Mataram (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, langsung mengubah pola pengisian ruang rawat inap pasien di gedung "Graha Mentaram" sebagai langkah antisipasi gempa susulan agar evakuasi lebih mudah dilakukan.
Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram dr Hj Eka Nurhayati di Mataram, Selasa, mengatakan, selama ini pengisian pasien di gedung "Graha Mentaram" dilakukan secara acak dari lantai dua sampai lantai lima.
"Sekarang kami sudah minta petugas agar pasien rawat inap di 'Graha Mentaram' harus diisi bertahap tidak boleh acak. Jadi lantai dua harus penuh dulu baru lantai tiga diisi, begitu selanjutnya," katanya.
Baca juga: Gempa Magnitudo 7,4 di Laut Jawa dirasakan di Lombok
Hal tersebut disampaikan menanggapi gempa bumi magnitudo 7,1 terjadi di laut, sekitar 163 kilometer timur laut Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat pada Selasa (29/8/2023) pukul 02.55 WIB, dan tidak berpotensi tsunami.
Berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), episenter gempa magnitudo 7,1 itu pada koordinat 6,94 derajat lintang selatan dan 116,57 derajat bujur timur. Sementara hiposenter gempa di kedalaman 525 kilometer.
Eka mengakui, akibat gempa tersebut sejumlah pasien rawat inap termasuk di IGD ke luar untuk ke halaman depan Gedung RSUD Kota Mataram untuk menyelamatkan diri sampai kondisi aman.
"Begitu adzan subuh dan kondisi mulai aman, para pasien sudah kembali ke ruang rawat masing-masing. Sedangkan, untuk dampak kerusakan fisik, sejauh ini belum ada," katanya.
Sementara menyinggung pelayanan pagi di poliklinik pascagempa, Eka mengatakan, sejauh ini tingkat kunjungan layanan di poliklinik berjalan normal seperti biasa.
"Alhamdulillah, kunjungan tetap normal namun jumlah pasti belum kami hitung. Tapi rata-rata sekitar 900 sampai 1.000 kunjungan per hari," ujarnya.
Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram dr Hj Eka Nurhayati di Mataram, Selasa, mengatakan, selama ini pengisian pasien di gedung "Graha Mentaram" dilakukan secara acak dari lantai dua sampai lantai lima.
"Sekarang kami sudah minta petugas agar pasien rawat inap di 'Graha Mentaram' harus diisi bertahap tidak boleh acak. Jadi lantai dua harus penuh dulu baru lantai tiga diisi, begitu selanjutnya," katanya.
Baca juga: Gempa Magnitudo 7,4 di Laut Jawa dirasakan di Lombok
Hal tersebut disampaikan menanggapi gempa bumi magnitudo 7,1 terjadi di laut, sekitar 163 kilometer timur laut Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat pada Selasa (29/8/2023) pukul 02.55 WIB, dan tidak berpotensi tsunami.
Berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), episenter gempa magnitudo 7,1 itu pada koordinat 6,94 derajat lintang selatan dan 116,57 derajat bujur timur. Sementara hiposenter gempa di kedalaman 525 kilometer.
Eka mengakui, akibat gempa tersebut sejumlah pasien rawat inap termasuk di IGD ke luar untuk ke halaman depan Gedung RSUD Kota Mataram untuk menyelamatkan diri sampai kondisi aman.
"Begitu adzan subuh dan kondisi mulai aman, para pasien sudah kembali ke ruang rawat masing-masing. Sedangkan, untuk dampak kerusakan fisik, sejauh ini belum ada," katanya.
Sementara menyinggung pelayanan pagi di poliklinik pascagempa, Eka mengatakan, sejauh ini tingkat kunjungan layanan di poliklinik berjalan normal seperti biasa.
"Alhamdulillah, kunjungan tetap normal namun jumlah pasti belum kami hitung. Tapi rata-rata sekitar 900 sampai 1.000 kunjungan per hari," ujarnya.