New York (ANTARA) - Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB) di tengah naiknya imbal hasil obligasi AS dan ekspektasi The Federal Reserve akan mempertahankan tingkat suku bunga yang lebih tinggi dalam jangka waktu lebih lama.
Indeks dolar yang mengukur nilai dolar terhadap enam mata uang lainnya naik 0,09 persen menjadi 107,0062, level tertinggi sejak November 2022. Imbal hasil obligasi AS yang melonjak ke level tertinggi dalam 16 tahun pada Selasa (3/10) memberi tekanan lebih terhadap dolar AS.
Pedagang juga mencermati imbal hasil obligasi AS tenor 30 tahun yang naik 12,4 basis poin ke 4,899 persen pada perdagangan baru-baru ini dan mencapai level tertinggi sejak akhir 2007, menurut data FactSet.
Pada akhir perdagangan New York, euro melemah ke 1,0473 dolar AS dari 1,0492 pada sesi sebelumnya. Pound Inggris turun ke 1,2805 dolar AS dari 1,2105 dolar AS. Sementara dolar Kanada melemah ke level terendah dalam enam bulan terhadap dolar karena melonjaknya biaya pinjaman jangka panjang dan walaupun ada komentar hawkish dari Deputi Gubernur Bank of Canada Nicolas Vincent.
Dolar AS menguat menjadi 1,3710 dolar Kanada dari 1,3673 dolar Kanada pada sesi sebelumnya. Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki Selasa (3/10) pagi memperingatkan bahwa otoritas terus mengawasi pasar mata uang dengan cermat dan siap merespons dengan pernyataan "Semua tindakan telah dilakukan dengan rasa urgensi yang tinggi".
Baca juga: Kurs dolar Amerika Serikat bertahan hampir datar
Baca juga: Trump menginginkan dolar lemah, tetapi itu bisa menjadi penjualan sulit
Dolar AS mencapai 148,9180 yen Jepang, lebih rendah dari 149,7380 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS meningkat menjadi 0,9211 franc Swiss dari 0,9169 franc, sedangkan dolar naik menjadi 11,0918 krona Swedia dari 11,0539 krona.
Sumber: Xinhua