Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra, Australia, M. Najib mengunjungi Universitas Jember (Unej), Jawa Timur untuk mendorong peningkatan kerja sama antara universitas di Indonesia dengan Australia.
"Kunjungan kali ini dalam rangka mendorong peningkatan kerja sama antara perguruan tinggi negeri (PTN) dengan perguruan tinggi di Australia, sehingga kami menyampaikan informasi terkini mengenai dunia perguruan tinggi Australia beserta potensi kerja sama yang ada," kata M. Najib di Unej, Jember, Kamis.
Menurutnya Australia patut diperhitungkan menjadi salah satu tujuan perguruan tinggi di Indonesia dalam menjalin kerja sama karena mayoritas perguruan tinggi di negeri kangguru itu memiliki kualitas yang baik.
"Bahkan delapan perguruan tingginya masuk dalam peringkat 100 perguruan tinggi terbaik di dunia. Banyak skema kerja sama dan beasiswa yang disediakan oleh pemerintah Australia maupun pihak swasta," katanya.
Ia mengatakan bagi perguruan tinggi Indonesia yang akan menjalin kerja sama dengan mitranya di Australia perlu mengetahui kondisi dan kekhasan setiap perguruan tinggi yang ada, misalnya saja di Australia ada Group of Eight yang beranggotakan delapan perguruan tinggi terbaik Australia yang masuk ke daftar peringkat 100 perguruan tinggi terbaik dunia.
Ada pula kelompok Australian Technology Network, dan kelompok Innovative Research University. Setiap kelompok memiliki kekhasan tersendiri yang harus dipertimbangkan saat akan menjalin kerja sama. "Perguruan tinggi yang tergabung dalam Group of Eight itu high profile sehingga menetapkan syarat tertentu dalam menjalin kerja sama. Beda lagi dengan perguruan tinggi yang tergabung dalam Australian Technology Network yang fokus pada kerja sama di bidang Sains, Technology, Engineering, Mathematics," katanya.
Ia menjelaskan kelompok Innovative Research University lebih banyak memberikan perhatian pada kerja sama pendidikan dan Pemerintah Australia juga banyak menggelontorkan beasiswa, salah satunya yang terbaru adalah New Colombo Plan.
Skema beasiswa yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa Australia menempuh pendidikan, pelatihan dan belajar budaya ke negara-negara di Asia Pasifik termasuk Indonesia. Menurut guru besar di Institut Pertanian Bogor (IPB) University ini, skema beasiswa yang lain pun masih ada seperti kesempatan bagi mahasiswa dan dosen menjadi guru mengajar bahasa dan budaya Indonesia di Australia.
"Berbagai skema beasiswa dan pembiayaan kuliah lainnya dari pemerintah Australia harus kita tangkap. Apalagi pemerintah Australia memiliki kebijakan yang lebih memberikan perhatian kepada negara-negara tetangganya di Asia Pasifik," ujarnya.
Misalnya saja, kata M Najib, di skema New Colombo Plan justru perguruan tinggi Australia tengah aktif mencari perguruan tinggi mitra yang mau menerima mahasiswanya. Untuk itu KBRI di Canberra melalui Atase Pendidikan dan Kebudayaan siap menjembatani dan memfasilitasi perguruan tinggi Indonesia yang akan bekerja sama dengan mitra di Australia.
Rektor Unej Iwan Taruna mengatakan Australia sudah menjadi salah satu tujuan bagi dosen maupun mahasiswa di kampusnya untuk melanjutkan studi dan kerja sama lainnya, bahkan pihaknya akan berkunjung ke Australia pada awal September 2023. "Di antara perguruan tinggi yang akan kami datangi untuk menjalin kerja sama adalah University of Wollongong, Western Sidney University dan perguruan tinggi lainnya," katanya.
Baca juga: Ajang "Indonesian Food and Cultural Day" diiselenggarakan di Finlandia dan Estonia
Baca juga: KBRI London tampilkan kehangatan komunitas Indonesia
Pihaknya juga mendorong mahasiswa Unej untuk memilih perguruan tinggi di Australia sebagai pilihan di berbagai program MBKM seperti program IISMA atau program internal seperti praktik mengajar bagi mahasiswa FKIP yang bisa diarahkan ke Australia, demikian Iwan Taruna.
