Mataram (ANTARA) - Aur Bamboo atau Komunitas Sosial Sembalun di kaki Gunung Rinjani, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, merancang rumah tahan gempa (RTG) yang terbuat dari bambu.

Rogi Santoso, Sekretaris Aur Bamboo kepada ANTARA, Rabu menyatakan potensi besar terjadinya bencana alam di Lombok, mendorong para pemuda Sembalun membuat inovasi RTG dengan memaksimalkan potensi kekayaan lokal yang ada.

"Justru menariknya di situ, Aurbamboo itu dibentuk karena melihat beberapa kondisi di Lombok khususnya Sembalun, banyak bangunan yang masih menggunakan bahan beton, sedangkan di lombok ini potensi ancaman baik gempa maupun bencana lainnya itu sangat besar. Nah itu yang ingin kami kurangi," katanya.

Menurut dia, pemilihan bahan bambu didasarkan oleh tingkat keringanan dari bambu itu sendiri, sehingga ketika terjadi gempa, potensi kerusakan bangunan maupun korban jiwa dapat diminimalisir.

Lebih lanjut, kata dia, komunitas sosial yang berada di bawah naungan Sembalun Comunity Development Center (SCDC) ini, mengemban misi memanfaatkan kekayaan lokal menjadi bisnis berskala sosial

"Misi Aurbamboo adalah mengedepankan bisnis yang berskala sosial, memanfaatkan kekayaan lokal untuk membangun kehidupan yang berkelanjutan," tambahnya.

Dibandingkan kayu, ia mengklaim RTG ramah lingkungan ini serta merupakan bangunan kokoh yang dapat bertahan hingga 50 tahun.

"Secara natural proses pertumbuhan bambu lebih cepat dibandingkan kayu. Bambu itu fleksibel bahkan jika dirawat dengan baik, bambu mampu bertahan hingga 50 tahun lamanya," katanya.

Bambu yang digunakan merupakan bambu yang tumbuh di daerah Sembalun, untuk jenisnya sendiri terdiri dari bambu Petung sebagai penyangga tiang utama karena memiliki karakteristik yang lebih besar dan kuat dibanding bambu lain. Sedangkan untuk dinding dan keperluan lain menggunakan bambu ampel, bambu galah dan bambu tali.

Kata Rogi, sejauh ini baru empat bangunan yang sudah dirancang oleh Aurbamboo termasuk rumah, gudang, dan markas utama komunitas sosial Aurbamboo.



 

Pewarta : Magang Unram
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024