Mataram (Antara NTB) - Perseroan Terbatas Pertama Tbk menggelar "Pertamina Energizing Campus" di Universitas Mataram, Senin, dalam rangka menyerap aspirasi membangun dari mahasiswa di kampus terbesar di Nusa Tenggara Barat itu.
Kegiatan yang diikuti ratusan mahasiswa Universitas Mataram (Unram) tersebut dihadiri Corporate Secretary PT Pertamina Wisnontoro, anggota Komisi VII DPR RI Kurtubi, Wakil Rektor IV Unram Prof Suwarji, dan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga NTB Rosiady H Sayuti.
Corporate Secretary PT Pertamina Wisnontoro menjelaskan kegiatan "Pertamina Energizing Campus" yang sudah digelar di berbagai perguruan tinggi di Indonesia, termasuk Unram, merupakan bentuk kepeduliaan perusahaannya terhadap mahasiswa.
"Ini merupakan forum dengan diskusi dua arah agar mendapatkan aspirasi dari seluruh mahasiswa di pelosok negeri. Ini adalah bentuk dari keterbukaan dari Pertamina agar masyarakat mendapat pemahaman yang baik dari Pertamina," katanya.
Berdialog dengan para mahasiswa di seluruh Tanah Air, menurut dia, juga sebagai bentuk tanggung jawab Pertamina dalam mengembangkan kampus untuk dapat terus mengembangkan energi agar ketahanan energi yang dicita-citakan dapat terwujud.
Saat ini, kata Wisnuntoro, Pertamina tengah mendapat tantangan sebagai badan usaha milik negara (BUMN) penggerak lokomotif bangsa.
Menghadapi tantangan tersebut Pertamina terus mencari terobosan-terobosan, antara lain dengan melakukan transformasi. Maka dalam rangka transformasi itu lah, Pertamina membutuhkan peran dari semua kalangan, termasuk kampus agar menuai keberhasilan untuk kepentingan masyarakat Indonesia yang lebih luas lagi.
"Mahasiswa adalah elemen bangsa yang penting, mereka elemen cendekia sebagai penerus pempimpin bangsa ini. Untuk itu, kami berusaha mengkomunikasikan upaya-upaya tersebut ke tengah mahasiswa," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Rektor IV Unram Prof Suwarji, mengapresiasi kegiatan "Pertamina Energizing Campus" di Unram. Apalagi persoalan yang sedang dihadapi Indonesia, bahkan dunia sekarang adalah persoalan ketahanan energi, di samping ketahanan pangan dan krisis lingkungan.
Untuk itu, Dibutuhkan peran semua unsur masyarakat secara luas termasuk mahasiswa yang memiliki peranan sangat besar untuk mencapai ketahanan energi nasional dan mendukung kebijakan yang berkelanjutan.
"Saya mengingatkan agar kaum muda termasuk mahasiswa memahami dengan baik tentang persoalan ketahanan energi, karena kalau tidak mampu mempertahankan ketahanan dan kemandirian energi kita tidak bisa bersaing," katanya.
Anggota Komisi VII DPR RI Kurtubi, juga mendorong Pertamina agar pendistribusian dana tanggung jawab sosial (CSR) perusahaan lebih diarahkan ke NTB agar lebih sejajar dengan daerah lain.
Peruntukan dana CSR bisa dalam bentuk seperti pembangunan gedung kampus dan bidang lingkungan, yakni dengan merehabilitasi hutan mangrove yang sudah rusak, sehingga menyebabkan abrasi di beberapa wilayah perairan Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, NTB.
"Dana CSR bisa juga diarahkan ke kampus-kampus termasuk Unram. Pertamina harus menangkap aspirasi dari mahasiswa terkait dengan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pelestarian lingkungan di kawasan Timur Indonesia," kata Kurtubi. (*)
Kegiatan yang diikuti ratusan mahasiswa Universitas Mataram (Unram) tersebut dihadiri Corporate Secretary PT Pertamina Wisnontoro, anggota Komisi VII DPR RI Kurtubi, Wakil Rektor IV Unram Prof Suwarji, dan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga NTB Rosiady H Sayuti.
Corporate Secretary PT Pertamina Wisnontoro menjelaskan kegiatan "Pertamina Energizing Campus" yang sudah digelar di berbagai perguruan tinggi di Indonesia, termasuk Unram, merupakan bentuk kepeduliaan perusahaannya terhadap mahasiswa.
"Ini merupakan forum dengan diskusi dua arah agar mendapatkan aspirasi dari seluruh mahasiswa di pelosok negeri. Ini adalah bentuk dari keterbukaan dari Pertamina agar masyarakat mendapat pemahaman yang baik dari Pertamina," katanya.
Berdialog dengan para mahasiswa di seluruh Tanah Air, menurut dia, juga sebagai bentuk tanggung jawab Pertamina dalam mengembangkan kampus untuk dapat terus mengembangkan energi agar ketahanan energi yang dicita-citakan dapat terwujud.
Saat ini, kata Wisnuntoro, Pertamina tengah mendapat tantangan sebagai badan usaha milik negara (BUMN) penggerak lokomotif bangsa.
Menghadapi tantangan tersebut Pertamina terus mencari terobosan-terobosan, antara lain dengan melakukan transformasi. Maka dalam rangka transformasi itu lah, Pertamina membutuhkan peran dari semua kalangan, termasuk kampus agar menuai keberhasilan untuk kepentingan masyarakat Indonesia yang lebih luas lagi.
"Mahasiswa adalah elemen bangsa yang penting, mereka elemen cendekia sebagai penerus pempimpin bangsa ini. Untuk itu, kami berusaha mengkomunikasikan upaya-upaya tersebut ke tengah mahasiswa," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Rektor IV Unram Prof Suwarji, mengapresiasi kegiatan "Pertamina Energizing Campus" di Unram. Apalagi persoalan yang sedang dihadapi Indonesia, bahkan dunia sekarang adalah persoalan ketahanan energi, di samping ketahanan pangan dan krisis lingkungan.
Untuk itu, Dibutuhkan peran semua unsur masyarakat secara luas termasuk mahasiswa yang memiliki peranan sangat besar untuk mencapai ketahanan energi nasional dan mendukung kebijakan yang berkelanjutan.
"Saya mengingatkan agar kaum muda termasuk mahasiswa memahami dengan baik tentang persoalan ketahanan energi, karena kalau tidak mampu mempertahankan ketahanan dan kemandirian energi kita tidak bisa bersaing," katanya.
Anggota Komisi VII DPR RI Kurtubi, juga mendorong Pertamina agar pendistribusian dana tanggung jawab sosial (CSR) perusahaan lebih diarahkan ke NTB agar lebih sejajar dengan daerah lain.
Peruntukan dana CSR bisa dalam bentuk seperti pembangunan gedung kampus dan bidang lingkungan, yakni dengan merehabilitasi hutan mangrove yang sudah rusak, sehingga menyebabkan abrasi di beberapa wilayah perairan Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, NTB.
"Dana CSR bisa juga diarahkan ke kampus-kampus termasuk Unram. Pertamina harus menangkap aspirasi dari mahasiswa terkait dengan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pelestarian lingkungan di kawasan Timur Indonesia," kata Kurtubi. (*)