Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat kembali mengekspor 2,36 ton komoditi vanili organik ke Amerika Serikat senilai Rp3 miliar sehingga membuktikan komoditas tersebut sudah bisa diterima di pasar internasional.
Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengaku gembira ada orang lokal NTB melakukan ekspor komoditi vanili yang memiliki nilai Rp3 miliar atau setara 2,360 ton vanili organik.
"Kita berharap ekspor ini bisa menularkan produk turunan yang lain yang akan memancing ekspor-ekspor produk yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi," ujarnya di Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Kota Mataram, Senin.
Menurut dia, ekspor ini penting karena memaksa untuk belajar dengan kualitas. Mereka tidak ada toleransi kalau tidak sesuai dengan kualitas, maka tidak akan diterima.
"Kita harus meningkatkan kemampuan dan teknologi. Dengan adanya umpan balik inilah sehingga memaksa untuk meningkatkan kinerja kualitas di pasar global," katanya.
Sementara itu, Kepala Deputi Perwakilan Bank Indonesia NTB, Ahmad Fauzi mengapresiasi yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang menangani kegiatan ekspor vanili ke Amerika Serikat tersebut.
"Semoga tim genjot ekspor mampu meningkatkan nilai dan volume transaksi ekspor dari NTB," ujarnya.
Ia menambahkan, khusus vanili Bank Indonesia telah melakukan tiga kunci sukses dalam membantu petani untuk melakukan ekspor vanili organik dengan negara tujuan Amerika Serikat.
Tiga kunci sukses itu, kata dia, dimulai dari sisi hilir dengan memfasilitasi petani dengan eksportir, selanjutnya industrialisasi pengolahan vanili berupa pemberian bantuan peralatan kepada kelompok tani.
"Kemudian dari tiga dari sisi hulu melalui penyediaan bahan baku vanili organik kepada sejumlah kelompok petani di NTB," katanya.
Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengaku gembira ada orang lokal NTB melakukan ekspor komoditi vanili yang memiliki nilai Rp3 miliar atau setara 2,360 ton vanili organik.
"Kita berharap ekspor ini bisa menularkan produk turunan yang lain yang akan memancing ekspor-ekspor produk yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi," ujarnya di Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Kota Mataram, Senin.
Menurut dia, ekspor ini penting karena memaksa untuk belajar dengan kualitas. Mereka tidak ada toleransi kalau tidak sesuai dengan kualitas, maka tidak akan diterima.
"Kita harus meningkatkan kemampuan dan teknologi. Dengan adanya umpan balik inilah sehingga memaksa untuk meningkatkan kinerja kualitas di pasar global," katanya.
Sementara itu, Kepala Deputi Perwakilan Bank Indonesia NTB, Ahmad Fauzi mengapresiasi yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang menangani kegiatan ekspor vanili ke Amerika Serikat tersebut.
"Semoga tim genjot ekspor mampu meningkatkan nilai dan volume transaksi ekspor dari NTB," ujarnya.
Ia menambahkan, khusus vanili Bank Indonesia telah melakukan tiga kunci sukses dalam membantu petani untuk melakukan ekspor vanili organik dengan negara tujuan Amerika Serikat.
Tiga kunci sukses itu, kata dia, dimulai dari sisi hilir dengan memfasilitasi petani dengan eksportir, selanjutnya industrialisasi pengolahan vanili berupa pemberian bantuan peralatan kepada kelompok tani.
"Kemudian dari tiga dari sisi hulu melalui penyediaan bahan baku vanili organik kepada sejumlah kelompok petani di NTB," katanya.