Surabaya (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan siap membantu pencatatan keseluruhan jenis mangrove yang ada di Kebun Raya Mangrove di Gunung Anyar, Kota Surabaya, Jawa Timur.
"Kami masih ada pekerjaan rumah, kami siap untuk membina dan mendampingi soal pencatatan di Kebun Raya Mangrove," kata Ketua BRIN Laksana Tri Handoko dalam sambutan dalam peresmian Kebun Raya Mangrove Gunung Anyar, Surabaya, Rabu.
Ia menyatakan terdapat puluhan jenis mangrove di Kebun Raya Mangrove Gunung Anyar Surabaya. Namun baru ada 17 jenis yang terdata sebagai koleksi.
"Di sini sudah kami identifikasi ada 57 jenis mangrove, tetapi baru 17 yang diregistrasi secara resmi sebagai koleksi," katanya.
Dia menyebut tercatatnya belasan jenis mangrove itu sebagai bentuk tata kelola yang sudah matang oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Karenanya upaya pendataan akan dilakukan secara masif pada kebun raya yang diresmikan oleh Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri itu. "Di antara 45 kebun raya di Indonesia, ini salah satu yang dikelola dengan baik serta konsisten," ujarnya.
Menurutnya, jika jenis koleksi mangrove tercatat secara rinci akan memudahkan masyarakat melakukan penelitian di kebun raya itu. "Kebun raya sebagaimana yang sudah diamanatkan itu sebagai pusat konservasi eksitu jadi di luar habitatnya. Lain dengan konservasi insitu," kata Laksana.
Selain sebagai sarana penelitian mangrove, lanjut dia, kawasan kebun raya di Gunung Anyar juga bisa dijadikan sebagai lokasi penanaman tanaman untuk keperluan pengobatan dan pangan. "Termasuk memanfaatkan berbagai macam teknologi canggih dan itu sudah kami siapkan, termasuk di mangrove ini," ucapnya.
Sementara Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berharap BRIN terus melakukan pendampingan pada pihaknya demi memaksimalkan operasional lahan konservasi tersebut. "Kami mohon arahan dari Ibu Megawati agar Kebun Raya Mangrove ini bisa lebih dan sempurna," ucapnya.
Sebagaimana diketahui Presiden ke-5 Republik Indonesia yang juga Ketua Dewan Pengarah BRIN Megawati Soekarnoputri telah meresmikan Hutan Mangrove Gunung Anyar Surabaya sebagai kawasan kebun raya.
Baca juga: BRIN kembangkan tiga formulasi pangan yang efektif
Baca juga: Rain can speed up spread of anthrax spores
Saat tiba di Kebun Raya Mangrove Megawati langsung disambut oleh jajaran pejabat dari lingkungan Pemkot Surabaya dan Provinsi Jawa Timur. Megawati kemudian didampingi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Bintang Darmawati meninjau kawasan tersebut dengan menumpangi kendaraan listrik golf buggy car. Megawati menyatakan peresmian itu karena Kawasan Kebun Raya Mangrove Gunung Anyar Surabaya memenuhi syarat terkait fungsi, seperti edukasi, konservasi, dan wisata.
"Kami masih ada pekerjaan rumah, kami siap untuk membina dan mendampingi soal pencatatan di Kebun Raya Mangrove," kata Ketua BRIN Laksana Tri Handoko dalam sambutan dalam peresmian Kebun Raya Mangrove Gunung Anyar, Surabaya, Rabu.
Ia menyatakan terdapat puluhan jenis mangrove di Kebun Raya Mangrove Gunung Anyar Surabaya. Namun baru ada 17 jenis yang terdata sebagai koleksi.
"Di sini sudah kami identifikasi ada 57 jenis mangrove, tetapi baru 17 yang diregistrasi secara resmi sebagai koleksi," katanya.
Dia menyebut tercatatnya belasan jenis mangrove itu sebagai bentuk tata kelola yang sudah matang oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Karenanya upaya pendataan akan dilakukan secara masif pada kebun raya yang diresmikan oleh Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri itu. "Di antara 45 kebun raya di Indonesia, ini salah satu yang dikelola dengan baik serta konsisten," ujarnya.
Menurutnya, jika jenis koleksi mangrove tercatat secara rinci akan memudahkan masyarakat melakukan penelitian di kebun raya itu. "Kebun raya sebagaimana yang sudah diamanatkan itu sebagai pusat konservasi eksitu jadi di luar habitatnya. Lain dengan konservasi insitu," kata Laksana.
Selain sebagai sarana penelitian mangrove, lanjut dia, kawasan kebun raya di Gunung Anyar juga bisa dijadikan sebagai lokasi penanaman tanaman untuk keperluan pengobatan dan pangan. "Termasuk memanfaatkan berbagai macam teknologi canggih dan itu sudah kami siapkan, termasuk di mangrove ini," ucapnya.
Sementara Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berharap BRIN terus melakukan pendampingan pada pihaknya demi memaksimalkan operasional lahan konservasi tersebut. "Kami mohon arahan dari Ibu Megawati agar Kebun Raya Mangrove ini bisa lebih dan sempurna," ucapnya.
Sebagaimana diketahui Presiden ke-5 Republik Indonesia yang juga Ketua Dewan Pengarah BRIN Megawati Soekarnoputri telah meresmikan Hutan Mangrove Gunung Anyar Surabaya sebagai kawasan kebun raya.
Baca juga: BRIN kembangkan tiga formulasi pangan yang efektif
Baca juga: Rain can speed up spread of anthrax spores
Saat tiba di Kebun Raya Mangrove Megawati langsung disambut oleh jajaran pejabat dari lingkungan Pemkot Surabaya dan Provinsi Jawa Timur. Megawati kemudian didampingi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Bintang Darmawati meninjau kawasan tersebut dengan menumpangi kendaraan listrik golf buggy car. Megawati menyatakan peresmian itu karena Kawasan Kebun Raya Mangrove Gunung Anyar Surabaya memenuhi syarat terkait fungsi, seperti edukasi, konservasi, dan wisata.