Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani mengingatkan TNI harus siap dengan perkembangan teknologi dalam perang dengan penggunaan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) di bidang militer, sebab penggunaan teknologi AI dapat meminimalisasi potensi berbahaya.
"Sebagai negara yang memiliki pasukan militer terbaik, TNI harus bisa mengalokasikan lebih banyak ilmu pengetahuan untuk mempelajari AI yang bertujuan untuk mendampingi sistem pertahanan negara kita. TNI harus siap dengan era AI," kata Puan usai menyaksikan Latgab TNI 2023 dari atas kapal KRI dr Radjiman Wedyodiningrat-992, di Perairan Laut Bali, Senin.
Puan pun memberi contoh penggunaan AI melalui peran robotik yang sudah dilakukan oleh militer dari berbagai negara maju. Misalnya, Angkatan Udara AS (USAF) yang menerbangkan jet nir-awak untuk mendampingi jet yang dikemudikan manusia.
"Dengan penerapan yang bijaksana dan transparan, AI dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi militer dalam melindungi negara dan meningkatkan keamanan global," ujarnya.
Meski demikian, Puan mengakui bahwa AI tidak bisa membuat keputusan penting di medan pertempuran. Untuk itu, lanjut dia, prajurit yang berintegritas dan memiliki jam terbang tinggi mampu menjadi kolaborasi yang tepat dalam hal penerapan AI di bidang militer.
"Pengalaman tidak bisa digantikan oleh teknologi karena dengan merasakan, terlibat langsung dalam pengambilan keputusan merupakan sisi positif dalam setiap adanya potensi pertempuran dalam melindungi negara," ucapnya.
Puan pun menyebut TNI sebagai alat pertahanan negara memiliki peran krusial dalam menghadapi berbagai bentuk ancaman baik dari dalam dan luar negeri terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa.
Selain itu, tambah dia, TNI juga memiliki peran penting sebagai garda terdepan dalam pemulihan terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat kekacauan keamanan. "Seperti kata pepatah latin si vis pacem para bellum yang bermakna apabila mendambakan perdamaian maka harus siap berperang, tentunya hal tersebut memiliki arti yang sangat penting dalam latihan kali ini," ujar dia.
Pada kesempatan tersebut, Puan menyaksikan penembakan senjata strategis dari KRI dr Radjiman Wedyodiningrat-992, di antaranya Rudal C-705 yang diluncurkan oleh KRI Tombak-629 sebagai penembak utama.
Penembakan senjata tersebut, menjadi bagian dari Latgab TNI 2023 yang diikuti oleh 7.500 prajurit dari tiga matra yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara dengan melibatkan berbagai taktik dan strategi dalam simulasi skenario pertempuran.
Usai menyaksikan latihan penembakan senjata strategi, Puan Maharani bersama rombongan lantas melakukan kegiatan tabur bunga ke Laut Bali untuk menghormati jasa awak kapal selam KRI Nanggala-402 yang gugur saat melaksanakan patroli abadi mengarungi lautan Indonesia.
Baca juga: Jepang kembangkan AI untuk bantu penelitian
Baca juga: Mensesneg ajak generasi muda peka kemajuan zaman
Puan Maharani hadir bersama Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Menko Polhukam Mahfud MD, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas beserta sejumlah petinggi TNI, di antaranya Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, KSAD Jenderal Dudung Abdurachman, KSAL Laksamana Muhammad Ali, dan KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo, serta jajaran petinggi TNI lainnya.
"Sebagai negara yang memiliki pasukan militer terbaik, TNI harus bisa mengalokasikan lebih banyak ilmu pengetahuan untuk mempelajari AI yang bertujuan untuk mendampingi sistem pertahanan negara kita. TNI harus siap dengan era AI," kata Puan usai menyaksikan Latgab TNI 2023 dari atas kapal KRI dr Radjiman Wedyodiningrat-992, di Perairan Laut Bali, Senin.
Puan pun memberi contoh penggunaan AI melalui peran robotik yang sudah dilakukan oleh militer dari berbagai negara maju. Misalnya, Angkatan Udara AS (USAF) yang menerbangkan jet nir-awak untuk mendampingi jet yang dikemudikan manusia.
"Dengan penerapan yang bijaksana dan transparan, AI dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi militer dalam melindungi negara dan meningkatkan keamanan global," ujarnya.
Meski demikian, Puan mengakui bahwa AI tidak bisa membuat keputusan penting di medan pertempuran. Untuk itu, lanjut dia, prajurit yang berintegritas dan memiliki jam terbang tinggi mampu menjadi kolaborasi yang tepat dalam hal penerapan AI di bidang militer.
"Pengalaman tidak bisa digantikan oleh teknologi karena dengan merasakan, terlibat langsung dalam pengambilan keputusan merupakan sisi positif dalam setiap adanya potensi pertempuran dalam melindungi negara," ucapnya.
Puan pun menyebut TNI sebagai alat pertahanan negara memiliki peran krusial dalam menghadapi berbagai bentuk ancaman baik dari dalam dan luar negeri terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa.
Selain itu, tambah dia, TNI juga memiliki peran penting sebagai garda terdepan dalam pemulihan terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat kekacauan keamanan. "Seperti kata pepatah latin si vis pacem para bellum yang bermakna apabila mendambakan perdamaian maka harus siap berperang, tentunya hal tersebut memiliki arti yang sangat penting dalam latihan kali ini," ujar dia.
Pada kesempatan tersebut, Puan menyaksikan penembakan senjata strategis dari KRI dr Radjiman Wedyodiningrat-992, di antaranya Rudal C-705 yang diluncurkan oleh KRI Tombak-629 sebagai penembak utama.
Penembakan senjata tersebut, menjadi bagian dari Latgab TNI 2023 yang diikuti oleh 7.500 prajurit dari tiga matra yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara dengan melibatkan berbagai taktik dan strategi dalam simulasi skenario pertempuran.
Usai menyaksikan latihan penembakan senjata strategi, Puan Maharani bersama rombongan lantas melakukan kegiatan tabur bunga ke Laut Bali untuk menghormati jasa awak kapal selam KRI Nanggala-402 yang gugur saat melaksanakan patroli abadi mengarungi lautan Indonesia.
Baca juga: Jepang kembangkan AI untuk bantu penelitian
Baca juga: Mensesneg ajak generasi muda peka kemajuan zaman
Puan Maharani hadir bersama Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Menko Polhukam Mahfud MD, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas beserta sejumlah petinggi TNI, di antaranya Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, KSAD Jenderal Dudung Abdurachman, KSAL Laksamana Muhammad Ali, dan KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo, serta jajaran petinggi TNI lainnya.