Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Bima, Nusa Tenggara Barat menggandeng sejumlah BUMN dan BUMD untuk menekan angka stunting hingga satu persen.
Penjabat Wali Kota Bima, Mohammad Rum, mengatakan untuk menekan angka stunting dalam rangka mempersiapkan generasi emas 2045 bukan hal mudah. Pasalnya, stunting masih menjadi masalah utama bagi bayi dan anak di bawah usia dua tahun di Indonesia.
"Kondisi tersebut harus segera dientaskan karena akan menghambat momentum generasi emas Indonesia 2045," ujarnya saat pemberian bantuan telur bagi ibu dan balita, bertempat di Aula Kantor Lurah Ntobo, dalam keterangan tertulis diterima wartawan di Mataram, Rabu.
Ia mengakui Presiden Joko Widodo menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen di tahun 2024. Guna mencapai target tersebut, seluruh pihak diminta berkolaborasi menuntaskan percepatan penurunan stunting.
Berdasarkan laporan sistem elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat atau E-PPGBM yang memuat data hasil pengukuran dan pelaporan gizi yang dientri setiap bulan oleh pengelola gizi di tiap-tiap puskesmas, angka stunting di Kota Bima per 30 Oktober 2023 sebesar 11,52 persen.
Untuk itu, dirinya mengapresiasi peran Bank BSI cabang Bima dan Kejaksaan Negeri Raba Bima bersama-sama Pemerintah Kota Bima berupaya mengintervensi penurunan angka stunting di Kota Bima.
Karena lanjutnya pemerintah tidak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan semua pihak untuk menekan dan menurunkan angka stunting khususnya di Kota Bima. Sebagaimana lazimnya program nasional serta tugas sebagai Penjabat (Pj) di Kota Bima yang diamanatkan Mendagri salah satunya berupaya menekan angka stunting pada tahun 2024 menjadi 14 persen.
"Ini memang tidak mudah, tapi saya meyakini dan optimis dengan kolaborasi intervensi seperti ini, tahun depan stunting di Kota Bima mampu kita tekan 1 persen dari angka saat ini 11.52 persen per Oktober 2023," tegas Rum.
Rum berharap upaya dan ikhtiar intervensi seperti ini tidak saja berhenti di Kelurahan Ntobo, melainkan dapat menyebar di kelurahan-kelurahan lain di Kota Bima, sehingga kemiskinan ekstrem pun mampu dituntaskan bersama dan mewujudkan Indonesia generasi emas 2045.
Baca juga: Penguatan Bina Keluarga Lansia bantu turunkan Stunting di Sulsel
Baca juga: Biak implementasikan delapan aksi turunkan stunting anak
Pada acara tersebut, intervensi bantuan telur hasil kerjasama antara Pemerintah Kota Bima bersama BUMN/BUMD berupa telur sebanyak 100 krat yang diperuntukkan bagi 88 orang ibu dan balita di Kelurahan Ntobo dari empat posyandu yang menjadi cakupan wilayah kerja Puskesmas Penanae.
Penjabat Wali Kota Bima, Mohammad Rum, mengatakan untuk menekan angka stunting dalam rangka mempersiapkan generasi emas 2045 bukan hal mudah. Pasalnya, stunting masih menjadi masalah utama bagi bayi dan anak di bawah usia dua tahun di Indonesia.
"Kondisi tersebut harus segera dientaskan karena akan menghambat momentum generasi emas Indonesia 2045," ujarnya saat pemberian bantuan telur bagi ibu dan balita, bertempat di Aula Kantor Lurah Ntobo, dalam keterangan tertulis diterima wartawan di Mataram, Rabu.
Ia mengakui Presiden Joko Widodo menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen di tahun 2024. Guna mencapai target tersebut, seluruh pihak diminta berkolaborasi menuntaskan percepatan penurunan stunting.
Berdasarkan laporan sistem elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat atau E-PPGBM yang memuat data hasil pengukuran dan pelaporan gizi yang dientri setiap bulan oleh pengelola gizi di tiap-tiap puskesmas, angka stunting di Kota Bima per 30 Oktober 2023 sebesar 11,52 persen.
Untuk itu, dirinya mengapresiasi peran Bank BSI cabang Bima dan Kejaksaan Negeri Raba Bima bersama-sama Pemerintah Kota Bima berupaya mengintervensi penurunan angka stunting di Kota Bima.
Karena lanjutnya pemerintah tidak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan semua pihak untuk menekan dan menurunkan angka stunting khususnya di Kota Bima. Sebagaimana lazimnya program nasional serta tugas sebagai Penjabat (Pj) di Kota Bima yang diamanatkan Mendagri salah satunya berupaya menekan angka stunting pada tahun 2024 menjadi 14 persen.
"Ini memang tidak mudah, tapi saya meyakini dan optimis dengan kolaborasi intervensi seperti ini, tahun depan stunting di Kota Bima mampu kita tekan 1 persen dari angka saat ini 11.52 persen per Oktober 2023," tegas Rum.
Rum berharap upaya dan ikhtiar intervensi seperti ini tidak saja berhenti di Kelurahan Ntobo, melainkan dapat menyebar di kelurahan-kelurahan lain di Kota Bima, sehingga kemiskinan ekstrem pun mampu dituntaskan bersama dan mewujudkan Indonesia generasi emas 2045.
Baca juga: Penguatan Bina Keluarga Lansia bantu turunkan Stunting di Sulsel
Baca juga: Biak implementasikan delapan aksi turunkan stunting anak
Pada acara tersebut, intervensi bantuan telur hasil kerjasama antara Pemerintah Kota Bima bersama BUMN/BUMD berupa telur sebanyak 100 krat yang diperuntukkan bagi 88 orang ibu dan balita di Kelurahan Ntobo dari empat posyandu yang menjadi cakupan wilayah kerja Puskesmas Penanae.