Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat meminta masyarakat secara intensif membersihkan tempat-tempat yang rawan menjadi sarang nyamuk untuk mencegah kasus demam berdarah dengue (DBD) pada pancaroba 2023.
"Pada peralihan musim kemarau ini potensi hujan masih terjadi, sehingga kebersihan lingkungan haru menjadi perhatian kita semua untuk mencegah kasus DBD," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah Suardi setelah sidang paripurna DPRD setempat di Praya, Kamis.
Ia mengatakan kasus DBD pada awal 2023 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan kasus serupa pada 2022, di mana pada tahun ini tidak ada kasus DBD yang meninggal dunia, sedangkan tahun lalu terjadi satu kasus meninggal dunia.
"Tahun ini belum ada kasus DBD yang meninggal dunia. Jumlah kasus DBD di 2023 mencapai 37 kasus dan telah sembuh semua," katanya.
Langkah yang dilakukan pemerintah daerah untuk mencegah peningkatan DBD dengan melakukan sosialisasi hidup bersih dan pengasapan jika ditemukan kasus tersebut.
Namun, katanya, hal yang harus dilakukan warga untuk mencegah kasus DBD, yakni menerapkan pola hidup sehat dengan membersihkan lingkungan dari sampah dan genangan air yang dapat menjadi tempat nyamuk berkembang biak.
"Kita harus tetap menjadi kebersihan lingkungan," katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan potensi hujan pada peralihan musim tahun 2023 mulai berkurang, namun curah hujan rendah mendominasi di NTB.
"Potensi hujan berkurang, curah hujan rendah mendominasi di wilayah NTB," kata Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB Yohannaa Maurits.
Peluang curah hujan dasarian I Mei 2023 (1-10 Mei 2023) diprakirakan di bawah 20 milimeter/dasarian akan mendominasi NTB dengan probabilitas 50-100 persen, khususnya di Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Tengah bagian selatan, Kabupaten Sumbawa bagian timur, Dompu, Kota Bima, dan Bima bagian timur.
Namun, katanya, masih terdapat juga peluang curah hujan dengan intensitas 50-100 milimeter/dasarian yang diperkirakan terjadi di sebagian wilayah Lombok Barat bagian utara, Lombok Tengah bagian utara, Sumbawa Barat, sebagian Kabupaten Sumbawa bagian barat, dan Bima bagian utara dengan probabilitas 10-40 persen.
"Masyarakat diharapkan dapat terus waspada akan adanya potensi bencana hidrometeorologis seperti banjir, angin kencang dan tanah longsor yang terjadi pada periode peralihan musim hujan menuju musim kemarau yang sedang berlangsung di NTB saat ini," katanya.
Masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
"Masih adanya potensi hujan di sebagian wilayah NTB dapat dimanfaatkan dengan melakukan kegiatan panen air melalui pengisian embung/waduk/sumur yang tersedia guna menghadapi musim kemarau yang akan datang," katanya.
"Pada peralihan musim kemarau ini potensi hujan masih terjadi, sehingga kebersihan lingkungan haru menjadi perhatian kita semua untuk mencegah kasus DBD," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah Suardi setelah sidang paripurna DPRD setempat di Praya, Kamis.
Ia mengatakan kasus DBD pada awal 2023 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan kasus serupa pada 2022, di mana pada tahun ini tidak ada kasus DBD yang meninggal dunia, sedangkan tahun lalu terjadi satu kasus meninggal dunia.
"Tahun ini belum ada kasus DBD yang meninggal dunia. Jumlah kasus DBD di 2023 mencapai 37 kasus dan telah sembuh semua," katanya.
Langkah yang dilakukan pemerintah daerah untuk mencegah peningkatan DBD dengan melakukan sosialisasi hidup bersih dan pengasapan jika ditemukan kasus tersebut.
Namun, katanya, hal yang harus dilakukan warga untuk mencegah kasus DBD, yakni menerapkan pola hidup sehat dengan membersihkan lingkungan dari sampah dan genangan air yang dapat menjadi tempat nyamuk berkembang biak.
"Kita harus tetap menjadi kebersihan lingkungan," katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan potensi hujan pada peralihan musim tahun 2023 mulai berkurang, namun curah hujan rendah mendominasi di NTB.
"Potensi hujan berkurang, curah hujan rendah mendominasi di wilayah NTB," kata Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB Yohannaa Maurits.
Peluang curah hujan dasarian I Mei 2023 (1-10 Mei 2023) diprakirakan di bawah 20 milimeter/dasarian akan mendominasi NTB dengan probabilitas 50-100 persen, khususnya di Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Tengah bagian selatan, Kabupaten Sumbawa bagian timur, Dompu, Kota Bima, dan Bima bagian timur.
Namun, katanya, masih terdapat juga peluang curah hujan dengan intensitas 50-100 milimeter/dasarian yang diperkirakan terjadi di sebagian wilayah Lombok Barat bagian utara, Lombok Tengah bagian utara, Sumbawa Barat, sebagian Kabupaten Sumbawa bagian barat, dan Bima bagian utara dengan probabilitas 10-40 persen.
"Masyarakat diharapkan dapat terus waspada akan adanya potensi bencana hidrometeorologis seperti banjir, angin kencang dan tanah longsor yang terjadi pada periode peralihan musim hujan menuju musim kemarau yang sedang berlangsung di NTB saat ini," katanya.
Masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
"Masih adanya potensi hujan di sebagian wilayah NTB dapat dimanfaatkan dengan melakukan kegiatan panen air melalui pengisian embung/waduk/sumur yang tersedia guna menghadapi musim kemarau yang akan datang," katanya.