Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin meminta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mewaspadai potensi gerakan radikal terorisme tumbuh subur menjelang pemilu. "Gerakan radikal terorisme berpotensi tumbuh subur menjelang pemilu. Pahami segala bentuk risiko agar tidak dimanfaatkan oleh kaum intoleran untuk memengaruhi dan memecah belah umat Islam," ujar Wapres dalam acara Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-13 Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), di Jakarta, Jumat.

Ma'ruf Amin meminta BNPT dan pihak terkait ikut memonitor dan mengawasi media sosial, terutama menjelang berlangsungnya Pemilu 2024. "Monitor dan awasi media sosial, terutama menjelang Pemilu 2024. Cegah penyalahgunaan media sosial agar tidak menjadi tempat yang subur bagi narasi-narasi intoleran dan ujaran kebencian," katanya.

Wapres juga meminta BNPT tidak lengah karena organisasi teror akan selalu mencari jalan untuk menyebarkan paham-paham radikal, terutama kepada kelompok rentan, yaitu perempuan, pemuda, dan anak-anak.

"Kita perlu terus mencermati dan mewaspadai kondisi di lapangan, seperti adanya indikasi peningkatan kategori di kalangan siswa atau generasi muda. Pertama, dari toleran menjadi intoleran pasif, kemudian intoleran pasif menjadi aktif, dan dari intoleran aktif menjadi terpapar," kata Wapres.

Menurut dia, kondisi tersebut dapat menjadi berbahaya apabila tidak dilakukan tindakan yang tepat dan dan terukur. Ma'ruf Amin menekankan bahwa terpaparnya remaja dan anak akan mengakibatkan hilangnya potensi generasi emas bangsa pada tahun 2045. Padahal, Indonesia membutuhkan generasi muda yang toleran dan inklusif untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
 

Ia menegaskan bahwa Indonesia butuh generasi muda yang bergaul luas dan mudah bekerja sama, tanpa memandang latar belakang budaya dan agama. "Generasi muda yang inovatif dan kreatif serta terbuka pada ide-ide baru. Generasi muda yang siap menghadapi tantangan global, juga lincah dan adaptif terhadap perubahan zaman," jelasnya.

Selain itu, Wapres meminta BNPT beserta seluruh pemangku kepentingan dapat menindaklanjuti beberapa hal, yakni: pertama, memperkuat kolaborasi melalui pendekatan multipihak. "Tangkal terorisme secara berjemaah atau secara bersama-sama. Kita telah memiliki Rencana Aksi Nasional sebagai panduan kolaborasi kerja," katanya.

Ma'ruf Amin melanjutkan, "Teruskan langkah-langkah kontraradikalisasi untuk menangkal berkembangnya paham radikal dan juga deradikalisasi untuk mengembalikan mereka yang sudah terpapar dengan bekerja sama dengan semua kementerian dan lembaga."

Kedua, Wapres meminta BNPT merangkul kalangan muda, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan RT/RW, dengan dibantu tokoh agama dan tokoh masyarakat guna mempromosikan moderasi beragama, sekaligus memperkuat paham kebangsaan. "Berikan pemahaman bahwa Indonesia adalah negara kesepakatan atau di kalangan umat Islam disebut sebagai darul mitsaq," tuturnya.

Dalam agama, lanjut Wapres, kesepakatan harus dihormati, dan tidak boleh dilanggar. Pancasila adalah piagam dari kesepakatan tersebut. "Kita sudah membuktikan bahwa Indonesia mampu tetap bersatu teguh ketika negara-negara lain dilanda perang saudara," kata Wapres.

Baca juga: ACT membantah terafiliasi gerakan radikal
Baca juga: Keberadaan BNPT turunkan kuantitas aksi terorisme

Wapres menyampaikan selamat atas bertambahnya usia BNPT. Ma'ruf Amin berharap BNPT terus menjadi pengawal keutuhan NKRI yang senantiasa hadir di tengah keberagaman. "Semoga BNPT makin solid dan profesional dalam menjalankan amanahnya, menjaga Bhinneka Tunggal Ika menuju Indonesia Emas," harapnya.



 


Pewarta : Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024