Mataram (ANTARA) - Unik, satu kata itu terlintas, setelah menyaksikan sebanyak 2.023 perajin menenun massal secara serempak dalam "Festival Begawe Jelok Nyesek" yang diikuti perajin tenun dari Desa Wisata Tenun Sukarara, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah, Kamis (13/7).
Atraksi unik tersebut berhasil meraih penghargaan dari Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI).
Melalui atraksi itu pula diharapkan tumbuh kearifan budaya lokal dalam menjaga tradisi menenun. Terlebih lagi saat ini, Pulau Lombok menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia.
"Ini budaya khas Lombok Tengah yang harus dipertahankan dan dilestarikan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat," kata Plh Sekda Lombok Tengah Lalu Aknal Afandi.
Ia menyatakan bangga dengan penghargaan dari MURI tersebut, karena sekaligus akan melambungkan nama tenun Lombok Tengah ke kancah nasional maupun internasional.
"Alhamdulillah, Lombok Tengah meraih rekor MURI atas penyelenggaraan Festival Begawe Jelo Nyesek," katanya.
Pada Kamis ini dilakukan penyerahan sertifikat rekor MURI kepada beberapa daerah dalam berbagai kegiatan, termasuk Kabupaten Lombok Tengah atas keberhasilan menyelenggarakan Festival Begawe Jelo Nyesek, yang merupakan budaya masyarakat untuk melestarikan tradisi menenun di Sukarara.
Dengan penghargaan tersebut diharapkan para penenun atau penyesek tetap penuh semangat untuk terus menenun, sehingga bisa mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat di Lombok Tengah.
Kendati demikian, para penenun diharapkan bisa mempertahankan dan bahkan meningkatkan kualitas kain tenun yang dihasilkan. Untuk itu, pemerintah baik pusat, provinsi , maupun kabupaten akan terus melakukan pembinaan terhadap para penenun. Pembinaan itu bisa dilakukan dalam bentuk pelatihan atau pemberian bantuan peralatan menenun.
Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, telah menetapkan Desa Wisata Sukarara, Kecamatan Jonggat, sebagai desa bisnis inklusif ekowisata dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
"Baru satu desa yang telah dikembangkan menjadi desa bisnis inklusif ekowisata yakni Desa Wisata Tenun Sukerara," kata Plt Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah Lendek Jayadi.
Ketika ribuan warga Sukarara Lombok Tengah menenun massal
Ini budaya khas Lombok Tengah yang harus dipertahankan dan dilestarikan