"Kunjungan kali ini dalam rangka mendorong peningkatan kerja sama antara perguruan tinggi negeri (PTN) dengan perguruan tinggi di Australia, sehingga kami menyampaikan informasi terkini mengenai dunia perguruan tinggi Australia beserta potensi kerja sama yang ada," kata M. Najib di Unej, Jember, Kamis.
Menurutnya Australia patut diperhitungkan menjadi salah satu tujuan perguruan tinggi di Indonesia dalam menjalin kerja sama karena mayoritas perguruan tinggi di negeri kangguru itu memiliki kualitas yang baik.
"Bahkan delapan perguruan tingginya masuk dalam peringkat 100 perguruan tinggi terbaik di dunia. Banyak skema kerja sama dan beasiswa yang disediakan oleh pemerintah Australia maupun pihak swasta," katanya.
Ia mengatakan bagi perguruan tinggi Indonesia yang akan menjalin kerja sama dengan mitranya di Australia perlu mengetahui kondisi dan kekhasan setiap perguruan tinggi yang ada, misalnya saja di Australia ada Group of Eight yang beranggotakan delapan perguruan tinggi terbaik Australia yang masuk ke daftar peringkat 100 perguruan tinggi terbaik dunia.
Ada pula kelompok Australian Technology Network, dan kelompok Innovative Research University. Setiap kelompok memiliki kekhasan tersendiri yang harus dipertimbangkan saat akan menjalin kerja sama. "Perguruan tinggi yang tergabung dalam Group of Eight itu high profile sehingga menetapkan syarat tertentu dalam menjalin kerja sama. Beda lagi dengan perguruan tinggi yang tergabung dalam Australian Technology Network yang fokus pada kerja sama di bidang Sains, Technology, Engineering, Mathematics," katanya.
Ia menjelaskan kelompok Innovative Research University lebih banyak memberikan perhatian pada kerja sama pendidikan dan Pemerintah Australia juga banyak menggelontorkan beasiswa, salah satunya yang terbaru adalah New Colombo Plan.
Skema beasiswa yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa Australia menempuh pendidikan, pelatihan dan belajar budaya ke negara-negara di Asia Pasifik termasuk Indonesia. Menurut guru besar di Institut Pertanian Bogor (IPB) University ini, skema beasiswa yang lain pun masih ada seperti kesempatan bagi mahasiswa dan dosen menjadi guru mengajar bahasa dan budaya Indonesia di Australia.
"Berbagai skema beasiswa dan pembiayaan kuliah lainnya dari pemerintah Australia harus kita tangkap. Apalagi pemerintah Australia memiliki kebijakan yang lebih memberikan perhatian kepada negara-negara tetangganya di Asia Pasifik," ujarnya.
Misalnya saja, kata M Najib, di skema New Colombo Plan justru perguruan tinggi Australia tengah aktif mencari perguruan tinggi mitra yang mau menerima mahasiswanya. Untuk itu KBRI di Canberra melalui Atase Pendidikan dan Kebudayaan siap menjembatani dan memfasilitasi perguruan tinggi Indonesia yang akan bekerja sama dengan mitra di Australia.
Rektor Unej Iwan Taruna mengatakan Australia sudah menjadi salah satu tujuan bagi dosen maupun mahasiswa di kampusnya untuk melanjutkan studi dan kerja sama lainnya, bahkan pihaknya akan berkunjung ke Australia pada awal September 2023. "Di antara perguruan tinggi yang akan kami datangi untuk menjalin kerja sama adalah University of Wollongong, Western Sidney University dan perguruan tinggi lainnya," katanya.
Baca juga: Ajang "Indonesian Food and Cultural Day" diiselenggarakan di Finlandia dan Estonia
Baca juga: KBRI London tampilkan kehangatan komunitas Indonesia
Pihaknya juga mendorong mahasiswa Unej untuk memilih perguruan tinggi di Australia sebagai pilihan di berbagai program MBKM seperti program IISMA atau program internal seperti praktik mengajar bagi mahasiswa FKIP yang bisa diarahkan ke Australia, demikian Iwan Taruna.