Mataram, (Antara NTB) - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Nusa Tenggara Barat menargetkan produksi jagung pada 2015 sebanyak 777.327 ton untuk menunjang program swasembada pangan.

"Target produksi jagung pada 2015 lebih tinggi dibanding target tahun sebelumnya sebanyak 757.756 ton dengan realisasi mencapai 775.036 ton atau sebesar 122,35 persen," kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Nusa Tenggara Barat (NTB) H Husni Fahri, di Mataram, Kamis.

Peningkatan produksi jagung tersebut, kata dia, mengacu Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pertanian yang mendorong daerah untuk menggenjot produksi pangan untuk mewujudkan program Indonesia Swasembada Pangan 2019.

Program peningkatan produksi salah satu komoditas palawija tersebut, kata dia, sudah dikoordinasikan dengan sembilan pemerintah kabupaten/kota di NTB, kecuali Kota Mataram.

Untuk Kabupaten Lombok Barat ditargetkan mampu memproduksi jagung sebanyak 31.225 ton dari luas lahan tanam mencapai 5.141 hektare, Kabupaten Lombok Utara 34.415 ton dari luas lahan tanam 6.134 hektare, Lombok Tengah 22.085 ton dari luas tanam 3.775 hektare, dan Lombok Lombok Timur 93.772 ton dari luas tanam 15.520 hektare.

Kabupaten Sumbawa ditargetkan mampu memproduksi jagung sebanyak 247.732 ton dari luas lahan tanam 41.289 hektare, Sumbawa Barat 34.372 ton dari luas lahan tanam 6.000 hektare, Dompu 206.527 ton dari luas lahan tanam 33.995 hektare, Bima 100.395 ton dari luas lahan tanam 16.999 hektare dan Kota Bima sebanyak 6.814 ton dari luas lahan tanam mencapai 1.133 hektare.

"Sentra produksi jagung terbesar di NTB, masih di Kabupaten Sumbawa dengan target produksi mencapai 247.732 ton dari luas lahan tanam 41.289 hektare," ujarnya.

Ia mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan langkah-langkah untuk mewujudkan target produksi jagung tersebut, seperti gerakan penerapan pengelolaan tanaman terpadu (GP-PTT), seluas 2.500 hektare pada sentra produksi.

Selain itu, memberikan bantuan peralatan pascapanen melalui dana ABPN dan APBD.

Pihaknya juga akan memberikan pembinaan dan pengamanan pertanaman reguler seluas 8.622 hektare dan memfasilitasi petani dapat pupuk bersubsidi tepat waktu dan tepat jumlah.

Husni menambahkan, upaya koordinasi juga dilakukan dengan Badan Koordinasi Penyuluh (Bakorluh), Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB, terkait dengan pendampingan kegiatan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT), dan penanganan organisme pengganggu tanaman.

"Kami terus meningkatkan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah terkait di berbagai tingkatan," ujarnya. (*)

Pewarta : Awaludin
Editor : Awaludin
Copyright © ANTARA 2024