Mataram (ANTARA) - Dinas Sosial Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyiagakan puluhan anggota taruna siaga bencana (tagana) selama 24 jam sebagai langkah antisipasi menghadapi potensi bencana hidrometeorologi dampak anomali cuaca.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Mataram Andi Darwis di Mataram, Kamis, mengatakan 45 anggota tagana disiagakan 24 jam dengan sistem sif.
"Anggota tangga itu kita bagi tiga kelompok dan mereka secara bergantian siaga di posko bencana di kantor kami selama 24 jam," katanya.
Potensi bencana hidrometeorologi akibat anomali cuaca yang perlu diwaspadai, antara lain banjir, abrasi pantai, luapan air sungai, longsor, dan pohon tumbang.
Dia menjelaskan anggota tagana disiagakan selama 24 jam untuk memudahkan informasi, koordinasi, dan penanganan bencana ketika terjadi bencana pada saat yang tidak terduga.
"Apalagi, jika bencana itu terjadi pada malam hari. Tim kami bisa lebih cepat melakukan penanganan untuk mengurangi risiko bencana," katanya.
Dinsos juga akan langsung memberikan bantuan kebutuhan dasar bagi para korban bencana, berupa paket sembako, seperti beras, minyak, sarden, air mineral, tikar, dan terpal.
"Intinya kita harus bergerak cepat memenuhi apa yang menjadi kebutuhan korban bencana pada saat itu juga. Setidaknya, itu bisa memberikan rasa aman bagi para korban bencana," katanya.
Di sisi lain, para anggota tagana juga bertugas untuk patroli memantau potensi bencana pada sejumlah titik rawan, terutama di sepanjang pantai dan aliran sungai yang melintasi Kota Mataram.
Mereka ada yang bertugas keliling di sepanjang 9 kilometer pantai Kota Mataram, keliling memantau kondisi tiga sungai yang melintasi Kota Mataram, yakni Sungai Jangkuk, Ancar, dan Brenyok.
Pemantauan dilakukan dengan patroli keliling menggunakan kendaraan yang telah disiapkan.
"Anggota kami ini, bekerja dan berkoordinasi melalui aplikasi WhatApp, dan mereka wajib melaporkan hasil pantauannya secara berkala," katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Mataram Andi Darwis di Mataram, Kamis, mengatakan 45 anggota tagana disiagakan 24 jam dengan sistem sif.
"Anggota tangga itu kita bagi tiga kelompok dan mereka secara bergantian siaga di posko bencana di kantor kami selama 24 jam," katanya.
Potensi bencana hidrometeorologi akibat anomali cuaca yang perlu diwaspadai, antara lain banjir, abrasi pantai, luapan air sungai, longsor, dan pohon tumbang.
Dia menjelaskan anggota tagana disiagakan selama 24 jam untuk memudahkan informasi, koordinasi, dan penanganan bencana ketika terjadi bencana pada saat yang tidak terduga.
"Apalagi, jika bencana itu terjadi pada malam hari. Tim kami bisa lebih cepat melakukan penanganan untuk mengurangi risiko bencana," katanya.
Dinsos juga akan langsung memberikan bantuan kebutuhan dasar bagi para korban bencana, berupa paket sembako, seperti beras, minyak, sarden, air mineral, tikar, dan terpal.
"Intinya kita harus bergerak cepat memenuhi apa yang menjadi kebutuhan korban bencana pada saat itu juga. Setidaknya, itu bisa memberikan rasa aman bagi para korban bencana," katanya.
Di sisi lain, para anggota tagana juga bertugas untuk patroli memantau potensi bencana pada sejumlah titik rawan, terutama di sepanjang pantai dan aliran sungai yang melintasi Kota Mataram.
Mereka ada yang bertugas keliling di sepanjang 9 kilometer pantai Kota Mataram, keliling memantau kondisi tiga sungai yang melintasi Kota Mataram, yakni Sungai Jangkuk, Ancar, dan Brenyok.
Pemantauan dilakukan dengan patroli keliling menggunakan kendaraan yang telah disiapkan.
"Anggota kami ini, bekerja dan berkoordinasi melalui aplikasi WhatApp, dan mereka wajib melaporkan hasil pantauannya secara berkala," katanya.