Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pentingnya konektivitas di antara negara anggota ASEAN. Menurut dia, konektivitas tersebut dapat terwujud melalui hubungan perdagangan dan investasi regional, mendorong pembangunan berkelanjutan yang kolaboratif seperti proyek energi ramah lingkungan, serta menghubungkan ASEAN melalui sistem pembayaran QR regional.
"Nantinya, masyarakat Indonesia yang bepergian ke Malaysia, Thailand, Singapura maupun negara-negara ASEAN lainnya akan bisa melakukan pembayaran dengan QR. Kalau di Indonesia telah dipergunakan QRIS secara luas di banyak merchant. QRIS dikembangkan oleh Bank Indonesia dan saat ini nilai transaksinya terus meningkat," kata Menko Airlangga dalam ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Malaysia melalui keterangan resminya di Jakarta, Senin.
Menko Airlangga mengungkapkan bahwa fokus utama ASEAN-BAC adalah melakukan fasilitasi perdagangan, fasilitasi investasi, dan menarik investasi langsung (FDI). Selain itu, juga mendorong terlaksananya prioritas-prioritas utama untuk memperkuat perdagangan dan investasi intra-ASEAN.
Indonesia akan mempermudah proses bea cukai dengan membuat sistem digital yang terintegrasi di antara kementerian/lembaga terkait atau e-goverment. ASEAN dinilai perlu mengambil keputusan strategis yang berdampak. Bidang-bidang strategis yang pernah dibahas dalam Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN sebelumnya yakni antara lain tentang bagaimana mendorong pertumbuhan lanskap kendaraan listrik ASEAN.
Indonesia tertarik untuk melakukan hilirisasi sumber daya alam seperti nikel dan tembaga, serta memiliki fasilitas produksi baterai untuk kendaraan listrik. Sementara itu, Deputy Chairman ASEAN-BAC Malaysia yakni Tan Sri Tony Fernandes juga mengatakan, apresiasi serta dukungan penuh terhadap inisiasi Indonesia untuk menjadikan ekonomi ASEAN lebih terhubung satu sama lain.
"Kami sangat excited soal ASEAN, soal Indonesia. Kami harus memuji Pemerintah Indonesia, di mana hal ini membuka mata kita semua bahwa Indonesia sangat progresif, juga sangat terbuka," ujarnya.
Adapun kawasan ASEAN mempunyai potensi menjadi jangkar stabilitas perekonomian global, sebab ASEAN terus menunjukkan lintasan pertumbuhan yang menjanjikan. Sepanjang 2023, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) ASEAN berada di angka 4,6 persen dan di 2024 diproyeksikan akan mencapai 4,8 persen.
Pertumbuhan PDB tersebut diperkirakan akan sepenuhnya kembali ke tingkat sebelum pandemi pada tahun ini dengan variasi antarnegara. Pada sisi lain, inflasi regional diperkirakan akan melambat, namun tekanan harga akan bervariasi antarnegara pada 2023.
FDI dalam bidang manufaktur di ASEAN telah meningkat dua kali lipat selama dekade terakhir, bahkan melampaui China. Hal tersebut disampaikan Menko Airlangga saat di sela ASEAN Business and Investment Summit 2023.
Menko Airlangga mengadakan pertemuan bilateral dengan anggota dewan dari ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Malaysia di Jakarta, Minggu (3/9/2023). Delegasi Malaysia dipimpin oleh Deputy Chairman ASEAN-BAC Malaysia yakni Tan Sri Tony Fernandes, dengan didampingi Council Member Lim Chern Yuan, Executive Director ASEAN-BAC Malaysia Jukhee Hong, serta perwakilan dari beberapa perusahaan besar Malaysia.
Baca juga: Partisipasi sektor swasta penting dalam pertumbuhan ASEAN
Baca juga: Indonesia kembangkan ekosistem EV mendukung ketahanan energi di ASEAN
Pertemuan itu membahas berbagai hal mulai dari perdagangan dan sistem pembayaran lintas batas, serta perkembangan kendaraan listrik (EV). Pertemuan antar anggota dewan tersebut juga merupakan rangkaian agenda untuk persiapan menuju puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-43 ASEAN yang akan diselenggarakan pada 5-7 September 2023.
