Medan (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara menyatakan secara tahunan (year on year), ekonomi daerah itu tumbuh 5,19 persen secara tahunan )year on year/yoy) pada triwulan kedua 2023. "Angka tersebut di atas pertumbuhan ekonomi nasional 5,17 persen," ujar Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin dalam konferensi pers daring diikuti di Medan, Senin.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Sumut pada triwulan II 2023 secara tahunan meningkat dibandingkan triwulan II 2022, dari Rp235,35 triliun menjadi Rp260,36 triliun.
Sementara jika dilihat dari triwulan pertama 2023, ekonomi Sumut pada triwulan kedua juga tumbuh 2,88 persen. Adapun PDRB ADHB pada triwulan I 2023 adalah Rp251,95 triliun. Secara kumulatif atau sampai semester pertama 2023, kondisi pertumbuhan ekonomi Sumut semakin positif 5,03 persen.
Pertumbuhan ekonomi Sumut secara tahunan triwulan II tahun 2023 paling besar dipengaruhi oleh transportasi dan pergudangan yaitu 12,29 persen, diikuti sektor jasa lainnya (10,22 persen). Menurut BPS Sumut, sektor jasa memiliki pertumbuhan tertinggi pada triwulan II 2023 secara tahunan dibandingkan barang. Situasi tersebut terjadi karena adanya momen Idul Fitri, Idul Adha dan libur sekolah pada periode tersebut.
Masih pada triwulan II 2023, lapangan usaha yang paling penting terhadap perekonomian Sumut adalah pertanian, kehutanan dan perikanan yang tumbuh 3,21 persen, kemudian perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (4,66 persen), industri pengolahan 4,08 persen serta konstruksi 5,56 persen.
Berdasarkan pengeluaran, pertumbuhan PDRB tertinggi triwulan 2023 secara tahunan datang dari komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga NonProfit Rumah Tangga (PK-LNPRT) yang mencapai 7,69 persen.
Akan tetapi, dari sisi struktur, Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga berdampak paling besar terhadap PDRB Sumut yaitu 50,95 persen. Adapun komponen yang terkontraksi yakni ekspor (-0,71 persen) dan impor (-2,52 persen).
Baca juga: Konsumsi rumah tangga menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi
Baca juga: Nilai ekspor NTB turun pada Juni 2023
Dibandingkan triwulan I 2023 (quarter to quarter), pengeluaran konsumsi pemerintah menjadi pengeluaran tertinggi yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi pada bulan April-Juni 2023 (20,09 persen). Sebaliknya, sektor ekspor mengalami kontraksi -0,21 persen.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Sumut pada triwulan II 2023 secara tahunan meningkat dibandingkan triwulan II 2022, dari Rp235,35 triliun menjadi Rp260,36 triliun.
Sementara jika dilihat dari triwulan pertama 2023, ekonomi Sumut pada triwulan kedua juga tumbuh 2,88 persen. Adapun PDRB ADHB pada triwulan I 2023 adalah Rp251,95 triliun. Secara kumulatif atau sampai semester pertama 2023, kondisi pertumbuhan ekonomi Sumut semakin positif 5,03 persen.
Pertumbuhan ekonomi Sumut secara tahunan triwulan II tahun 2023 paling besar dipengaruhi oleh transportasi dan pergudangan yaitu 12,29 persen, diikuti sektor jasa lainnya (10,22 persen). Menurut BPS Sumut, sektor jasa memiliki pertumbuhan tertinggi pada triwulan II 2023 secara tahunan dibandingkan barang. Situasi tersebut terjadi karena adanya momen Idul Fitri, Idul Adha dan libur sekolah pada periode tersebut.
Masih pada triwulan II 2023, lapangan usaha yang paling penting terhadap perekonomian Sumut adalah pertanian, kehutanan dan perikanan yang tumbuh 3,21 persen, kemudian perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (4,66 persen), industri pengolahan 4,08 persen serta konstruksi 5,56 persen.
Berdasarkan pengeluaran, pertumbuhan PDRB tertinggi triwulan 2023 secara tahunan datang dari komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga NonProfit Rumah Tangga (PK-LNPRT) yang mencapai 7,69 persen.
Akan tetapi, dari sisi struktur, Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga berdampak paling besar terhadap PDRB Sumut yaitu 50,95 persen. Adapun komponen yang terkontraksi yakni ekspor (-0,71 persen) dan impor (-2,52 persen).
Baca juga: Konsumsi rumah tangga menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi
Baca juga: Nilai ekspor NTB turun pada Juni 2023
Dibandingkan triwulan I 2023 (quarter to quarter), pengeluaran konsumsi pemerintah menjadi pengeluaran tertinggi yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi pada bulan April-Juni 2023 (20,09 persen). Sebaliknya, sektor ekspor mengalami kontraksi -0,21 persen.