahunan di Desa Meninting," kata Mahnan.
Ketua Panitia Dedi Agustiawan memaparkan selayang pandang Pantai Bebalok Puteq dalam bahasa lokal yang terletak di Dusun Kongok, Desa Meninting, Kecamatan Batulayar.
Pantai Bebalok Puteq berada di antara segitiga emas tujuan liburan ke daerah destinasi Senggigi.
Pantai itu berdekatan dengan Sungai Meninting yang memiliki cerita rakyat berupa buaya putih, sehingga penduduk setempat secara temurun menyebut pantai itu Bebalok Puteq yang dalam bahasa lokal disebut buaya putih.
"Lokasi pantai dekat sungai dan juga dekat Kota Mataram dengan pasir yang khas berwarna keabu-abuan. Ekosistem yang masih terjaga dengan baik," kata Dedi.
Pantai Bebalok Puteq punya sebuah ritual yang dilaksanakan setiap Purnama, yaitu ritual Batalet atau menimbun diri sampai dada dalam sebuah lubang dengan posisi duduk.
Penduduk setempat percaya kegiatan menimbun diri bisa menyembuhkan penyakit. Mereka juga bisa menikmati udara segar di setiap pagi dengan panorama alam pantai dan suara deburan ombak.