"Nantinya, masyarakat Indonesia yang bepergian ke Malaysia, Thailand, Singapura maupun negara-negara ASEAN lainnya akan bisa melakukan pembayaran dengan QR. Kalau di Indonesia telah dipergunakan QRIS secara luas di banyak merchant. QRIS dikembangkan oleh Bank Indonesia dan saat ini nilai transaksinya terus meningkat," kata Menko Airlangga dalam ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Malaysia melalui keterangan resminya di Jakarta, Senin.
Menko Airlangga mengungkapkan bahwa fokus utama ASEAN-BAC adalah melakukan fasilitasi perdagangan, fasilitasi investasi, dan menarik investasi langsung (FDI). Selain itu, juga mendorong terlaksananya prioritas-prioritas utama untuk memperkuat perdagangan dan investasi intra-ASEAN.
Indonesia akan mempermudah proses bea cukai dengan membuat sistem digital yang terintegrasi di antara kementerian/lembaga terkait atau e-goverment. ASEAN dinilai perlu mengambil keputusan strategis yang berdampak. Bidang-bidang strategis yang pernah dibahas dalam Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN sebelumnya yakni antara lain tentang bagaimana mendorong pertumbuhan lanskap kendaraan listrik ASEAN.
Indonesia tertarik untuk melakukan hilirisasi sumber daya alam seperti nikel dan tembaga, serta memiliki fasilitas produksi baterai untuk kendaraan listrik. Sementara itu, Deputy Chairman ASEAN-BAC Malaysia yakni Tan Sri Tony Fernandes juga mengatakan, apresiasi serta dukungan penuh terhadap inisiasi Indonesia untuk menjadikan ekonomi ASEAN lebih terhubung satu sama lain.
"Kami sangat excited soal ASEAN, soal Indonesia. Kami harus memuji Pemerintah Indonesia, di mana hal ini membuka mata kita semua bahwa Indonesia sangat progresif, juga sangat terbuka," ujarnya.
Adapun kawasan ASEAN mempunyai potensi menjadi jangkar stabilitas perekonomian global, sebab ASEAN terus menunjukkan lintasan pertumbuhan yang menjanjikan. Sepanjang 2023, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) ASEAN berada di angka 4,6 persen dan di 2024 diproyeksikan akan mencapai 4,8 persen.
Pertumbuhan PDB tersebut diperkirakan akan sepenuhnya kembali ke tingkat sebelum pandemi pada tahun ini dengan variasi antarnegara. Pada sisi lain, inflasi regional diperkirakan akan melambat, namun tekanan harga akan bervariasi antarnegara pada 2023.
FDI dalam bidang manufaktur di ASEAN telah meningkat dua kali lipat selama dekade terakhir, bahkan melampaui China. Hal tersebut disampaikan Menko Airlangga saat di sela ASEAN Business and Investment Summit 2023.
Menko Airlangga mengadakan pertemuan bilateral dengan anggota dewan dari ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Malaysia di Jakarta, Minggu (3/9/2023). Delegasi Malaysia dipimpin oleh Deputy Chairman ASEAN-BAC Malaysia yakni Tan Sri Tony Fernandes, dengan didampingi Council Member Lim Chern Yuan, Executive Director ASEAN-BAC Malaysia Jukhee Hong, serta perwakilan dari beberapa perusahaan besar Malaysia.
Baca juga: Partisipasi sektor swasta penting dalam pertumbuhan ASEAN
Baca juga: Indonesia kembangkan ekosistem EV mendukung ketahanan energi di ASEAN
Pertemuan itu membahas berbagai hal mulai dari perdagangan dan sistem pembayaran lintas batas, serta perkembangan kendaraan listrik (EV). Pertemuan antar anggota dewan tersebut juga merupakan rangkaian agenda untuk persiapan menuju puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-43 ASEAN yang akan diselenggarakan pada 5-7 September 2023.