Lombok Barat (ANTARA) - Yayasan LombokCare, lembaga swadaya masyarakat yang fokus pada isu disabilitas dan inklusi, menyediakan layanan terapi gratis bagi anak dengan kaki pengkor di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
"Semua gratis, mulai dari pemasangan gips secara berkala, operasi tenotomi, sampai terapi pemasangan sepatu brace. Itu semua gratis, tidak dipungut biaya," kata Ketua Yayasan LombokCare Apip Sutardi usai acara peringatan Hari Kaki Pengkor Sedunia di Kantor Yayasan LombokCare di Kabupaten Lombok Barat, Sabtu.
Baca juga: LombokCare membantu anak-anak dengan kaki pengkor
Warga yang hendak mengakses layanan terapi untuk anak dengan kaki pengkor, menurut dia, bisa datang ke Kantor Yayasan LombokCare di Jalan Biduri, Desa Sandik, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
"Syaratnya harus memiliki BPJS. Karena nanti apabila dibutuhkan operasi tenotomi, operasi kecil, itu bisa ditanggung BPJS," katanya merujuk pada kartu peserta Program Jaminan Kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.
Ia mengatakan bahwa penyelenggaraan pelayanan terapi bagi anak dengan kaki pengkor melibatkan dokter spesialis ortopedi dan ahli fisioterapi.
"Dari kami juga sudah ada sejumlah ahli fisioterapi yang siap membantu proses penyembuhan anak-anak clubfoot (anak dengan kaki pengkor)," kata dia.
Menurut dia, penyelenggaraan pelayanan terapi gratis bagi anak dengan kaki pengkor didukung oleh MiracleFeet, lembaga sosial yang berbasis di Amerika Serikat.
Apip mengatakan bahwa MiracleFeet antara lain membantu penyediaan brace, sepatu yang dirancang khusus agar kaki anak tetap pada posisi normal seusai operasi.
"Ini yang kami coba bantu pemerintah, karena sejauh ini pemerintah belum bisa menyediakan itu brace dan sepatu ini sangat efektif untuk membantu penyembuhan," katanya.
Dia mengatakan bahwa anak dengan kaki pengkor yang sudah menjalani operasi tenotomi di rumah sakit juga bisa datang ke LombokCare jika membutuhkan bantuan brace.
"Kami siap bantu," katanya.
Dia menyampaikan bahwa produsen sepatu brace untuk terapi anak dengan kaki pengkor terbilang sedikit di tingkat nasional dan belum ada di wilayah Nusa Tenggara Barat.
"Makanya ini diimpor, didatangkan dari MiracleFeet. Jadi masih terbatas, makanya kepada anak-anak kami pinjamkan agar yang lain bisa juga pakai," kata Apip.
Dia menganjurkan orang tua yang punya anak dengan kelainan bawaan berupa kaki pengkor segera mengakses layanan terapi.
"Semakin cepat ditangani semakin mudah dalam proses penyembuhan. Terapi ini sudah bisa dimulai sejak anak usia satu bulan," kata Apip.
Menurut artikel yang disiarkan di laman resmi Kementerian Kesehatan, kelainan bawaan berupa kaki pengkor atau Congenital Talipes Equinovarus (CTEV) angka kejadiannya antara satu sampai dua kasus per seribu kelahiran bayi.
Penyebab kelainan bawaan CTEV belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa teori yang menyatakan kelainan itu dapat disebabkan oleh faktor genetik, masalah kehamilan, dan infeksi.
Anak-anak dengan kelainan kaki pengkor bisa diterapi dengan metode ponseti, yang antara lain mencakup pemasangan gips secara berkala dan pemakaian sepatu khusus.
"Semua gratis, mulai dari pemasangan gips secara berkala, operasi tenotomi, sampai terapi pemasangan sepatu brace. Itu semua gratis, tidak dipungut biaya," kata Ketua Yayasan LombokCare Apip Sutardi usai acara peringatan Hari Kaki Pengkor Sedunia di Kantor Yayasan LombokCare di Kabupaten Lombok Barat, Sabtu.
Baca juga: LombokCare membantu anak-anak dengan kaki pengkor
Warga yang hendak mengakses layanan terapi untuk anak dengan kaki pengkor, menurut dia, bisa datang ke Kantor Yayasan LombokCare di Jalan Biduri, Desa Sandik, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
"Syaratnya harus memiliki BPJS. Karena nanti apabila dibutuhkan operasi tenotomi, operasi kecil, itu bisa ditanggung BPJS," katanya merujuk pada kartu peserta Program Jaminan Kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.
Ia mengatakan bahwa penyelenggaraan pelayanan terapi bagi anak dengan kaki pengkor melibatkan dokter spesialis ortopedi dan ahli fisioterapi.
"Dari kami juga sudah ada sejumlah ahli fisioterapi yang siap membantu proses penyembuhan anak-anak clubfoot (anak dengan kaki pengkor)," kata dia.
Menurut dia, penyelenggaraan pelayanan terapi gratis bagi anak dengan kaki pengkor didukung oleh MiracleFeet, lembaga sosial yang berbasis di Amerika Serikat.
Apip mengatakan bahwa MiracleFeet antara lain membantu penyediaan brace, sepatu yang dirancang khusus agar kaki anak tetap pada posisi normal seusai operasi.
"Ini yang kami coba bantu pemerintah, karena sejauh ini pemerintah belum bisa menyediakan itu brace dan sepatu ini sangat efektif untuk membantu penyembuhan," katanya.
Dia mengatakan bahwa anak dengan kaki pengkor yang sudah menjalani operasi tenotomi di rumah sakit juga bisa datang ke LombokCare jika membutuhkan bantuan brace.
"Kami siap bantu," katanya.
Dia menyampaikan bahwa produsen sepatu brace untuk terapi anak dengan kaki pengkor terbilang sedikit di tingkat nasional dan belum ada di wilayah Nusa Tenggara Barat.
"Makanya ini diimpor, didatangkan dari MiracleFeet. Jadi masih terbatas, makanya kepada anak-anak kami pinjamkan agar yang lain bisa juga pakai," kata Apip.
Dia menganjurkan orang tua yang punya anak dengan kelainan bawaan berupa kaki pengkor segera mengakses layanan terapi.
"Semakin cepat ditangani semakin mudah dalam proses penyembuhan. Terapi ini sudah bisa dimulai sejak anak usia satu bulan," kata Apip.
Menurut artikel yang disiarkan di laman resmi Kementerian Kesehatan, kelainan bawaan berupa kaki pengkor atau Congenital Talipes Equinovarus (CTEV) angka kejadiannya antara satu sampai dua kasus per seribu kelahiran bayi.
Penyebab kelainan bawaan CTEV belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa teori yang menyatakan kelainan itu dapat disebabkan oleh faktor genetik, masalah kehamilan, dan infeksi.
Anak-anak dengan kelainan kaki pengkor bisa diterapi dengan metode ponseti, yang antara lain mencakup pemasangan gips secara berkala dan pemakaian sepatu khusus.