Jayapura (ANTARA) - Balai Bahasa Provinsi Papua menginginkan melalui kemah cerita pendek dapat melahirkan penulis bahasa daerah yang handal sehingga menghasilkan buku hasil karya dari anak-anak Bumi Cenderawasih.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Papua Sukardi Gau di Jayapura, Kamis, mengatakan kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD), yang dilaksanakan di sembilan kabupaten/kota di Papua.
"Kegiatan ini diikuti 18 peserta dan pendamping dari berbagai kabupaten kota yang mana tujuan kegiatan tersebut untuk melatih para siswa agar lebih intensif dalam menulis cerpen berbahasa daerah,"katanya.
Menurut Sukardi, untuk tema dituliskan yakni mulai dari lingkungan, seni, dan budaya dengan menggunakan bahasa daerah sehingga nantinya dapat diterbitkan dalam buku.
Sementara itu, Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Hafidz Muksin mengatakan kemampuan yang ada di dalam diri anak-anak pihaknya yakin, akan tumbuh narasi cerita pendek dari kehidupan sehari-hari.
"Dengan bimbingan kami yakin anak-anak bisa menulis berita pendek apalagi dengan potensi dapat menghasilkan karya sebagai sumber bacaan pendukung untuk literasi Indonesia," katanya.
Menurut Hafidz, pembangunan sumber daya manusia memang menjadi tulang punggung membangun masyarakat Papua yang cerdas, berprestasi, dan berdaya saing.
"Untuk itu pendidikan sangat berperan penting dalam menumbuhkan kreativitas untuk menuangkan ide dan gagasan sehingga di dokumentasikan dengan baik dari sebuah peristiwa sekecil apapun," ujarnya.
Baca juga: Revitalisasi bahasa daerah memiliki prinsip dinamis
Baca juga: Balai Bahasa: Eksistensi Bahasa Indonesia di tempat publik terancam bahasa asing
Baca juga: Revitalisasi bahasa daerah memiliki prinsip dinamis
Baca juga: Balai Bahasa: Eksistensi Bahasa Indonesia di tempat publik terancam bahasa asing
Dia menjelaskan pihaknya berharap melalui pelatihan dan pendampingan tersebut, dapat menggali ide atau gagasan dengan pengembangan kalimat bernuansa sastra dalam bahasa daerah.
"Mari membiasakan menulis, bila sudah menjadi kebiasaan maka menjadi semangat sehingga menghasilkan karya terbaik," katanya lagi.