Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, memasang bronjong sepanjang 40 meter di pinggir Sungai Jangkuk Kelurahan Pejeruk Ampenan sebagai langkah antisipasi potensi longsor dampak bencana hidrometeorologi.
Asisten II Bidang Administrasi Pembangunan dan Perekonomian Setda Kota Mataram Miftahurrahman di Mataram, Selasa, mengatakan, pemasangan bronjong di Sungai Jangkuk kawasan Pejeruk Ampenan menjadi prioritas karena kondisi tanah di areal tersebut terjadi penurunan sehingga menjadi titik rawan longsor.
"Karenanya sebagai langkah mitigasi bencana longsor kita pasang bronjong guna mencegah dampak yang lebih luas," katanya.
Pemasangan bronjong di Sungai Jangkuk Pejeruk tersebut akan dilakukan sepanjang 40 meter dengan lebar 5 meter. "Untuk total anggarannya, belum kami cek lagi di PUPR," katanya. Sementara Lurah Pejeruk Ampenan Lalu Bagus Afriady menambahkan, selain untuk antisipasi longsor pemasangan bronjong di kawasan DAS Jangkuk Pejeruk juga bagian penataan sempadan sungai.
"Jadi, sempadan sungai bisa lebih rapi dan indah sehingga masyarakat tidak lagi membuang sampah ke sempadan atau ke aliran sungai," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap program pemasangan bronjong tahun depan (2024) bisa dilanjutkan sampai ke Ampenan Tengah atau sekitar 300 meter lagi ke arah barat.
"Kalau sempadan DAS Jangkuk sudah dipasang bronjong, Insya Allah kawasan itu bisa lebih aman dari ancaman longsor serta luapan air sungai," katanya.
Afriady menambahkan, program pemasangan bronjong ini sekaligus sebagai program lanjutan dari penataan DAS Jangkuk bagian utara yang telah dilaksanakan pemerintah dengan pembukaan akses jalan inspeksi.
Baca juga: BPBD Bantul Yogyakarta menyebut alat EWS detektor banjir terpasang di lima titik
Baca juga: Pemdes Puyung gotong royong antisipasi banjir
"Setelah pembukaan jalan inspeksi DAS Jangkuk bisa memudahkan akses transportasi dan meningkatkan ekonomi warga sekitar," katanya menambahkan.
Asisten II Bidang Administrasi Pembangunan dan Perekonomian Setda Kota Mataram Miftahurrahman di Mataram, Selasa, mengatakan, pemasangan bronjong di Sungai Jangkuk kawasan Pejeruk Ampenan menjadi prioritas karena kondisi tanah di areal tersebut terjadi penurunan sehingga menjadi titik rawan longsor.
"Karenanya sebagai langkah mitigasi bencana longsor kita pasang bronjong guna mencegah dampak yang lebih luas," katanya.
Pemasangan bronjong di Sungai Jangkuk Pejeruk tersebut akan dilakukan sepanjang 40 meter dengan lebar 5 meter. "Untuk total anggarannya, belum kami cek lagi di PUPR," katanya. Sementara Lurah Pejeruk Ampenan Lalu Bagus Afriady menambahkan, selain untuk antisipasi longsor pemasangan bronjong di kawasan DAS Jangkuk Pejeruk juga bagian penataan sempadan sungai.
"Jadi, sempadan sungai bisa lebih rapi dan indah sehingga masyarakat tidak lagi membuang sampah ke sempadan atau ke aliran sungai," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap program pemasangan bronjong tahun depan (2024) bisa dilanjutkan sampai ke Ampenan Tengah atau sekitar 300 meter lagi ke arah barat.
"Kalau sempadan DAS Jangkuk sudah dipasang bronjong, Insya Allah kawasan itu bisa lebih aman dari ancaman longsor serta luapan air sungai," katanya.
Afriady menambahkan, program pemasangan bronjong ini sekaligus sebagai program lanjutan dari penataan DAS Jangkuk bagian utara yang telah dilaksanakan pemerintah dengan pembukaan akses jalan inspeksi.
Baca juga: BPBD Bantul Yogyakarta menyebut alat EWS detektor banjir terpasang di lima titik
Baca juga: Pemdes Puyung gotong royong antisipasi banjir
"Setelah pembukaan jalan inspeksi DAS Jangkuk bisa memudahkan akses transportasi dan meningkatkan ekonomi warga sekitar," katanya menambahkan.