Mataram, 8/5 (ANTARA) - Pihak Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengimbau seluruh siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dinyatakan lulus Ujian Nasional (UN) menyumbangkan baju seragamnya untuk  masyarakat tidak mampu.

         "Jika memang tidak diperlukan lagi, lebih baik seragam sekolah tersebut dikumpulkan kemudian disumbangkan kepada yang lebih membutuhkan daripada dicorat-coret," kata Kepala Bidang Pendidikan Menengah, Dikpora Kota Mataram, Drs. Aminullah Diraji, di Mataram, Jumat.

         Ia mengatakan, pengumuman kelulusan atau hasil UN untuk SMA dan sederajat yang akan dilaksanakan pada pertengahan bulan Juni mendatang hendaknya tidak diwarnai dengan aksi corat-coret seragam sekolah.

         Kebiasaan kurang baik itu, menurut dia, bisa dicegah jika tiap-tiap sekolah bersikap tegas terhadap siswanya.

         "Kita akan tegaskan lagi kepada setiap sekolah di Kota Mataram ini untuk tidak memperbolehkan siswanya mencoret seragam saat pengumuman nanti," ujarnya.

         Sementara itu, jumlah peserta UN untuk tingkat SMA/MA/SMALB tercatat 46.456 orang, SMK 7.982 orang, sementara SMP/MTs/SMPLB dan SMP terbuka 78.875 orang.

         Jika seluruh siswa SMA dan SMP di NTB yang sudah mengikuti UN dinyatakan lulus menyumbangkan baju seragamnya maka akan banyak warga kurang mampu yang terbantu dengan sumbangan tersebut.

         "Biaya membuat baju seragam saja sekarang bisa sampai ratusan ribu untuk satu pasang dan itu dirasa sangat berat bagi warga yang kurang mampu dari segi ekonomi," ujarnya.

         Seperti tahun-tahun sebelumnya, Dikpora Kota Mataram meminta seluruh SMA di Kota Mataram melakukan penarikan seragam siswa untuk disumbangkan sebelum pelaksanaan pengumuman kelulusan guna mencegah aksi corat-coret baju seragam sekolah.

         Kendati begitu, pihaknya belum bisa memutuskan untuk memberikan sanksi kepada siswa yang melakukan aksi tersebut saat pengumuman nanti. (*)




Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024