Mataram (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Nusa Tenggara Barat menambah kuota pengiriman sapi dari Kabupaten Bima ke berbagai provinsi, dari 14.500 menjadi 22.000 ekor untuk memenuhi kebutuhan pada Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah.
"Kuota pengiriman sapi dari Kabupaten Bima sebanyak 14.500 ekor selama tahun 2023 dan itu sudah habis sebelum Idul Adha. Makanya kami tambah lagi sebanyak 7.500 ekor sehingga kuotanya menjadi 22.000 ekor," kata Kepala Disnakeswan NTB, drh Khairul Akbar di Mataram, Selasa.
Ia menyebutkan kuota pengiriman sapi potong dari NTB ke berbagai provinsi sebanyak 35.500 ekor. Kuota tersebut terbagi untuk lima kabupaten/kota di Pulau Lombok hanya 1.000 ekor, sedangkan lima kabupaten/kota di Pulau Sumbawa kuotanya mencapai 34.500 ekor.
Namun dengan adanya tambahan kuota untuk Kabupaten Bima sebanyak 7.500 ekor, maka total kuota pengiriman sapi potong antarpulau dari Pulau Sumbawa menjadi 42.000 ekor selama 2023. Khairul menambahkan dari total kuota 42.000 ekor sapi potong selama tahun 2023, sudah terealisasi pengiriman ke berbagai provinsi sebanyak 21.327 ekor sejak Januari hingga 15 Mei 2023.
Provinsi yang menjadi tujuan pengiriman sapi potong asal NTB, yakni Jawa Barat sebanyak 14.874 ekor, Kalimantan Selatan 3.017 ekor, Banten 1.425 ekor, Bangka Belitung 747 ekor, Kalimantan Tengah 504 ekor, Kalimantan Timur 500 ekor, Aceh 110 ekor, Sumatera Selatan 109 ekor, Sumatera Barat 27 ekor dan Sumatera Selatan 14 ekor. "Masih banyak sisa kuota pengiriman sapi potong di kabupaten/kota di Pulau Sumbawa, tapi hanya Kabupaten Bima yang sudah habis sebelum akhir tahun ini," ujarnya.
Ia mengatakan banyaknya kuota pengiriman sapi potong dari Pulau Sumbawa dibandingkan Pulau Lombok karena daerah tersebut merupakan sumber populasi sapi potong ras bali. Bahkan, Pulau Lombok juga mendatangkan dari Pulau Sumbawa.
Kuota pengiriman sapi potong dari Pulau Sumbawa ke Pulau Lombok sebanyak 38.500 ekor selama 2023. Dari jumlah tersebut, sudah terealisasi sebanyak 5.646 ekor. Khairul mengatakan pengiriman sapi potong dari NTB ke berbagai provinsi menggunakan dua pola, yakni menggunakan kapal tol laut dari Pelabuhan Calabai di Kabupaten Dompu, dan pelabuhan di Bima, yang langsung ke pelabuhan di Jawa Timur. Setelah itu, baru diangkut menggunakan kendaraan truk ke Jawa Barat, Banten dan sekitarnya.
Pola lainnya adalah menggunakan kendaraan truk menuju Pelabuhan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat, kemudian menyeberang ke Pulau Lombok, lalu menyeberang lagi ke pelabuhan di Banyuwangi, Jawa Timur, baru dibawa ke provinsi tujuan.
Baca juga: Pemkab Lombok Tengah menambah kuota sapi Sumbawa
Baca juga: Inspektorat NTB himpun keterangan audit bibit sapi Lombok Barat
"Ada juga dari Pelabuhan Bima yang langsung ke Kalimantan dan Sumatera. Tapi lebih banyak menggunakan tronton dari Pelabuhan Poto Tano ke Lombok, kemudian menyeberang ke Banyuwangi. Kalau pakai kapal tol laut kapasitasnya relatif sedikit, hanya 550 ekor sekali jalan dan jadwal kapalnya hanya tiga kali tahun ini," ucapnya.
"Kuota pengiriman sapi dari Kabupaten Bima sebanyak 14.500 ekor selama tahun 2023 dan itu sudah habis sebelum Idul Adha. Makanya kami tambah lagi sebanyak 7.500 ekor sehingga kuotanya menjadi 22.000 ekor," kata Kepala Disnakeswan NTB, drh Khairul Akbar di Mataram, Selasa.
Ia menyebutkan kuota pengiriman sapi potong dari NTB ke berbagai provinsi sebanyak 35.500 ekor. Kuota tersebut terbagi untuk lima kabupaten/kota di Pulau Lombok hanya 1.000 ekor, sedangkan lima kabupaten/kota di Pulau Sumbawa kuotanya mencapai 34.500 ekor.
Namun dengan adanya tambahan kuota untuk Kabupaten Bima sebanyak 7.500 ekor, maka total kuota pengiriman sapi potong antarpulau dari Pulau Sumbawa menjadi 42.000 ekor selama 2023. Khairul menambahkan dari total kuota 42.000 ekor sapi potong selama tahun 2023, sudah terealisasi pengiriman ke berbagai provinsi sebanyak 21.327 ekor sejak Januari hingga 15 Mei 2023.
Provinsi yang menjadi tujuan pengiriman sapi potong asal NTB, yakni Jawa Barat sebanyak 14.874 ekor, Kalimantan Selatan 3.017 ekor, Banten 1.425 ekor, Bangka Belitung 747 ekor, Kalimantan Tengah 504 ekor, Kalimantan Timur 500 ekor, Aceh 110 ekor, Sumatera Selatan 109 ekor, Sumatera Barat 27 ekor dan Sumatera Selatan 14 ekor. "Masih banyak sisa kuota pengiriman sapi potong di kabupaten/kota di Pulau Sumbawa, tapi hanya Kabupaten Bima yang sudah habis sebelum akhir tahun ini," ujarnya.
Ia mengatakan banyaknya kuota pengiriman sapi potong dari Pulau Sumbawa dibandingkan Pulau Lombok karena daerah tersebut merupakan sumber populasi sapi potong ras bali. Bahkan, Pulau Lombok juga mendatangkan dari Pulau Sumbawa.
Kuota pengiriman sapi potong dari Pulau Sumbawa ke Pulau Lombok sebanyak 38.500 ekor selama 2023. Dari jumlah tersebut, sudah terealisasi sebanyak 5.646 ekor. Khairul mengatakan pengiriman sapi potong dari NTB ke berbagai provinsi menggunakan dua pola, yakni menggunakan kapal tol laut dari Pelabuhan Calabai di Kabupaten Dompu, dan pelabuhan di Bima, yang langsung ke pelabuhan di Jawa Timur. Setelah itu, baru diangkut menggunakan kendaraan truk ke Jawa Barat, Banten dan sekitarnya.
Pola lainnya adalah menggunakan kendaraan truk menuju Pelabuhan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat, kemudian menyeberang ke Pulau Lombok, lalu menyeberang lagi ke pelabuhan di Banyuwangi, Jawa Timur, baru dibawa ke provinsi tujuan.
Baca juga: Pemkab Lombok Tengah menambah kuota sapi Sumbawa
Baca juga: Inspektorat NTB himpun keterangan audit bibit sapi Lombok Barat
"Ada juga dari Pelabuhan Bima yang langsung ke Kalimantan dan Sumatera. Tapi lebih banyak menggunakan tronton dari Pelabuhan Poto Tano ke Lombok, kemudian menyeberang ke Banyuwangi. Kalau pakai kapal tol laut kapasitasnya relatif sedikit, hanya 550 ekor sekali jalan dan jadwal kapalnya hanya tiga kali tahun ini," ucapnya.