Manado (ANTARA) - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Sulawesi Utara mengikutsertakan forum masyarakat untuk ikut mengawasi pelaksanaan pemilu di provinsi tersebut.
"Memang salah satu program bawaslu untuk pencegahan menghadapi pemilu ini salah satunya kegiatan forum warga, khusus kali ini menyasar tokoh masyarakat, tokoh pemuda, organisasi-organisasi mahasiswa, dan organisasi kepemudaan," kata Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi Sulut Aldrin A. Christian di Manado, Minggu.
Aldrin mengatakan bahwa situasi internasional dan nasional sekarang ini berpotensi memengaruhi pelaksanaan tahapan pemilu.
"Isu negatif, hoaks, dan ujaran kebencian berpotensi ikut memengaruhi tahapan pemilu ini," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, bertepatan dengan tahapan kampanye saat ini, masyarakat butuh edukasi, literasi terkait dengan proses tahapan, terkait dengan penyelenggaranya, terkait dengan pesertanya, serta terkait dengan situasi yang berkembang sekarang ini.
Hal ini bertujuan agar pemilih mampu membedakan mana yang memang benar kampanye dan mana yang memang dimanfaatkan oleh oknum tertentu.
"Nah, di sini peran bawaslu untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat sekaligus mengajak untuk mengawasi secara partisipatif. Ini mengingat hak warga untuk memilih, mereka juga mempunyai kewajiban untuk menyukseskan pemilihan umum," katanya.
Bawaslu, lanjut dia, diberikan kewenangan untuk pengawasan. Akan tetapi, tidak mampu untuk menyasar sampai ke segenap kalangan.
Baca juga: KPU dan Bawaslu perlu utamakan jujur dan adil
Baca juga: Pemerintah Balikpapan mencairkan dana hibah KPU dan Bawaslu Balikpapan
"Oleh karena itu, butuh berbagai elemen masyarakat untuk membantu pengawasan secara partisipatif," ujarnya.
Bawaslu Provinsi Sulut menggelar rapat fasilitasi forum pengawasan partisipatif masyarakat menghadapi isu negatif, hoaks, dan ujaran kebencian pada tahapan kampanye Pemilu 2024 di provinsi ini.
"Memang salah satu program bawaslu untuk pencegahan menghadapi pemilu ini salah satunya kegiatan forum warga, khusus kali ini menyasar tokoh masyarakat, tokoh pemuda, organisasi-organisasi mahasiswa, dan organisasi kepemudaan," kata Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi Sulut Aldrin A. Christian di Manado, Minggu.
Aldrin mengatakan bahwa situasi internasional dan nasional sekarang ini berpotensi memengaruhi pelaksanaan tahapan pemilu.
"Isu negatif, hoaks, dan ujaran kebencian berpotensi ikut memengaruhi tahapan pemilu ini," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, bertepatan dengan tahapan kampanye saat ini, masyarakat butuh edukasi, literasi terkait dengan proses tahapan, terkait dengan penyelenggaranya, terkait dengan pesertanya, serta terkait dengan situasi yang berkembang sekarang ini.
Hal ini bertujuan agar pemilih mampu membedakan mana yang memang benar kampanye dan mana yang memang dimanfaatkan oleh oknum tertentu.
"Nah, di sini peran bawaslu untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat sekaligus mengajak untuk mengawasi secara partisipatif. Ini mengingat hak warga untuk memilih, mereka juga mempunyai kewajiban untuk menyukseskan pemilihan umum," katanya.
Bawaslu, lanjut dia, diberikan kewenangan untuk pengawasan. Akan tetapi, tidak mampu untuk menyasar sampai ke segenap kalangan.
Baca juga: KPU dan Bawaslu perlu utamakan jujur dan adil
Baca juga: Pemerintah Balikpapan mencairkan dana hibah KPU dan Bawaslu Balikpapan
"Oleh karena itu, butuh berbagai elemen masyarakat untuk membantu pengawasan secara partisipatif," ujarnya.
Bawaslu Provinsi Sulut menggelar rapat fasilitasi forum pengawasan partisipatif masyarakat menghadapi isu negatif, hoaks, dan ujaran kebencian pada tahapan kampanye Pemilu 2024 di provinsi ini.