Sentani (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura, Papua mengajak warga untuk kembali mengonsumsi makanan lokal seperti sagu dan umbi yang banyak ditemukan di daerah setempat.
Penjabat (Pj) Bupati Jayapura Triwarno Purnomo saat dihubungi dari Jayapura, Sabtu, mengatakan harga beras premium di daerah ini sudah naik hingga Rp16 ribu per kilogram, sehingga ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah.
“Masyarakat bisa kembali mengonsumsi sagu dan berbagai jenis umbi yang banyak ditemukan di sekitar, dan itu memiliki kandungan gizi lebih baik dari beras,” katanya pula.
Menurut Pj Bupati, diversifikasi pangan yang didorong oleh Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian karena beras harganya semakin naik dengan terjadinya kelangkaan di berbagai wilayah Tanah Air.
“Saya pikir di Jayapura stok beras banyak, tetapi untuk menghindari ketergantungan terhadap beras maka kita wajib mengonsumsi sagu, jagung, singkong, dan betatas,” ujarnya lagi.
Pj Bupati menjelaskan masyarakat kalau kembali ke pangan lokal dengan tambahan ikan, sayur, dan daging, maka daerah ini bukan hanya terlepas dari ketergantungan beras tetapi juga bisa terbebas dari stunting (pertumbuhan terganggu).
“Semua OPD saya instruksikan setiap ada kegiatan di kampung maupun kelurahan harus dorong masyarakat mengonsumsi pangan lokal,” katanya.
Dia menambahkan pemerintah beberapa waktu lalu telah melepas cadangan beras ke masyarakat sebanyak 55,82 ton bagi masyarakat ekonomi lemah.
Baca juga: Puluhan ribu warga Temanggung jadi penerima beras cadangan pangan pemerintah
Baca juga: Pemerintah persiapkan ketahanan pangan umbi-umbian
“Selain kami dorong masyarakat konsumsi pangan lokal yang diperoleh di sekitar, tetapi bantuan atau perhatian terus diberikan pemerintah melalui penyaluran beras kepada masyarakat,” ujarnya pula.
Penjabat (Pj) Bupati Jayapura Triwarno Purnomo saat dihubungi dari Jayapura, Sabtu, mengatakan harga beras premium di daerah ini sudah naik hingga Rp16 ribu per kilogram, sehingga ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah.
“Masyarakat bisa kembali mengonsumsi sagu dan berbagai jenis umbi yang banyak ditemukan di sekitar, dan itu memiliki kandungan gizi lebih baik dari beras,” katanya pula.
Menurut Pj Bupati, diversifikasi pangan yang didorong oleh Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian karena beras harganya semakin naik dengan terjadinya kelangkaan di berbagai wilayah Tanah Air.
“Saya pikir di Jayapura stok beras banyak, tetapi untuk menghindari ketergantungan terhadap beras maka kita wajib mengonsumsi sagu, jagung, singkong, dan betatas,” ujarnya lagi.
Pj Bupati menjelaskan masyarakat kalau kembali ke pangan lokal dengan tambahan ikan, sayur, dan daging, maka daerah ini bukan hanya terlepas dari ketergantungan beras tetapi juga bisa terbebas dari stunting (pertumbuhan terganggu).
“Semua OPD saya instruksikan setiap ada kegiatan di kampung maupun kelurahan harus dorong masyarakat mengonsumsi pangan lokal,” katanya.
Dia menambahkan pemerintah beberapa waktu lalu telah melepas cadangan beras ke masyarakat sebanyak 55,82 ton bagi masyarakat ekonomi lemah.
Baca juga: Puluhan ribu warga Temanggung jadi penerima beras cadangan pangan pemerintah
Baca juga: Pemerintah persiapkan ketahanan pangan umbi-umbian
“Selain kami dorong masyarakat konsumsi pangan lokal yang diperoleh di sekitar, tetapi bantuan atau perhatian terus diberikan pemerintah melalui penyaluran beras kepada masyarakat,” ujarnya pula.