Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Tim Pemadam Kebakaran Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Ahad, berhasil mencegah kebakaran lebih luas di industri pengolahan gula tebu di Desa Plosokandang  dengan cara memadamkan api yang sudah mulai berkobar membakar gunungan sampah limbah tebu di lingkungan pabrik.

"Alhamdulillah, bisa padam dan segera kami lakukan pembasahan. Jika terlambat, tidak segera tertangani mungkin dampaknya bisa fatal," kata Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Tulungagung, Gatot Sunu Wibowo di Tulungagung.

Dalam insiden yang terjadi sekitar pukul 15.00 WIB itu, dua unit mobil damkar dikerahkan. Pemadaman api terkendala dengan tingginya tumpukan sepah tebu, cuaca kering dan angin kencang. Api bisa dikendalikan dalam waktu sekitar 60 menit. Setelah dipadamkan, petugas lalu melakukan pembasahan mencegah timbulnya kembali api.

Sebab meski telah padam, di bawah tumpukan sepah masih ada sisa-sisa pembakaran yang tidak terjangkau air, sehingga untuk mematikan sisa kebakaran dilakukan pembasahan dengan membongkar tumpukan sepah tebu.

"Tadi kami minta bantuan pada pemilik penggilingan untuk memerintahkan pegawainya membantu membongkar tumpukan sepah tebu," kata Gatot.

Pembasahan berlangsung cukup lama, dan baru selesai jelang tengah malam. Gatot melanjutkan kebakaran tahun ini cukup tinggi. Terhitung sejak Januari hingga awal November telah terjadi 64 kebakaran. Jumlah itu meningkat dibanding tahun 2022 yang kurang dari 50 kejadian dalam setahun.

"Rata-rata kejadian kebakaran disebabkan human error, seperti membakar sampah lalu ditinggal," tuturnya.

Dirinya berpesan agar masyarakat lebih berhati-hati saat membakar sampah. Sebisa mungkin api diawasi agar tidak merembet ke benda lain yang mudah terbakar," ujarnya mengingatkan.

Baca juga: Kebakaran lahan di kawasan Gunung Rinjani telah padam
Baca juga: 5 titik api masih terlihat di lahan kebakaran Gunung Rinjani

Dijelaskan, kebakaran berawal dari salah satu pekerja yang membakar sampah di dekat tumpukan sepah tebu.

"Kemungkinan bekas pembakaran sampah itu masih ada bara api," ujar Gatot.

Bara bekas pembakaran api itu dihembus angin dan menyambar tumpukan sepah tebu. Cuaca kering dan angin kencang mempercepat api merembet ke benda lain yang mudah terbakar.*

 

Pewarta : Destyan H. Sujarwoko
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024