Mataram (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, diminta mempercepat pemasangan pengaman tanggul atau "riprap" di sepanjang Pantai Mapak Indah untuk mencegah terjadinya abrasi pantai akibat gelombang pasang.
Asisten II Bidang Administrasi Pembangunan dan Perekonomian Setda Kota Mataram Lalu Alwan Basri di Mataram, Jumat, mengatakan, PUPR diharapkan bisa memanfaatkan kondisi cuaca yang bagus dan gelombang landai saat ini.
"Mumpung cuaca lagi bagus dan landai, PUPR bisa mempercepat pemasangan riprap di Mapak Indah. Jangan tunggu musim gelombang pasang berikutnya datang lagi," katanya.
Alwan yang sebelumnya pernah menjabat Sebagai Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Mataram ini mengatakan, dengan gelombang pantai yang landai saat ini diharapkan tidak ada kendala di lapangan.
"Jadi kalau bisa sebelum satu bulan, pemasangan riprap di Mapak Indah sudah selesai," katanya.
Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Miftahurrahman yang dikonfirmasi mengatakan, pekerjaan pemasangan riprap di Pantai Mapak Indah saat ini sudah dimulai.
Jika tidak ada kendala dalam pelaksanaan pekerjaan, lanjutnya, diusahakan paling tidak selesai dalam satu satu bulan.
"Tapi target kita secepatnya bila perlu kurang satu bukan, sebab sekarang posisi mendekati penyelesaian pekerjaan. Mudah-mudahan minggu-minggu ini sudah tuntas," katanya.
Menurut dia, pengaman tanggul atau "riprap" ini berupa pemasangan batu-batu besar yang disusun rapi untuk mencegah gelombang pasang menghantam langsung ke tanggul yang bisa berdampak abrasi.
"Untuk pemasangan, kita sesuaikan dengan kondisi gelombang. Jadi kita bisa kerjakan pagi di bawah pukul 10.00 Wita, sore atau bahkan malam ketika gelombang landai seperti saat kita kerjakan riprap di Pantai Loang Baloq," katanya.
Dikatakan, dengan anggaran yang tersedia saat ini Rp200 juta, maka panjang riprap yang akan dibangun di Mapak Indah sekitar 20 meter dengan lebar sekitar 4-5 meter.
Sebenarnya, kata Miftahurrahman, sesuai dengan kondisi di kawasan Pantai Mapak Indah, panjang riprap atau tanggul yang dibutuhkan sekitar 250-300 meter ke arah bagian utara dan selatan Mapak Indah, dengan memprioritaskan wilayah yang memiliki permukiman penduduk.
Hanya saja karena anggaran terbatas, pemasangan riprap akan dilakukan bertahap. Mungkin di APBD perubahan 2023, pihaknya bisa mengusulkan lagi anggaran pembuatan riprap atau diusulkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
"Metode riprap untuk mencegah abrasi pantai ini, jauh lebih efektif karena bisa berfungsi memecah gelombang," katanya.
Kawasan Pantai Mapak Indah menjadi prioritas untuk dipasangkan pengaman tanggul dengan metode riprap karena pada 25 Desember 2022, sekitar 29 kepala keluarga (KK) terdampak abrasi pantai dan belasan rumah warga hanyut terbawa gelombang pasang.
"Karena itulah, pemerintah kota harus bergerak cepat sebab masih banyak rumah-rumah warga di belakang rumah warga yang hanyut terbawa gelombang pasang," katanya.
Asisten II Bidang Administrasi Pembangunan dan Perekonomian Setda Kota Mataram Lalu Alwan Basri di Mataram, Jumat, mengatakan, PUPR diharapkan bisa memanfaatkan kondisi cuaca yang bagus dan gelombang landai saat ini.
"Mumpung cuaca lagi bagus dan landai, PUPR bisa mempercepat pemasangan riprap di Mapak Indah. Jangan tunggu musim gelombang pasang berikutnya datang lagi," katanya.
Alwan yang sebelumnya pernah menjabat Sebagai Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Mataram ini mengatakan, dengan gelombang pantai yang landai saat ini diharapkan tidak ada kendala di lapangan.
"Jadi kalau bisa sebelum satu bulan, pemasangan riprap di Mapak Indah sudah selesai," katanya.
Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Miftahurrahman yang dikonfirmasi mengatakan, pekerjaan pemasangan riprap di Pantai Mapak Indah saat ini sudah dimulai.
Jika tidak ada kendala dalam pelaksanaan pekerjaan, lanjutnya, diusahakan paling tidak selesai dalam satu satu bulan.
"Tapi target kita secepatnya bila perlu kurang satu bukan, sebab sekarang posisi mendekati penyelesaian pekerjaan. Mudah-mudahan minggu-minggu ini sudah tuntas," katanya.
Menurut dia, pengaman tanggul atau "riprap" ini berupa pemasangan batu-batu besar yang disusun rapi untuk mencegah gelombang pasang menghantam langsung ke tanggul yang bisa berdampak abrasi.
"Untuk pemasangan, kita sesuaikan dengan kondisi gelombang. Jadi kita bisa kerjakan pagi di bawah pukul 10.00 Wita, sore atau bahkan malam ketika gelombang landai seperti saat kita kerjakan riprap di Pantai Loang Baloq," katanya.
Dikatakan, dengan anggaran yang tersedia saat ini Rp200 juta, maka panjang riprap yang akan dibangun di Mapak Indah sekitar 20 meter dengan lebar sekitar 4-5 meter.
Sebenarnya, kata Miftahurrahman, sesuai dengan kondisi di kawasan Pantai Mapak Indah, panjang riprap atau tanggul yang dibutuhkan sekitar 250-300 meter ke arah bagian utara dan selatan Mapak Indah, dengan memprioritaskan wilayah yang memiliki permukiman penduduk.
Hanya saja karena anggaran terbatas, pemasangan riprap akan dilakukan bertahap. Mungkin di APBD perubahan 2023, pihaknya bisa mengusulkan lagi anggaran pembuatan riprap atau diusulkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
"Metode riprap untuk mencegah abrasi pantai ini, jauh lebih efektif karena bisa berfungsi memecah gelombang," katanya.
Kawasan Pantai Mapak Indah menjadi prioritas untuk dipasangkan pengaman tanggul dengan metode riprap karena pada 25 Desember 2022, sekitar 29 kepala keluarga (KK) terdampak abrasi pantai dan belasan rumah warga hanyut terbawa gelombang pasang.
"Karena itulah, pemerintah kota harus bergerak cepat sebab masih banyak rumah-rumah warga di belakang rumah warga yang hanyut terbawa gelombang pasang," katanya.