Mataram (ANTARA) - Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) meraih investasi senilai Rp150 miliar untuk pengembangan industri peternakan ayam di Kabupaten Lombok Tengah.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB Ahmad Mansyhuri mengatakan dukungan pendanaan itu berasal dari pengusaha Jawa Timur melalui forum Misi Dagang dan Investasi yang digelar di Mataram pada 9 Juli 2025.
"Peternakan ayam itu sebenarnya sudah ada, dia masuk di sini sebelumnya dan ingin mengembangkan usaha yang sudah ada," kata Ahmad saat ditemui di sela kegiatan Misi Dagang dan Investasi yang digelar di Mataram, Rabu.
Kegiatan pengembangan usaha peternakan ayam dengan nilai investasi senilai Rp150 miliar tersebut diharapkan bisa mengurangi ketergantungan Nusa Tenggara Barat terhadap telur dan anak ayam yang baru menetas.
Baca juga: Pemprov NTB dorong peternakan ayam rumah tangga
Ahmad mengungkapkan selama ini kebutuhan telur dan anak ayam yang beredar di Nusa Tenggara Barat banyak dipasok dari Jawa Timur.
"Potensi pakan untuk ternak di Nusa Tenggara Barat khususnya ayam itu besar, jagung dan bahan-bahan dasar lain juga banyak," ucapnya.
Berdasarkan laman Satu Data NTB yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mencatat pada tahun 2023 jumlah kebutuhan anak ayam atau day old chick (DOC) ayam pedaging mencapai 23,33 juta ekor, DOC ayam petelur 2,13 juta ekor, dan DOC ayam buras 2,57 juta ekor.
Sedangkan, pada tahun 2024, kebutuhan DOC ayam pedaging sebanyak 9,24 juta ekor, kebutuhan DOC ayam buras 1,59 juta ekor, dan kebutuhan telur tetas mencapai 9,18 juta ekor.
"DOC sebagian besar datangnya dari Jawa Timur, tapi sekarang harapan kami di sini saja nanti buat bibitnya segala macam termasuk pakan," pungkas Ahmad.
Baca juga: Jateng akan tertibkan peternak ayam ilegal cegah kelebihan pasokan
