Mataram (ANTARA) - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), melakukan renovasi terhadap 30 unit rumah tidak layak huni (RTLH) dengan sasaran masyarakat kategori miskin ekstrem.
Ketua Baznas Kota Mataram H Djaswad di Mataram, Rabu, mengatakan sebanyak 30 unit rumah yang dipugar berada di tiga kelurahan, antara lain di Kelurahan Dasan Agung dan Mapak.
"Besaran bantuan untuk satu unit rumah warga yang dipugar sebesar Rp20 juta, namun ada yang Rp25 juta," katanya.
Menurutnya, bantuan pemugaran RTLH itu diberikan berbeda, karena bagi sasaran yang sudah memiliki sanitasi masing-masing mendapat bantuan Rp20 juta dan jumlah sasaran sebanyak 20 unit.
Sedangkan yang tidak memiliki sanitasi bantuan pemugaran diberikan masing-masing Rp25 juta dengan jumlah sasaran sebanyak 10 RTLH.
"Dengan demikian, bantuan untuk pemugaran 30 unit RTLH ini sekitar Rp650 juta," sebutnya.
Namun demikian, lanjutnya, untuk tahap pertama ini program pemugaran RTLH dilaksanakan untuk 20 unit rumah sasaran yang masing-masing mendapatkan Rp20 juta.
Dari 20 unit itu, lima rumah sudah rampung dan sudah diserahkan secara simbolis oleh Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana dirangkaikan dengan penyerahan bantuan kursi roda, mesin jahit, dan biaya pengobatan.
"Sisanya 15 unit rumah ditargetkan selesai akhir September 2023," katanya.
Sementara 10 unit sasaran selanjutnya dengan bantuan masing-masing Rp25 juta, karena tidak punya sanitasi, saat ini masih dalam tahap penyelesaian pendataan.
"Begitu data dan dokumen selesai, pembangunan fisik segera dimulai," katanya.
Djaswad menambahkan bantuan pemugaran RTLH merupakan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang dihimpun Baznas dari ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kota Mataram, bukan dari APBD Kota Mataram.
"Harapan kita dengan kondisi rumah yang nyaman dan aman mampu memotivasi masyarakat jadi lebih produktif dan keluar dari kategori kemiskinan ekstrem," katanya.
Ketua Baznas Kota Mataram H Djaswad di Mataram, Rabu, mengatakan sebanyak 30 unit rumah yang dipugar berada di tiga kelurahan, antara lain di Kelurahan Dasan Agung dan Mapak.
"Besaran bantuan untuk satu unit rumah warga yang dipugar sebesar Rp20 juta, namun ada yang Rp25 juta," katanya.
Menurutnya, bantuan pemugaran RTLH itu diberikan berbeda, karena bagi sasaran yang sudah memiliki sanitasi masing-masing mendapat bantuan Rp20 juta dan jumlah sasaran sebanyak 20 unit.
Sedangkan yang tidak memiliki sanitasi bantuan pemugaran diberikan masing-masing Rp25 juta dengan jumlah sasaran sebanyak 10 RTLH.
"Dengan demikian, bantuan untuk pemugaran 30 unit RTLH ini sekitar Rp650 juta," sebutnya.
Namun demikian, lanjutnya, untuk tahap pertama ini program pemugaran RTLH dilaksanakan untuk 20 unit rumah sasaran yang masing-masing mendapatkan Rp20 juta.
Dari 20 unit itu, lima rumah sudah rampung dan sudah diserahkan secara simbolis oleh Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana dirangkaikan dengan penyerahan bantuan kursi roda, mesin jahit, dan biaya pengobatan.
"Sisanya 15 unit rumah ditargetkan selesai akhir September 2023," katanya.
Sementara 10 unit sasaran selanjutnya dengan bantuan masing-masing Rp25 juta, karena tidak punya sanitasi, saat ini masih dalam tahap penyelesaian pendataan.
"Begitu data dan dokumen selesai, pembangunan fisik segera dimulai," katanya.
Djaswad menambahkan bantuan pemugaran RTLH merupakan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang dihimpun Baznas dari ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kota Mataram, bukan dari APBD Kota Mataram.
"Harapan kita dengan kondisi rumah yang nyaman dan aman mampu memotivasi masyarakat jadi lebih produktif dan keluar dari kategori kemiskinan ekstrem," katanya.