Mataram (ANTARA) - Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Irwansyah mengatakan, penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) khususnya untuk jenis dexlite tidak mempengaruhi layanan pengangkutan sampah di kota ini.
"Alhamdulillah, sejauh ini layanan operasional penanganan sampah masih berjalan normal belum berdampak signifikan," katanya di Mataram, Jumat.
Hal tersebut disampaikan menyikapi penyesuaian harga BBM, khususnya jenis dexlite berlaku mulai 1 Oktober 2023, yakni dari Rp 6.350 per liter menjadi Rp 17.200 per liter.
Sementara APBD perubahan 2023 Kota Mataram sudah disahkan, sehingga penyesuaian anggaran operasional tidak dapat dirubah dan akan dilakukan penyesuaian pada APBD murni 2024.
Menurutnya, untuk menyiasati penyesuaian BBM itu dilakukan pengaturan kondisi kendaraan sebab tidak semua kendaraan pengangkut sampah menggunakan dexlite sebab ada juga yang menggunakan pertamax.
"Ini kan untuk sementara saja, tahun depan kita bisa usulkan kebutuhan anggaran operasional sesuai dengan harga BBM yang baru," katanya.
Karena itu, pihaknya juga meyiasati dengan mengurangi ritase pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) regional di Kebon Kongok, Kabupaten Lombok Barat.
Pengurangan ritase pembuangan ke TPA juga dilakukan dengan mengoptimalkan kegiatan pemilahan dan pengolahan sampah di tempat pengolahan sampah terpadu (TPST).
"Dengan demikian, sampah yang masih bisa diolah bisa dimanfaatkan dan yang akan dibuang ke TPA hanya residu," katanya.
Data DLH Kota Mataram mencatat, volume sampah di Mataram setiap hari mencapai sekitar 250-260 ton, tapi yang bisa terangkut ke TPA sekitar 200 ton.
Namun, sampah yang di bawa ke TPA kini terus berkurang hingga mencapai sekitar 25 ton, sehingga sampah yang dibuang ke TPA sekitar 170 ton per hari.
Pengurangan volume sampah itu salah satunya dipicu karena program pilah sampah di tingkat lingkungan yang dinilai efektif mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA Regional Kebon Kongok.
Baca juga: KLHK segera tetapkan standarisasi alat ukur kualitas udara
Baca juga: Pemkot Mataram menyiapkan penyesuaian tarif retribusi sampah
"Sampah organik yang dipilah dari rumah tangga, bisa langsung diolah menjadi pakan maggot, kompos, dan pupuk cair. Harapannya, dengan adanya bantuan operasional penanganan sampah, bisa terus menekan sampah yang dibuang ke TPA," katanya.
"Alhamdulillah, sejauh ini layanan operasional penanganan sampah masih berjalan normal belum berdampak signifikan," katanya di Mataram, Jumat.
Hal tersebut disampaikan menyikapi penyesuaian harga BBM, khususnya jenis dexlite berlaku mulai 1 Oktober 2023, yakni dari Rp 6.350 per liter menjadi Rp 17.200 per liter.
Sementara APBD perubahan 2023 Kota Mataram sudah disahkan, sehingga penyesuaian anggaran operasional tidak dapat dirubah dan akan dilakukan penyesuaian pada APBD murni 2024.
Menurutnya, untuk menyiasati penyesuaian BBM itu dilakukan pengaturan kondisi kendaraan sebab tidak semua kendaraan pengangkut sampah menggunakan dexlite sebab ada juga yang menggunakan pertamax.
"Ini kan untuk sementara saja, tahun depan kita bisa usulkan kebutuhan anggaran operasional sesuai dengan harga BBM yang baru," katanya.
Karena itu, pihaknya juga meyiasati dengan mengurangi ritase pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) regional di Kebon Kongok, Kabupaten Lombok Barat.
Pengurangan ritase pembuangan ke TPA juga dilakukan dengan mengoptimalkan kegiatan pemilahan dan pengolahan sampah di tempat pengolahan sampah terpadu (TPST).
"Dengan demikian, sampah yang masih bisa diolah bisa dimanfaatkan dan yang akan dibuang ke TPA hanya residu," katanya.
Data DLH Kota Mataram mencatat, volume sampah di Mataram setiap hari mencapai sekitar 250-260 ton, tapi yang bisa terangkut ke TPA sekitar 200 ton.
Namun, sampah yang di bawa ke TPA kini terus berkurang hingga mencapai sekitar 25 ton, sehingga sampah yang dibuang ke TPA sekitar 170 ton per hari.
Pengurangan volume sampah itu salah satunya dipicu karena program pilah sampah di tingkat lingkungan yang dinilai efektif mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA Regional Kebon Kongok.
Baca juga: KLHK segera tetapkan standarisasi alat ukur kualitas udara
Baca juga: Pemkot Mataram menyiapkan penyesuaian tarif retribusi sampah
"Sampah organik yang dipilah dari rumah tangga, bisa langsung diolah menjadi pakan maggot, kompos, dan pupuk cair. Harapannya, dengan adanya bantuan operasional penanganan sampah, bisa terus menekan sampah yang dibuang ke TPA," katanya.