Jakarta (ANTARA) - Ekonom makroekonomi dan pasar keuangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Teuku Riefky, M.Sc, mengatakan bahwa masyarakat dapat mengubah gaya hidup menjadi lebih ramah lingkungan untuk mendukung ekonomi hijau.
“Praktik yang sejalan dengan komitmen penurunan emisi global,” ujar Teuku Riefky kepada ANTARA saat dihubungi melalui telepon dari Jakarta, Rabu (15/11) malam.
Selain melakukan praktek yang lebih ramah lingkungan, Teuku Riefky juga mengatakan bahwa masyarakat memiliki peran penting untuk mendorong atau memberi tekanan kepada pemerintah terkait implementasi kebijakan-kebijakan yang berlandaskan motivasi transisi iklim.
Dengan demikian, masyarakat dapat menuai keuntungan dari kesuksesan ekonomi hijau. Teuku Riefky mengatakan bahwa salah satu target ambisius dari pelaksanaan green economy atau ekonomi hijau adalah memperlambat atau bahkan menghilangkan perubahan iklim.
“Kalau perubahan iklim bisa diantisipasi dengan baik, tentu masyarakat sangat diuntungkan,” kata Teuku Riefky.
Apabila masyarakat berhasil menahan laju perubahan iklim, ujar Teuku Riefky melanjutkan, maka risiko-risiko bencana akibat perubahan iklim akan berkurang, salah satunya kemarau panjang yang bisa berdampak pada krisis pangan. Selain itu, dia juga meyakini laju perubahan iklim yang berhasil diatasi dapat menurunkan kemungkinan banjir maupun kebakaran hutan.
“Jadi, dampak ke masyarakat sangat-sangat besar,” ujar Riefky.
Dia menambahkan bahwa konsep green economy (ekonomi hijau) dan blue economy (ekonomi biru) sangatlah dekat dengan masyarakat Indonesia. Riefky mencontohkan tingkat biodiversitas yang sangat tinggi di Indonesia, serta sebagian besar daerah pesisir yang memanfaatkan sektor perikanan maupun produk bahari lainnya sebagai sumber mata pencaharian.
Baca juga: Pemerintah dapat hibah Rp514 miliar dari Inggris
Baca juga: Indonesia punya potensi besar kembangkan ekonomi hijau
Tak terkecuali, kata Riefky melanjutkan, sektor transportasi barang melalui logistik laut yang juga merupakan wujud dari ekonomi biru. “Secara umum, negara Indonesia sangat dekat dengan isu ekonomi hijau dan ekonomi biru,” kata Riefky.
“Praktik yang sejalan dengan komitmen penurunan emisi global,” ujar Teuku Riefky kepada ANTARA saat dihubungi melalui telepon dari Jakarta, Rabu (15/11) malam.
Selain melakukan praktek yang lebih ramah lingkungan, Teuku Riefky juga mengatakan bahwa masyarakat memiliki peran penting untuk mendorong atau memberi tekanan kepada pemerintah terkait implementasi kebijakan-kebijakan yang berlandaskan motivasi transisi iklim.
Dengan demikian, masyarakat dapat menuai keuntungan dari kesuksesan ekonomi hijau. Teuku Riefky mengatakan bahwa salah satu target ambisius dari pelaksanaan green economy atau ekonomi hijau adalah memperlambat atau bahkan menghilangkan perubahan iklim.
“Kalau perubahan iklim bisa diantisipasi dengan baik, tentu masyarakat sangat diuntungkan,” kata Teuku Riefky.
Apabila masyarakat berhasil menahan laju perubahan iklim, ujar Teuku Riefky melanjutkan, maka risiko-risiko bencana akibat perubahan iklim akan berkurang, salah satunya kemarau panjang yang bisa berdampak pada krisis pangan. Selain itu, dia juga meyakini laju perubahan iklim yang berhasil diatasi dapat menurunkan kemungkinan banjir maupun kebakaran hutan.
“Jadi, dampak ke masyarakat sangat-sangat besar,” ujar Riefky.
Dia menambahkan bahwa konsep green economy (ekonomi hijau) dan blue economy (ekonomi biru) sangatlah dekat dengan masyarakat Indonesia. Riefky mencontohkan tingkat biodiversitas yang sangat tinggi di Indonesia, serta sebagian besar daerah pesisir yang memanfaatkan sektor perikanan maupun produk bahari lainnya sebagai sumber mata pencaharian.
Baca juga: Pemerintah dapat hibah Rp514 miliar dari Inggris
Baca juga: Indonesia punya potensi besar kembangkan ekonomi hijau
Tak terkecuali, kata Riefky melanjutkan, sektor transportasi barang melalui logistik laut yang juga merupakan wujud dari ekonomi biru. “Secara umum, negara Indonesia sangat dekat dengan isu ekonomi hijau dan ekonomi biru,” kata Riefky.