Pemprov NTB dorong peternakan ayam rumah tangga

id Pemprov NTB dorong peternakan ayam rumah tangga

Pemprov NTB dorong peternakan ayam rumah tangga

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mendorong terealisasinya usaha peternakan rumah tangga, terutama bagi warga yang memiliki areal yang cukup untuk beternak ayam, terkait program swasembada daging ayam. (Usaha peternakan ayam)

"Untuk mendorong semua rumah tangga mau beternak ayam, kami mulai dari lingkup pagawai di jajaran pemerintah provinsi, baru meluas ke masyarakat umum," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Budi Septiawati.
Mataram (Antara Mataram) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mendorong terealisasinya usaha peternakan rumah tangga, terutama bagi warga yang memiliki areal yang cukup untuk beternak ayam, terkait program swasembada daging ayam.

"Untuk mendorong semua rumah tangga mau beternak ayam, kami mulai dari lingkup pagawai di jajaran pemerintah provinsi, baru meluas ke masyarakat umum," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Budi Septiawati, di Mataram, Rabu.

Ia mengatakan, saat ini seluruh pegawai negeri dan honorer di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dipimpinnya itu, diwajibkan memelihara ayam berkisar antara 10-20 ekor setiap rumah tangga.

Hal itu dimaksudkan agar semakin banyak ternak ayam produksi lokal yang diandalkan sebagai sumber pangan daging, mengingat sejauh ini pasokan daging ayam dari luar NTB masih sangat tinggi.

"Sejauh ini banyak sekali pasokan daging ayam dari luar daerah NTB. Tahun kemarin hampir 3 juta ekor, dan tahun ini belum rampung pendataannya, namun kurang lebih sama dengan tahun lalu," ujarnya.

Sejauh ini, kebutuhan daging ayam bagi masyarakat NTB mencapai 4.000 ton atau setara dengan 3,2 juta ekor pertahun. Sebanyak 2.800 ton merupakan kebutuhan di Pulau Lombok dan sisanya 1.400 ton di Pulau Sumbawa.

Sedangkan produksi ternak ayam belum mencukupi kebutuhan sehingga pelaku usaha di wilayah NTB masih mendatangkan daging beku (Child Meat) dari Pulau Jawa dan daerah lainnya untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Daging ayam beku untuk kebutuhan `Kentucky Fried Chicken` (KFC) saja sekitar 10 ton per bulan. Daging ayam beku itu didatangkan dari Jawa dan Bali.

Produksi telur dan daging ayam di wilayah NTB belum mencukupi kebutuhan, karena antara lain usaha peternakan yang masih kurang, akibat kendala makanan ternak (pakan).

Menurut Septiawati, kebutuhan daging ayam masyarakat NTB erat kaitannya dengan peningkatan daya beli yang juga mengalami peningkatan cukup signifikan.

"Semakin tinggi daya beli masyarakat, maka akan semakin tinggi kebutuhan daging ayam dan telur, sehingga peningkatan produksi pun sangat diharapkan," ujarnya.

Upaya lainnya yang ditempuh Pemprov NTB menuju swasembada daging ayam di masa mendatang yakni membangun kampung unggulan balai ternak ayam, guna memproduksi telur dan anak ayam unggulan secara berkelanjutan.

Untuk tahap awal berupa proyek percontohan Kampung Unggulan Balai (KUB) ternak ayam dilaksanakan di Kabupaten Lombok Tengah, kemudian dikembangkan di kabupaten lainnya.

KUB ternak ayam itu berorientasi penyediaan telur ayam dan bibit ayam unggulan berupa "day old chicken" (DOC) yang selama ini masih didatangkan dari luar daerah NTB.

KUB ternak ayam yang sedang dikembangkan itu diyakini akan dapat menghasilkan bibit-bibit ayam dan telur unggulan, sehingga peternak di wilayah NTB tidak terus-menerus bergantung pada pasokan dari Bali dan daerah lainnya.

"Pengembangan KUB ternak ayam itu merupakan salah satu upaya penyediaan kebutuhan telur dan daging ayam dalam jumlah yang memadai untuk masyarakat NTB," ujar Septiawati. (*)