Mataram (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Nusa Tenggara Barat berhasil mencatatkan penjualan listrik pada semester 1 tahun 2023 sebesar 1,2 TWH atau tumbuh 8,70 persen secara year on year.
General Manager PLN UIW NTB, Sudjarwo menjelaskan peningkatan ini menjadi penanda geliat perekonomian yang terus tumbuh di NTB.
"Terdapat peningkatan penjualan energi listrik sebesar 99,76 GWh dibandingkan periode yg sama di tahun 2022. Ini tentu merupakan tanda bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin membaik sehingga berpengaruh pada peningkatan permintaan listrik," katanya.
Ia mengatakan adanya peningkatan penjualan listrik ini tidak lepas dari implementasi transformasi yang dilakukan oleh PLN.
Kecepatan PLN dalam merespon setiap permohonan penyambungan baru dan perubahan daya, menjadi salah satu strategi PLN yang diimplementasikan, selaras dengan nilai transformasi customer focused.
Sudjarwo menambahkan naiknya penjualan listrik ini tidak lepas dari keberhasilan PLN dalam melakukan digitalisasi layanan pelanggan yang membuat masyarakat semakin mudah mendapatkan akses listrik, salah satunya PLN Mobile.
"PLN Mobile hadir untuk menjawab tantangan di era saat ini, di mana seluruh pelanggan menginginkan layanan PLN dapat diakses dengan mudah dan cepat," ujarnya.
Tak hanya PLN Mobile, kata dia, keberhasilan mendongkrak penjualan listrik juga tak lepas dari usaha PLN menghadirkan inovasi melalui berbagai program electrifying agriculture, electrifying lifestyle, dan penyediaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di beberapa lokasi tersebar di NTB.
Hal ini tentunya juga menjadi salah satu bentuk kesiapan PLN menjelang era Electric Vehicle (EV) yang diprediksikan akan semakin meningkat.
Selain penjualan, PLN juga mencatat adanya kenaikan jumlah pelanggan di semester 1 tahun 2023 sebesar 4,34 persen secara year on year menjadi sebesar 1.825.429 pelanggan.
Terdapat peningkatan jumlah pelanggan sebanyak 75.934 pelanggan dibandingkan jumlah pelanggan di bulan Juni 2022.
"Terima kasih kepada seluruh pelanggan PLN. Beragam inovasi ini akan terus kami kembangkan sebagai bentuk ikhtiar untuk meningkatkan kualitas mutu pelayanan, khususnys di Nusa Tenggara Barat," kata Sudjarwo.
General Manager PLN UIW NTB, Sudjarwo menjelaskan peningkatan ini menjadi penanda geliat perekonomian yang terus tumbuh di NTB.
"Terdapat peningkatan penjualan energi listrik sebesar 99,76 GWh dibandingkan periode yg sama di tahun 2022. Ini tentu merupakan tanda bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin membaik sehingga berpengaruh pada peningkatan permintaan listrik," katanya.
Ia mengatakan adanya peningkatan penjualan listrik ini tidak lepas dari implementasi transformasi yang dilakukan oleh PLN.
Kecepatan PLN dalam merespon setiap permohonan penyambungan baru dan perubahan daya, menjadi salah satu strategi PLN yang diimplementasikan, selaras dengan nilai transformasi customer focused.
Sudjarwo menambahkan naiknya penjualan listrik ini tidak lepas dari keberhasilan PLN dalam melakukan digitalisasi layanan pelanggan yang membuat masyarakat semakin mudah mendapatkan akses listrik, salah satunya PLN Mobile.
"PLN Mobile hadir untuk menjawab tantangan di era saat ini, di mana seluruh pelanggan menginginkan layanan PLN dapat diakses dengan mudah dan cepat," ujarnya.
Tak hanya PLN Mobile, kata dia, keberhasilan mendongkrak penjualan listrik juga tak lepas dari usaha PLN menghadirkan inovasi melalui berbagai program electrifying agriculture, electrifying lifestyle, dan penyediaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di beberapa lokasi tersebar di NTB.
Hal ini tentunya juga menjadi salah satu bentuk kesiapan PLN menjelang era Electric Vehicle (EV) yang diprediksikan akan semakin meningkat.
Selain penjualan, PLN juga mencatat adanya kenaikan jumlah pelanggan di semester 1 tahun 2023 sebesar 4,34 persen secara year on year menjadi sebesar 1.825.429 pelanggan.
Terdapat peningkatan jumlah pelanggan sebanyak 75.934 pelanggan dibandingkan jumlah pelanggan di bulan Juni 2022.
"Terima kasih kepada seluruh pelanggan PLN. Beragam inovasi ini akan terus kami kembangkan sebagai bentuk ikhtiar untuk meningkatkan kualitas mutu pelayanan, khususnys di Nusa Tenggara Barat," kata Sudjarwo.