Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Barat(Jakbar) diminta untuk melaporkan gedung-gedung yang menolak untuk memasang "water mist generator" dalam rangka menekan polusi.
"Kami dari Pemkot (Jakbar) diminta untuk melaporkan yang tidak bisa bekerja sama. Yang tidak mau bekerja sama laporkan nanti kami sampaikan kepada para pemerintah gedung untuk bersama-sama memasang water mist," ujar Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto saat ditemui wartawan pada Senin.
Uus melanjutkan, pemasangan "water mist generator" pada gedung-gedung sesuai kriteria (minimal berlantai delapan) merupakan arahan langsung dari Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono sebagai tindak lanjut arahan dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan.
"Hari ini Pemkot (Jakbar) mengundang para pemilik gedung yang sesuai dengan kriteria. Nanti kita sama-sama bergotong-royong sama-sama memasang "water mist", sebagaimana yang sudah diarahkan oleh bapak gubernur sebagai tindak lanjut arahan dari Menko Marves, pak Luhut," pungkas Uus.
Lebih lanjut, Uus menyebut, instruksi tersebut akan diikuti oleh sidak oleh pihak Pemprov DKI pada minggu depan "Pak Gubernur akan melakukan sidak seminggu berikutnya. Gedung-gedung yang tidak peduli, ya mungkin nanti enggak taulah apa tindakannya. Yang jelas pak gubernur sudah mewanti-wanti untuk disampaikan, disosialisasikan," jelas Uus.
Uus menyebut, jika ada gedung-gedung yang tidak mengindahkan instruksi tersebut, maka dianggap tidak peduli dengan lingkungan. "Insya Allah, sanksi akan diberikan atau mungkin nanti akan diberikan teguran seperti apa, belum jelas," kata Uus.
Yang jelas, lanjut dia, pihak pemilik gedung terkait aka dipanggil. "Kami akan panggil, kami undang menyampaikan perintah pak gubernur sebagai tindak lanjut arahan dari pak Luhut, Menko Marves untuk menangani masalah polusi yang cukup ya luar biasa tidak baiknya di Jakarta," pungkas Uus.
Selain itu, Uus menyebut semua gedung pemerintah saat ini tengah melakukan pemasangan "water mist generator". Secara terpisah, Mantan Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Tri Handoko Seto menyebutkan bahwa alat tersebut pertama kali dikembangkan pada tahun 2019, sewaktu dirinya bertugas di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
"Ketika itu (2019) kondisi polusi udara, terutama di Jakarta, meningkat tajam sehingga membuat kualitas udara tak sehat," kata Seto dalam audiensi yang dilakukan Pemkot Jakbar bersama para pemilik gedung, Senin.
Ia mengatakan, kegiatan menyemprotkan air ke udara dengan water mist generator adalah implementasi penerapan teknologi modifikasi cuaca (TMC) mikro. Metode tersebut jauh lebih efisien dan murah dalam menyapu zat polutan di udara. "Kalau pakai water mist, caranya air dibuat seperti kabut. Sejam itu habis setengah kubik aja," katanya.
Ia melanjutkan, water mist generator memiliki kapasitas penyemprotan lima sampai sepuluh liter per menit sehingga mampu menghasilkan butiran air yang halus dalam jumlah besar. Jika dipasang di atas gedung ketinggian 20-200 meter, efektif mengurangi kepekatan polusi udara pada radius 30-75 meter.
Baca juga: Bekasi minta perusahaan terapkan industri hijau tekan polusi
Baca juga: Sebanyak 351 industri penyumbang polusi udara di Jabodetabek
"Sedangkan dampak tak langsung dirasakan pada area yang lebih luas karena berkurangnya kepekatan asap pada daerah terdampak langsung akan segera diisi oleh polutan yang melayang di area sekitarnya," ungkap.