Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Chili untuk Indonesia, Mario Ignacio Artaza, menilai bahwa Chili dapat memberikan dukungan kepada Indonesia dalam program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG), khususnya dalam hal penyediaan bahan pangan.
“Kami punya pengalaman di bidang itu. Sebenarnya, program serupa sudah ada di Chili sejak tahun 1960-an,” kata Dubes Artaza dalam wawancara khusus dengan ANTARA di Jakarta, Jumat (13/6).
Ia menjelaskan, Chili merupakan negara yang memiliki lahan pertanian dan sumber air yang terbatas, namun tetap aktif dan berhasil dalam bidang pertanian. Hal ini dibuktikan dengan posisi Chili sebagai salah satu negara pengekspor anggur terbesar di dunia.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa Chili juga dapat membantu Indonesia dalam mempelajari teknik menanam padi dengan penggunaan sedikit air. Selain itu, ada pula peluang kerja sama di bidang peternakan sapi.
“Kami juga berpartisipasi dalam inisiatif pertanian keluarga, yang merupakan hal penting untuk dilindungi dan dikembangkan, serta dapat mendorong generasi muda agar tertarik terlibat dalam sektor pertanian,” tuturnya.
Sementara itu, mengenai hubungan dagang, Dubes Artaza menyampaikan bahwa volume perdagangan antara Indonesia dan Chili meningkat sekitar 10 persen pada tahun lalu. Namun, menurutnya, angka tersebut masih tergolong rendah.
Ia menilai bahwa tantangan utama dalam perdagangan antara kedua negara adalah aspek logistik. Oleh karena itu, perlu membangun mekanisme yang memungkinkan perusahaan pelayaran membangun rute pengiriman sedekat mungkin antara Indonesia dan Chili.
“Jika kita menciptakan permintaan terhadap produk pangan asal Chili di Indonesia dan sistem logistiknya mendukung, maka jumlah ekspor bisa meningkat,” ujarnya.
Di sisi lain, Dubes Artaza menambahkan bahwa Indonesia dan Chili juga dapat menjalin kerja sama di sektor hilirisasi industri. Ia mengungkapkan bahwa investasi dari Chili telah masuk ke Indonesia di sektor pertambangan.
“Sebuah usaha patungan (joint venture) telah didirikan di Surabaya, Jawa Timur, antara perusahaan Chili dan perusahaan asal China. Investasi senilai sekitar 40 juta dolar tersebut ditujukan untuk memproduksi bola baja bagi industri pertambangan,” jelasnya.
Selain itu, Dubes Artaza juga menegaskan komitmen Chili untuk berjalan beriringan dengan Indonesia agar RI menjadi bagian dari Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).
“Kami telah memberi tahu Indonesia bahwa jika ingin mengetahui pengalaman kami mengenai proses keanggotaan OECD, kami siap untuk membagikannya,” ungkapnya.
Baca juga: Chiki Fawzi merilis lagu kolaborasi dengan Vira Talisa dan Meda Kawu
Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (Organization for Economic Cooperation and Development/OECD) merupakan organisasi internasional yang bertujuan untuk mempromosikan kebijakan ekonomi dan pembangunan di antara negara-negara anggotanya.
Menurut informasi di situs resmi OECD, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, telah menyerahkan telah menyerahkan Initial Memorandum kepada Sekretaris Jenderal OECD Mathias Cormann dalam Pertemuan Dewan Menteri OECD 2025.
Baca juga: Chile hadapi dilema memainkan Sanchez atau tidak lawan Uruguay
Penyerahan dokumen tersebut menandai dimulainya fase teknis yang komprehensif dalam proses aksesi Indonesia ke OECD.
Initial Memorandum merupakan bentuk penilaian awal yang dilakukan secara mandiri oleh Indonesia mengenai kesesuaian peraturan perundang-undangan, kebijakan, dan praktik nasional terhadap standar serta praktik terbaik OECD.