Mataram (Antara NTB) - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) H Muhammad Zainul Majdi mengajak pelaku usaha mikro, kecil dan menengah dan masyarakat koperasi untuk terus memupuk semangat berwirausaha, sehingga daerah bisa dikenal sebagai lumbung wira usaha.
"Saya ingin NTB tidak hanya dikenal sebagai daerah wisata dan lumbung pangan nasional, ke depan NTB juga jadi kantong `enterpreneurship` tangguh," kata Gubernur NTB H Muhammad Zainul Majdi, pada acara pelatihan tentang kredit usaha rakyat (KUR), di Mataram, Jumat.
Acara yang digelar panitia Hari Pers Nasional (HPN) di NTB bekerja sama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), tersebut sebagai salah satu rangkaian HPN 2016.
Hadir pada acara tersebut Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, dan sejumlah pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat.
Di hadapan Menteri Koperasi dan UKM, Gubernur NTB memaparkan pertumbuhan ekonomi NTB tanpa sektor tambang mencapai lebih dari 6 persen, tertinggi secara nasional.
Pertumbuhan ekonomi yang cukup bagus tersebut juga diikuti dengan "gini ratio" yang mengalami penurunan dari 0,36 persen pada 2014, menjadi 0,29 pada 2015.
Koefisien gini (gini ratio) adalah salah satu ukuran umum untuk distribusi pendapatan atau kekayaan yang menunjukkan seberapa merata pendapatan dan kekayaan didistribusikan di antara populasi.
"Pertumbuhan ekonomi dan penurunan kesenjangan pendapatan itu pak menteri, sebagai dampak dari semangat berwirausaha masyarakat NTB yang luar biasa saat ini, mulai dari anak-anak, mahasiswa, anak putus sekolah hingga orang dewasa. Mereka sangat termotivasi berwirausaha," ujar Muhammad Zainul Majdi.
Gubernur NTB yang biasa Tuan Guru Bajang (TGB) itu mengatakan semangat ekonomi kerakyatan yang tumbuh di kalangan masyarakatnya diharapkan akan terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menekan kesenjangan pendapatan.
"Penurunan rasio gini sebesar 0,07 persen bukan sesuatu yang mudah. Naik 0,01 persen saja sudah tinggi. Jadi kita semua harus tetap semangat berusaha," katanya.
TGB juga menginginkan pertumbuhan ekonomi terus diikuti penurunan tingkat kesenjangan pendapatan. Bukan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi bertambah, tapi kesenjangan pendapatan juga ikut bertambah.
Oleh sebab itu, Muhammad Zainul Majdi, mengajak seluruh masyarakatnya untuk memanfaatkan fasilitas yang disediakan pemerintah sebagai penunjang kegiatan usaha dan terus memupuk semangat dalam rangka menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat.
"Mari bekerja lebih keras lagi. Cinta NTB bisa diwujudkan dengan bekerja keras sesuai bidang kita masing-masing," kata TGB.
Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, mengapresiasi keberhasilan NTB menumbuhkan semangat ekonomi kerakyatan, sehingga mampu menekan kesenjangan pendapatan.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi NTB tanpa sektor pertambangan sebesar enam persen lebih yang diikuti dengan penurunan kesenjangan pendapatan daro 0,36 persen menjadi 0,29 persen pada 2015, menandakan perekonomian NTB sudah sesuai jalannya.
"Kalau pertumbuhan ekonomi naik dan rasio gini juga ikut naik itu tidak benar, yang pas itu adalah pertumbuhan ekonomi naik, angka gini rasio turun," katanya. (*)
"Saya ingin NTB tidak hanya dikenal sebagai daerah wisata dan lumbung pangan nasional, ke depan NTB juga jadi kantong `enterpreneurship` tangguh," kata Gubernur NTB H Muhammad Zainul Majdi, pada acara pelatihan tentang kredit usaha rakyat (KUR), di Mataram, Jumat.
Acara yang digelar panitia Hari Pers Nasional (HPN) di NTB bekerja sama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), tersebut sebagai salah satu rangkaian HPN 2016.
Hadir pada acara tersebut Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, dan sejumlah pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat.
Di hadapan Menteri Koperasi dan UKM, Gubernur NTB memaparkan pertumbuhan ekonomi NTB tanpa sektor tambang mencapai lebih dari 6 persen, tertinggi secara nasional.
Pertumbuhan ekonomi yang cukup bagus tersebut juga diikuti dengan "gini ratio" yang mengalami penurunan dari 0,36 persen pada 2014, menjadi 0,29 pada 2015.
Koefisien gini (gini ratio) adalah salah satu ukuran umum untuk distribusi pendapatan atau kekayaan yang menunjukkan seberapa merata pendapatan dan kekayaan didistribusikan di antara populasi.
"Pertumbuhan ekonomi dan penurunan kesenjangan pendapatan itu pak menteri, sebagai dampak dari semangat berwirausaha masyarakat NTB yang luar biasa saat ini, mulai dari anak-anak, mahasiswa, anak putus sekolah hingga orang dewasa. Mereka sangat termotivasi berwirausaha," ujar Muhammad Zainul Majdi.
Gubernur NTB yang biasa Tuan Guru Bajang (TGB) itu mengatakan semangat ekonomi kerakyatan yang tumbuh di kalangan masyarakatnya diharapkan akan terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menekan kesenjangan pendapatan.
"Penurunan rasio gini sebesar 0,07 persen bukan sesuatu yang mudah. Naik 0,01 persen saja sudah tinggi. Jadi kita semua harus tetap semangat berusaha," katanya.
TGB juga menginginkan pertumbuhan ekonomi terus diikuti penurunan tingkat kesenjangan pendapatan. Bukan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi bertambah, tapi kesenjangan pendapatan juga ikut bertambah.
Oleh sebab itu, Muhammad Zainul Majdi, mengajak seluruh masyarakatnya untuk memanfaatkan fasilitas yang disediakan pemerintah sebagai penunjang kegiatan usaha dan terus memupuk semangat dalam rangka menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat.
"Mari bekerja lebih keras lagi. Cinta NTB bisa diwujudkan dengan bekerja keras sesuai bidang kita masing-masing," kata TGB.
Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, mengapresiasi keberhasilan NTB menumbuhkan semangat ekonomi kerakyatan, sehingga mampu menekan kesenjangan pendapatan.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi NTB tanpa sektor pertambangan sebesar enam persen lebih yang diikuti dengan penurunan kesenjangan pendapatan daro 0,36 persen menjadi 0,29 persen pada 2015, menandakan perekonomian NTB sudah sesuai jalannya.
"Kalau pertumbuhan ekonomi naik dan rasio gini juga ikut naik itu tidak benar, yang pas itu adalah pertumbuhan ekonomi naik, angka gini rasio turun," katanya. (*)