Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menggelar kegiatan Festival Kali Jangkuk 2023, sebagai pusat kegiatan hiburan, seni budaya, serta ekonomi masyarakat berbasis kearifan lokal.
Kegiatan Festival Kali Jangkuk berlangsung di sepanjang 800 meter pinggir Sungai Jangkuk Kelurahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, dimulai sekitar pukul 19.00 WITA hingga pukul 22.00 WITA, tersebut dibuka oleh Camat Ampenan Muzakkir Walad, di Mataram Sabtu malam.
Baca juga: Ary Juliyant & The Badjigur Bluegrass hipnotis pengunjung Festival Kali Jangkuk
Baca juga: Wali Kota apresiasi Festival Seni Budaya Kali Jangkuk
Dalam kesempatan itu Camat Ampenan mengatakan, Festival Kali Jangkuk merupakan Malioboro ala kearifan lokal, dan berfungsi sebagai ruang publik serta penggerak bagi pelaku UMKM di sekitar.
"Saya memberikan apresiasi kepada Lurah Pejeruk, yang telah menghidupkan aktivitas warga di pinggir sungai hingga menjadi kawasan yang produktif," katanya.
Selain menjadi pusat ekonomi masyarakat berbasis kearifan lokal, bantaran sungai di Kelurahan Pejeruk kini mampu menjadi tempat rekreasi, edukasi, serta silaturrahim sehingga bisa berdampak pada indeks kebahagiaan masyarakat terutama di Kelurahan Pejeruk.
"Kalau sudah bahagia, apapun yang menjadi program pemerintah kota bisa mendapat dukungan dari warga," katanya.
Sementara Lurah Pejeruk Lalu Bagus Afriady yang hadir dalam kesempatan itu mengatakan, kegiatan Festival Kali Jangkuk 2023 merupakan kegiatan ketiga yang digelar setelah kawasan pinggir Kali Jangkuk ditata pada tahun 2019.
Target lain yang diharapkan melalui kegiatan ini, lanjutnya, tumbuhnya kesadaran masyarakat mencintai lingkungannya dengan tidak membuang sampah di sempadan atau di kali. "Alhamdulillah, masyarakat kami terutama di pinggir kali sudah mulai sadar tidak membuang sampah di kali," katanya.
Berdasarkan pantauan ANTARA di lapangan menyebutkan, kegiatan Festival Kali Jangkuk 2023, dilibatkan puluhan pelaku UMKM di sekitar berbasis kearifan lokal. Berbagai menu kuliner yang ditawarkan merupakan kuliner khas seperti urap, "pelecing" kangkung, sate lontong, cilok, serta makanan lainnya yang diproduksi oleh UMKM di kelurahan tersebut. Termasuk rokok yang diproduksi oleh warga setempat.
Baca juga: Yogyakarta kenang sejarah Sumodiningrat melalui festival budaya
Baca juga: Festival Geowisata diharapkan menunjukkan eksistensi Geopark Rinjani
Dalam kegiatan itu juga ditampilkan berbagai kesenian tradisional seperti "Gendang Beleq" dan sejumlah tari-tarian lokal binaan sanggar tari setempat, serta pementasan musik dari band-band lokal untuk menghibur warga sehingga pinggir Kali Jangkuk di kawasan itu dipadati warga. Kegiatan Festival Jangkuk 2023, diawali dengan parade anak-anak dari sejumlah PAUD serta kelompok bermain di Kelurahan Pejeruk.
Kegiatan Festival Kali Jangkuk berlangsung di sepanjang 800 meter pinggir Sungai Jangkuk Kelurahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, dimulai sekitar pukul 19.00 WITA hingga pukul 22.00 WITA, tersebut dibuka oleh Camat Ampenan Muzakkir Walad, di Mataram Sabtu malam.
Baca juga: Ary Juliyant & The Badjigur Bluegrass hipnotis pengunjung Festival Kali Jangkuk
Baca juga: Wali Kota apresiasi Festival Seni Budaya Kali Jangkuk
Dalam kesempatan itu Camat Ampenan mengatakan, Festival Kali Jangkuk merupakan Malioboro ala kearifan lokal, dan berfungsi sebagai ruang publik serta penggerak bagi pelaku UMKM di sekitar.
"Saya memberikan apresiasi kepada Lurah Pejeruk, yang telah menghidupkan aktivitas warga di pinggir sungai hingga menjadi kawasan yang produktif," katanya.
Selain menjadi pusat ekonomi masyarakat berbasis kearifan lokal, bantaran sungai di Kelurahan Pejeruk kini mampu menjadi tempat rekreasi, edukasi, serta silaturrahim sehingga bisa berdampak pada indeks kebahagiaan masyarakat terutama di Kelurahan Pejeruk.
"Kalau sudah bahagia, apapun yang menjadi program pemerintah kota bisa mendapat dukungan dari warga," katanya.
Sementara Lurah Pejeruk Lalu Bagus Afriady yang hadir dalam kesempatan itu mengatakan, kegiatan Festival Kali Jangkuk 2023 merupakan kegiatan ketiga yang digelar setelah kawasan pinggir Kali Jangkuk ditata pada tahun 2019.
Target lain yang diharapkan melalui kegiatan ini, lanjutnya, tumbuhnya kesadaran masyarakat mencintai lingkungannya dengan tidak membuang sampah di sempadan atau di kali. "Alhamdulillah, masyarakat kami terutama di pinggir kali sudah mulai sadar tidak membuang sampah di kali," katanya.
Berdasarkan pantauan ANTARA di lapangan menyebutkan, kegiatan Festival Kali Jangkuk 2023, dilibatkan puluhan pelaku UMKM di sekitar berbasis kearifan lokal. Berbagai menu kuliner yang ditawarkan merupakan kuliner khas seperti urap, "pelecing" kangkung, sate lontong, cilok, serta makanan lainnya yang diproduksi oleh UMKM di kelurahan tersebut. Termasuk rokok yang diproduksi oleh warga setempat.
Baca juga: Yogyakarta kenang sejarah Sumodiningrat melalui festival budaya
Baca juga: Festival Geowisata diharapkan menunjukkan eksistensi Geopark Rinjani
Dalam kegiatan itu juga ditampilkan berbagai kesenian tradisional seperti "Gendang Beleq" dan sejumlah tari-tarian lokal binaan sanggar tari setempat, serta pementasan musik dari band-band lokal untuk menghibur warga sehingga pinggir Kali Jangkuk di kawasan itu dipadati warga. Kegiatan Festival Jangkuk 2023, diawali dengan parade anak-anak dari sejumlah PAUD serta kelompok bermain di Kelurahan Pejeruk.