Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengimbau masyarakat agar banyak minum air putih sebagai langkah antisipasi dampak cuaca panas.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Usman Hadi di Mataram, Jumat, mengatakan mengkonsumsi air putih menjadi salah satu solusi menghindari kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi akibat cuaca panas.
"Kurang minum, bisa kita lihat dari warna air kencing, sebab kalau air kencing keruh, artinya kita kurang minum. Jadi harus banyak minum," katanya menyikapi cuaca panas yang melanda secara merata, termasuk di wilayah NTB dengan suhu 33,8 hingga hingga 37,0 derajat Celsius.
Usman mengingatkan masyarakat untuk mengurangi risiko dampak panas tersebut, dengan banyak istirahat dan mengurangi berbagai aktivitas di luar ruangan.
"Jika hendak keluar sebaiknya menggunakan pakaian pelindung dan bila perlu kaca mata," katanya.
Menurut Usman, cuaca panas di saat musim kemarau panjang seperti sekarang ini bisa pengaruhi upaya penurunan kasus penyakit menular, antara lain demam berdarah dengue (DBD) dan infeksi saluran pernapasan akut (Ispa).
"Kalau cuaca panas terus, kasus Ispa dan DBD turun (data di kantor-red). Jika cuaca tidak menentu, kadang panas dan hujan itulah yang menyebabkan risiko serangan penyakit Ispa semakin besar, karena musim hujan kerap membuat daya tahan tubuh menurun," katanya.
Terkait dengan itu, dia berharap masyarakat dapat mengkonsumsi vitamin dan air putih untuk tetap menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit.
Baca juga: Dikes Lombok Tengah meminta warga pakai masker antisipasi dampak El Nino
Baca juga: Diskes Tangerang minta apotek dan toko obat sementara tak jual obat sirop
"Jika ada gejala gangguan kesehatan, harus segera datang berobat ke layanan kesehatan terdekat. Apalagi, 11 puskesmas kita siap menerima dan memberikan layanan gratis," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Usman Hadi di Mataram, Jumat, mengatakan mengkonsumsi air putih menjadi salah satu solusi menghindari kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi akibat cuaca panas.
"Kurang minum, bisa kita lihat dari warna air kencing, sebab kalau air kencing keruh, artinya kita kurang minum. Jadi harus banyak minum," katanya menyikapi cuaca panas yang melanda secara merata, termasuk di wilayah NTB dengan suhu 33,8 hingga hingga 37,0 derajat Celsius.
Usman mengingatkan masyarakat untuk mengurangi risiko dampak panas tersebut, dengan banyak istirahat dan mengurangi berbagai aktivitas di luar ruangan.
"Jika hendak keluar sebaiknya menggunakan pakaian pelindung dan bila perlu kaca mata," katanya.
Menurut Usman, cuaca panas di saat musim kemarau panjang seperti sekarang ini bisa pengaruhi upaya penurunan kasus penyakit menular, antara lain demam berdarah dengue (DBD) dan infeksi saluran pernapasan akut (Ispa).
"Kalau cuaca panas terus, kasus Ispa dan DBD turun (data di kantor-red). Jika cuaca tidak menentu, kadang panas dan hujan itulah yang menyebabkan risiko serangan penyakit Ispa semakin besar, karena musim hujan kerap membuat daya tahan tubuh menurun," katanya.
Terkait dengan itu, dia berharap masyarakat dapat mengkonsumsi vitamin dan air putih untuk tetap menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit.
Baca juga: Dikes Lombok Tengah meminta warga pakai masker antisipasi dampak El Nino
Baca juga: Diskes Tangerang minta apotek dan toko obat sementara tak jual obat sirop
"Jika ada gejala gangguan kesehatan, harus segera datang berobat ke layanan kesehatan terdekat. Apalagi, 11 puskesmas kita siap menerima dan memberikan layanan gratis," katanya.