Mataram (Antara NTB) - Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat mengalokasikan dana operasional bagi petugas yang akan melakukan pendataan aktivitas ekonomi di pulau-pulau kecil.
"Kami punya alokasi dana operasional Sensus Ekonomi 2016, khusus untuk daerah-daerah sulit, termasuk pulau-pulau kecil yang ada aktivitas ekonominya, seperti pariwisata," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB) Wahyudin, di Mataram, Selasa.
Data Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, tercatat jumlah pulau-pulau kecil sebanyak 278 pulau, tersebar di sembilan kabupaten/kota di NTB, kecuali Kota Mataram. Sebagian dari ratusan pulau itu sudah dikelola sebagai obyek wisata baik oleh masyarakat maupun investor.
Wahyudin menyebutkan, NTB memiliki pulau-pulau kecil yang sudah menjadi destinasi wisata, sehingga di lokasi tersebut ada hotel, restoran dan berbagai aktivitas ekonomi lainnya.
Misalnya, Gili Meno, Gili Air, dan Gili Trawangan, atau disebut Gili Matra. Ketiga pulau kecil yang dikunjungi ribuan wisatawan asing setiap tahunnya itu berada di Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.
"Jadi tiga gili itu masuk semua menjadi obyek pendataan Sensus Ekonomi 2016, karena itu potensi ekonomi," ujarnya.
Pelaksanaan pendataan bagi pelaku usaha ekonomi, kata dia, juga melibatkan aparat kepolisian, namun hanya di lokasi-lokasi tertentu yang dianggap rawan, termasuk di wilayah kepulauan yang relatif jauh dari jaraknya.
BPS NTB telah melakukan koordinasi dan menjalin komunikasi dengan Kepolisian Daerah NTB terkait pengamanan pelaksanaan Sensus Ekonomi yang sudah dilaksanakan mulai 1 Mei 2016.
Wahyudin menyebutkan, jumlah petugas yang dilibatkan dalam sensus ekonomi sebanyak 5.465 orang. Semuanya sudah mendapatkan pelatihan.
Mereka nantinya akan mendata nilai produksi dan omzet pelaku usaha mikro kecil hingga besar yang tersebar di 10 kabupaten/kota di NTB, termasuk di pulau-pulau kecil.
"Jadi kami akan mendata seluruh usaha atau perusahaan nonpertanian di lokasi tetap/permanen, seperti mall, kantor, pasar dan di lokasi tidak tetap, seperti pedagang kaki lima, pasar kaget, usaha keliling, serta di rumah tangga," kata Wahyudin.
BPS melaksanakan Sensus Ekonomi 2016 dengan tujuan untuk memberikan gambaran lengkap level dan struktur ekonomi, memperoleh informasi dasar sektor ekonomi, mengetahui karakteristik usaha di Indonesia, dan mengetahui dasa saing bisnis di Indonesia.
Data tersebut akan dijadikan sebagai bahan penyusunan kebijakan, perencanaan, dan evaluasi pembangunan bagi pemerintah. (*)
"Kami punya alokasi dana operasional Sensus Ekonomi 2016, khusus untuk daerah-daerah sulit, termasuk pulau-pulau kecil yang ada aktivitas ekonominya, seperti pariwisata," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB) Wahyudin, di Mataram, Selasa.
Data Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, tercatat jumlah pulau-pulau kecil sebanyak 278 pulau, tersebar di sembilan kabupaten/kota di NTB, kecuali Kota Mataram. Sebagian dari ratusan pulau itu sudah dikelola sebagai obyek wisata baik oleh masyarakat maupun investor.
Wahyudin menyebutkan, NTB memiliki pulau-pulau kecil yang sudah menjadi destinasi wisata, sehingga di lokasi tersebut ada hotel, restoran dan berbagai aktivitas ekonomi lainnya.
Misalnya, Gili Meno, Gili Air, dan Gili Trawangan, atau disebut Gili Matra. Ketiga pulau kecil yang dikunjungi ribuan wisatawan asing setiap tahunnya itu berada di Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.
"Jadi tiga gili itu masuk semua menjadi obyek pendataan Sensus Ekonomi 2016, karena itu potensi ekonomi," ujarnya.
Pelaksanaan pendataan bagi pelaku usaha ekonomi, kata dia, juga melibatkan aparat kepolisian, namun hanya di lokasi-lokasi tertentu yang dianggap rawan, termasuk di wilayah kepulauan yang relatif jauh dari jaraknya.
BPS NTB telah melakukan koordinasi dan menjalin komunikasi dengan Kepolisian Daerah NTB terkait pengamanan pelaksanaan Sensus Ekonomi yang sudah dilaksanakan mulai 1 Mei 2016.
Wahyudin menyebutkan, jumlah petugas yang dilibatkan dalam sensus ekonomi sebanyak 5.465 orang. Semuanya sudah mendapatkan pelatihan.
Mereka nantinya akan mendata nilai produksi dan omzet pelaku usaha mikro kecil hingga besar yang tersebar di 10 kabupaten/kota di NTB, termasuk di pulau-pulau kecil.
"Jadi kami akan mendata seluruh usaha atau perusahaan nonpertanian di lokasi tetap/permanen, seperti mall, kantor, pasar dan di lokasi tidak tetap, seperti pedagang kaki lima, pasar kaget, usaha keliling, serta di rumah tangga," kata Wahyudin.
BPS melaksanakan Sensus Ekonomi 2016 dengan tujuan untuk memberikan gambaran lengkap level dan struktur ekonomi, memperoleh informasi dasar sektor ekonomi, mengetahui karakteristik usaha di Indonesia, dan mengetahui dasa saing bisnis di Indonesia.
Data tersebut akan dijadikan sebagai bahan penyusunan kebijakan, perencanaan, dan evaluasi pembangunan bagi pemerintah. (*)