Mataram, NTB (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mendapatkan bantuan sebesar Rp4,5 miliar dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk kegiatan revitalisasi objek wisata Pantai Ampenan.
"Dari anggaran bantuan yang kita usulkan Rp22 miliar, direalisasikan Rp4,5 miliar untuk tahun 2024. Harapannya, sisa usulan bantuan bisa diberikan secara bertahap," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram Nizar Denny Cahyadi di Mataram, NTB, Selasa.
Dikatakan, dengan anggaran itu objek wisata Pantai Ampenan akan direvitalisasi secara bertahap. Untuk tahap pertama akan dilaksanakan tiga kegiatan.
Tiga kegiatan itu meliputi penataan lapak pedagang kaki lima (PKL), sarana hiburan, dan tempat permainan anak-anak. Sedangkan, untuk kegiatan lainnya seperti penataan anjungan, taman baca, plaza, dan lainnya direncanakan sesuai dengan kemampuan anggaran.
"Penataan Pantai Ampenan ini harus dimulai dari nol karena sudah lama tidak direvitalisasi," katanya.
Lebih jauh, Denny mengatakan dalam desain perencanaan revitalisasi Pantai Ampenan yang diajukan ke Kemenparekraf RI dengan usulan anggaran Rp22 miliar, objek wisata Pantai Ampenan akan direvitalisasi dengan desain kearifan lokal.
Revitalisasi diprioritaskan pada perbaikan lapak PKL yang kondisinya saat ini tidak beraturan dan terkesan menutup kawasan pantai karena pedagang menambah lapak dengan bahan seadanya.
Karena itu, lapak-lapak di bagian depan akan dipindahkan pada areal lapak yang akan disiapkan di bagian selatan. Sedangkan, anjungan akan dibangun dengan lingkungan sebagai tempat pengunjung menikmati laut dan sunset atau Matahari tenggelam.
Sementara di bagian utara, akan disiapkan khusus untuk sarana permainan anak-anak, plaza sebagai tempat duduk-duduk serta tempat pertunjukan seni dan budaya akan dibuat mirip di Teras Udayana dengan desain terbuka seperti bale lumbung (rumah khas Suku Sasak), dan akan dibangun fasilitas tempat baca.
"Namun, karena bantuan anggaran yang disetujui baru Rp4,5 miliar, maka beberapa kegiatan kita tunda, dan revitalisasi kita sesuaikan dengan anggaran yang ada," katanya.
"Dari anggaran bantuan yang kita usulkan Rp22 miliar, direalisasikan Rp4,5 miliar untuk tahun 2024. Harapannya, sisa usulan bantuan bisa diberikan secara bertahap," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram Nizar Denny Cahyadi di Mataram, NTB, Selasa.
Dikatakan, dengan anggaran itu objek wisata Pantai Ampenan akan direvitalisasi secara bertahap. Untuk tahap pertama akan dilaksanakan tiga kegiatan.
Tiga kegiatan itu meliputi penataan lapak pedagang kaki lima (PKL), sarana hiburan, dan tempat permainan anak-anak. Sedangkan, untuk kegiatan lainnya seperti penataan anjungan, taman baca, plaza, dan lainnya direncanakan sesuai dengan kemampuan anggaran.
"Penataan Pantai Ampenan ini harus dimulai dari nol karena sudah lama tidak direvitalisasi," katanya.
Lebih jauh, Denny mengatakan dalam desain perencanaan revitalisasi Pantai Ampenan yang diajukan ke Kemenparekraf RI dengan usulan anggaran Rp22 miliar, objek wisata Pantai Ampenan akan direvitalisasi dengan desain kearifan lokal.
Revitalisasi diprioritaskan pada perbaikan lapak PKL yang kondisinya saat ini tidak beraturan dan terkesan menutup kawasan pantai karena pedagang menambah lapak dengan bahan seadanya.
Karena itu, lapak-lapak di bagian depan akan dipindahkan pada areal lapak yang akan disiapkan di bagian selatan. Sedangkan, anjungan akan dibangun dengan lingkungan sebagai tempat pengunjung menikmati laut dan sunset atau Matahari tenggelam.
Sementara di bagian utara, akan disiapkan khusus untuk sarana permainan anak-anak, plaza sebagai tempat duduk-duduk serta tempat pertunjukan seni dan budaya akan dibuat mirip di Teras Udayana dengan desain terbuka seperti bale lumbung (rumah khas Suku Sasak), dan akan dibangun fasilitas tempat baca.
"Namun, karena bantuan anggaran yang disetujui baru Rp4,5 miliar, maka beberapa kegiatan kita tunda, dan revitalisasi kita sesuaikan dengan anggaran yang ada," katanya.