Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyiapkan konsep kegiatan malam tanpa kendaraan bermotor atau CFN (car free night) di kawasan Kota Tua Ampenan untuk mendukung kegiatan seni budaya yang digelar di depan ruang kreatif setiap akhir pekan.

"Kegiatan seni budaya yang kita gelar setiap malam Sabtu dan Minggu di depan ruang kreatif atau biasa kita kemas dalam agenda 'Ampenan Huis', kini sudah semakin ramai dikunjungi dan dikenal masyarakat," kata Camat Ampenan Muzakkir Walad di Mataram, Senin.

Dengan melihat antusias warga yang datang ke acara "Ampenan Huis" itulah, ide untuk melaksanakan program CFN muncul sebab setelah 10 kali digelar kegiatan seni dan budaya di kawasan itu, antusias warga sangat tinggi bahkan sekarang masyarakat kesulitan untuk mencari areal parkir.

Karena itu, apabila CFN di kawasan itu diterapkan maka areal parkir akan disiapkan pada bagian pinggir kali Jangkuk dekat Jembatan Ampenan. Dengan demikian, masyarakat yang akan menonton berbagai atraksi seni budaya di ruang kreatif bisa berjalan kaki. Selain itu, masyarakat juga bisa menikmati aneka kuliner khas produksi UMKM setempat.

"Jadi Jalan Niaga itu, kita isi dengan pelaku UMKM sehingga kegiatan 'Ampenan Huis' juga bisa memberikan dampak ekonomi bagi warga sekitar," katanya.

Lebih jauh Muzakkir mengatakan, pembahasan rencana kegiatan CFN Ampenan tersebut bisa dikatakan 70 persen dapat direalisasikan, kini pihaknya tinggal melakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan untuk melakukan rekayasa lalu lintas dan penataan parkir.

"Dengan melihat antusias warga, kami optimistis CFN di kawasan 'Ampenan Huis' bisa mendapat dukungan pihak terkait untuk pelaksanaan CFN," katanya.

Plt Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram  Nizar Denny Cahyadi sebelumnya mengatakan, keberadaan ruang kreatif di Kota Tua Ampenan mengadopsi konsep kawasan di Jalan Braga Bandung, Jawa Barat.

Jalan Niaga Ampenan merupakan jalan bersejarah di Kota Mataram karena dulunya Ampenan menjadi pusat bisnis ketika Pelabuhan Ampenan sebelum dipindah ke Lembar Lombok Barat.

"Kondisinya hampir sama dengan Jalan Braga, jalan bersejarah yang dahulunya pernah dikenal sebagai Paris Van Java dan menjadi tempat favorit warga Belanda untuk kongko-kongko," katanya.

Baca juga: Pemerintah Mataram segera tata Taman Adi Sucipto Ampenan
Baca juga: Bawaslu Mataram menyiapkan tim tertibkan pelanggaran pemasangan APK

Terkait dengan itulah, katanya, pihaknya telah berkoordinasi dengan Camat Ampenan untuk menghidupkan kembali Kota Tua Ampenan dengan menggelar berbagai kegiatan seperti kesenian, budaya, "live musik, teater, bazar UMKM dan kegiatan lainnya di ruang kreatif dikemas dalam "Ampenan Huis".

"Dengan demikian, ruang kreatif bisa menjadi pusat interaksi dan hiburan masyarakat sekaligus destinasi wisata seni dan budaya sehingga bisa menggerakkan ekonomi masyarakat," katanya.


 

Pewarta : Nirkomala
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024